Skoliosis merupakan kondisi kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan bentuk tulang tampak melengkung seperti huruf S atau C. Meski dapat terjadi pada siapa saja, faktanya banyak kasus skoliosis ditemukan pada anak usia sekolah, terutama di rentang usia 10–15 tahun. Pertanyaannya, mengapa anak sekolah lebih rentan mengalami skoliosis? Apa penyebabnya dan bagaimana cara mencegahnya?
Mengapa Skoliosis Sering Terjadi pada Anak Sekolah?
Masa sekolah merupakan periode penting di mana anak mengalami pertumbuhan tulang yang sangat cepat. Pada fase ini, tulang belakang masih sangat mudah berubah bentuk. Itulah mengapa kebiasaan sehari-hari yang tidak tepat dapat berpengaruh besar terhadap postur anak.
Selain itu, banyak aktivitas yang dilakukan anak sekolah justru tidak mendukung postur tubuh yang ideal, seperti cara duduk yang salah, kebiasaan membawa tas berat, hingga gaya hidup pasif. Bila kebiasaan tersebut berlangsung lama, risiko terjadinya skoliosis bisa meningkat.
Penyebab Skoliosis pada Anak
Meskipun sebagian besar kasus skoliosis pada anak bersifat idiopatik (tidak diketahui penyebab pastinya), ada beberapa faktor yang dapat memicu atau memperberat kondisi ini. Berikut penjelasannya:
1. Pertumbuhan Tulang yang Cepat
Pada masa pubertas, tulang tumbuh dengan sangat cepat. Ketidakseimbangan pertumbuhan otot dan tulang dapat menyebabkan tulang belakang lebih mudah melengkung. Anak perempuan biasanya lebih berisiko mengalami skoliosis idiopatik dibandingkan anak laki-laki.
2. Kebiasaan Duduk yang Salah
Anak sekolah sering duduk berjam-jam setiap hari. Posisi duduk membungkuk, miring, atau terlalu dekat dengan meja dapat memberi tekanan tidak merata pada tulang belakang. Jika dilakukan terus-menerus, postur tubuh dapat berubah.
3. Membawa Tas Sekolah yang Terlalu Berat
Tas sekolah yang berat dan hanya digantungkan pada satu bahu dapat menarik otot dan tulang belakang ke satu sisi. Kebiasaan ini dalam jangka panjang dapat memicu ketidakseimbangan postur.
4. Kebiasaan Menatap Gadget
Anak-anak masa kini banyak menggunakan gadget untuk belajar maupun bermain. Saat menunduk terlalu lama, beban kepala meningkat dan memberi tekanan besar pada tulang leher hingga punggung atas. Postur “turtle neck” dapat menyebabkan kelengkungan tulang belakang.
5. Faktor Genetik
Skoliosis bisa diturunkan dalam keluarga. Bila orang tua atau saudara kandung memiliki skoliosis, risiko anak untuk mengalami kondisi serupa bisa lebih tinggi.
Apa Saja Tanda-Tanda Skoliosis pada Anak?
Orang tua sering tidak menyadari bahwa anak mengalami skoliosis karena kelainannya bisa muncul secara perlahan. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
- Bahu tidak rata (salah satu bahu terlihat lebih tinggi).
- Pinggul tampak miring.
- Salah satu sisi tulang belikat lebih menonjol.
- Pakaian tampak jatuh tidak rata.
- Anak sering mengeluh nyeri punggung.
- Sulit berdiri tegak atau terlihat condong ke satu sisi.
Semakin cepat skoliosis terdeteksi, semakin besar peluang untuk mencegah kelengkungan bertambah parah.
Cara Mencegah Skoliosis pada Anak
Ada beberapa langkah yang bisa membantu menjaga kesehatan tulang belakang dan mengurangi risiko kelengkungan.
1. Biasakan Duduk dengan Postur yang Benar
- Duduk tegak dengan bahu rileks.
- Kaki menapak lantai, tidak menggantung.
- Jarak mata ke buku sekitar 30–40 cm.
- Gunakan kursi dan meja yang sesuai tinggi badan.
2. Gunakan Tas dengan Benar
- Pilih tas ransel dengan dua tali bahu, bukan tas selempang.
- Pastikan berat tas tidak lebih dari 10–15% berat badan anak.
- Atur barang bawaan agar lebih ringan.
3. Batasi Penggunaan Gadget
- Berikan batas waktu screen time harian.
- Pastikan anak menggunakan gadget pada posisi yang benar (tidak menunduk dalam waktu lama).
- Arahkan anak untuk beristirahat setiap 30 menit.
4. Rutin Olahraga
Aktivitas fisik membantu memperkuat otot punggung dan meningkatkan fleksibilitas tulang belakang. Olahraga yang dianjurkan antara lain:
- Berenang
- Yoga anak
- Bersepeda
- Latihan postur
5. Periksa Postur Secara Berkala
Orang tua dapat melakukan pemeriksaan sederhana di rumah, seperti tes membungkuk ke depan. Bila terlihat kelengkungan, segera konsultasikan ke dokter ortopedi.
6. Penuhi Nutrisi Tulang
Pastikan anak mendapatkan asupan kalsium, vitamin D, magnesium, dan protein untuk menunjang kesehatan tulang.
Melakukan pemeriksaan dini, risiko skoliosis dapat ditekan secara signifikan. Jika Anda melihat adanya tanda-tanda skoliosis pada anak, jangan menunggu hingga kelengkungan semakin parah. Pemeriksaan sejak dini ke dokter ortopedi sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat.
Artikel ditulis oleh dr. I Made Buddy Setiawan, M.Biomed, Sp.OT(K)Spine (Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi, Konsultan Tulang Belakang RS EMC Cikarang, Pekayon & Sentul).