Banyak wanita mengira miom akan hilang total begitu memasuki masa menopause. Padahal, faktanya tidak selalu demikian. Memang, penurunan hormon estrogen dan progesteron bisa membuat ukuran miom mengecil, tetapi bukan berarti miom tidak bisa muncul atau berkembang lagi. Penting untuk memahami bagaimana perubahan hormon bekerja agar Anda bisa lebih waspada terhadap gejala dan risiko yang mungkin tetap ada, bahkan setelah menopause. Yuk, simak penjelasannya!
Apakah Miom Bisa Tumbuh Saat Menopause?
Secara umum, miom memang cenderung mengecil ketika memasuki menopause karena kadar hormon terutama estrogen turun secara signifikan. Namun, pada sebagian wanita, miom tetap bisa muncul atau tumbuh kembali. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
- Terapi hormon pascamenopause (HRT) yang dapat meningkatkan kembali kadar estrogen.
- Kelebihan berat badan, karena jaringan lemak dapat memproduksi estrogen tambahan.
- Kondisi medis tertentu yang memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
Itulah sebabnya, meski risiko miom menurun setelah menopause, pemeriksaan rutin tetap disarankan untuk memantau perubahan yang mungkin terjadi.
Ciri dan Gejala Miom pada Wanita Menopause
Sementara banyak wanita mengira miom tidak lagi menimbulkan masalah setelah menopause, kenyataannya beberapa gejala miom masih dapat muncul. Untuk membantu mengenalinya lebih cepat, berikut ciri-ciri miom yang perlu diperhatikan:
- Perdarahan yang tidak normal setelah berhenti menstruasi
Setelah menopause, perdarahan seharusnya tidak terjadi. Jika masih muncul bercak atau perdarahan, ini bisa menjadi tanda adanya miom atau gangguan lain di rahim. - Nyeri atau tekanan di area panggul
Miom yang ukurannya cukup besar dapat menekan organ sekitar panggul sehingga menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman. - Perut terasa membesar atau kembung
Pertumbuhan miom dapat membuat perut terlihat lebih besar atau terasa penuh, mirip seperti kembung yang berkepanjangan. - Sering buang air kecil karena tekanan pada kandung kemih
Miom yang tumbuh ke arah kandung kemih dapat menekan organ tersebut dan menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. - Gejala ini sering disangka efek normal menopause
Banyak keluhan di atas dianggap hal biasa saat menopause, sehingga miom sering tidak terdeteksi.
Gejala-gejala tersebut memang bisa menyerupai perubahan tubuh alami saat menopause, tetapi bila muncul terus-menerus atau mengganggu aktivitas, penting untuk segera memeriksakannya ke dokter. Deteksi dini membantu memastikan apakah keluhan berasal dari miom atau kondisi kesehatan lainnya.
Cara Mendiagnosis Miom Setelah Menopause
Diagnosis miom pada wanita pascamenopause dilakukan melalui beberapa jenis pemeriksaan untuk memastikan apakah gejala yang muncul benar berasal dari miom atau kondisi lain. Pemeriksaan awal biasanya menggunakan pencitraan, lalu dapat dilanjutkan dengan tes tambahan jika diperlukan.
Pemeriksaan yang umum dilakukan:
- USG transvaginal atau USG panggul: untuk melihat ukuran, lokasi, dan jumlah miom secara jelas.
- MRI (jika diperlukan): memberikan gambaran lebih detail ketika hasil USG belum cukup akurat.
- Biopsi: dianjurkan bila terdapat perdarahan abnormal untuk memastikan sifat tumor dan menyingkirkan risiko keganasan.
Pemeriksaan ini sangat penting, terutama bagi wanita pascamenopause yang mengalami gejala mencurigakan. Deteksi dini membantu menentukan penanganan terbaik dan mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Penanganan Miom pada Wanita Menopause
Penanganan miom pada wanita menopause umumnya disesuaikan dengan ukuran miom, tingkat keparahan gejala, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan. Tidak semua miom membutuhkan tindakan agresif, terutama jika ukurannya kecil dan tidak menimbulkan keluhan. Penanganan yang dapat dilakukan:
- Pemantauan berkala
Miom yang kecil dan tidak bergejala biasanya cukup dipantau melalui pemeriksaan rutin untuk memastikan tidak terjadi pertumbuhan atau perubahan. - Tindakan medis bila diperlukan
- Obat penyusut hormon: digunakan dalam kondisi tertentu untuk membantu mengecilkan ukuran miom.
- Embolisasi arteri rahim: prosedur yang memutus aliran darah ke miom sehingga ukurannya mengecil.
- Operasi: dianjurkan jika miom menyebabkan perdarahan berat, menekan organ sekitar, atau dicurigai memiliki risiko keganasan.
- Penyesuaian gaya hidup sehat
Mengadopsi pola hidup sehat dapat membantu menjaga keseimbangan hormon secara alami. Ini termasuk menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, serta mengelola stres.
Dengan pendekatan yang tepat dan pemantauan yang teratur, miom pada wanita menopause dapat ditangani dengan baik sehingga tidak mengganggu kualitas hidup.
Meskipun menopause menurunkan risiko pertumbuhan miom, bukan berarti wanita sepenuhnya terbebas dari kemungkinan munculnya keluhan baru. Karena gejalanya sering menyerupai perubahan normal pascamenopause, penting untuk tetap peka terhadap setiap perubahan pada tubuh.
Pemeriksaan medis sangat penting karena dokter dapat memastikan apakah keluhan tersebut benar disebabkan oleh miom atau kondisi lain yang mungkin lebih serius, seperti polip atau bahkan kanker rahim.
Deteksi dini memungkinkan penanganan yang tepat dan lebih efektif, serta membantu mencegah komplikasi yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Dengan pemeriksaan rutin dan kewaspadaan, Anda dapat menjaga kesehatan reproduksi dengan lebih optimal.
Artikel ditulis oleh dr. Ervina Ningsih, Sp.OG (Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS EMC Pulomas).