Kenali Tanda dan Bahaya Stroke

Stroke merupakan salah satu kondisi kegawatan medis yang dapat menyebabkan kecacatan permanen atau bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian nomor satu dan penyumbang utama kecacatan. Meningkatnya angka kejadian stroke disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, penyakit penyerta seperti darah tinggi, kencing manis dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda-tanda awal stroke.

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang apa itu stroke, tanda-tanda awal yang harus diwaspadai, serta bahaya yang dapat ditimbulkan jika stroke tidak segera ditangani.

BACA JUGA: Code Stroke: Deteksi Dini, Penanganan Cepat, Selamatkan Nyawa!

Apa Itu Stroke?

Stroke adalah kondisi ketika aliran darah ke otak terganggu, baik karena sumbatan (stroke iskemik) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Ketika suplai darah ke otak terganggu, sel-sel otak akan kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel otak mati dalam hitungan menit. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada bagian otak yang terkena, dan dampaknya tergantung pada lokasi serta tingkat keparahan stroke.

Jenis-Jenis Stroke:

  1. Stroke Iskemik:
    Jenis stroke yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada pembuluh darah otak, sering kali disebabkan oleh gumpalan darah yang terlepas dari plak pembuluh darah (trombus) atau sumber lainnya seperti jantung yang ikut mengalir melalui pembuluh darah (embolus). Sekitar 87% kasus stroke adalah jenis stroke iskemik.
  2. Stroke Hemoragik:
    Jenis stroke ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, yang menyebabkan peningkatan tekanan didalam otak dan mendesak bagian otak didalam yang dapat mengancam jiwa. Jenis stroke ini biasanya terjadi akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol atau kelainan pembuluh darah.
  3. Serangan Iskemik Sepintas /Transient Ischemic Attack  (TIA):
    Sering disebut "mini stroke", TIA adalah gangguan sementara aliran darah ke otak yang gejalanya mirip stroke tapi hilang dalam beberapa menit atau jam. Meski bersifat sementara, TIA merupakan peringatan serius akan risiko stroke yang lebih besar di kemudian hari.

Kenali Tanda-Tanda Stroke

Mengenali gejala stroke sedini mungkin sangat penting untuk mempercepat penanganan medis dan meminimalisir dampaknya. Salah satu cara mudah untuk mengenali tanda-tanda stroke adalah dengan metode "FAST":

F - Face Drooping (Wajah Menurun)

Perhatikan apakah salah satu sisi wajah tampak turun atau tidak simetris saat tersenyum.

A - Arm Weakness (Lengan Lemah)

Minta orang tersebut mengangkat kedua lengan. Jika salah satu lengan tampak lemah atau jatuh, itu bisa menjadi tanda stroke.

S - Speech Difficulty (Kesulitan Bicara)

Perhatikan apakah orang tersebut mengalami kesulitan bicara, berbicara pelo, atau tidak dapat mengulang kalimat sederhana.

T - Time to Call Emergency (Waktunya Hubungi Darurat)

Jika salah satu dari tanda-tanda di atas muncul, segera hubungi layanan darurat medis. Penanganan cepat dapat mengurangi kerusakan otak yang menyebabkan kecacatan dan kematian.

Selain metode FAST, beberapa gejala lain yang juga perlu diwaspadai meliputi:

  • Kebingungan mendadak
  • Kesulitan melihat pada satu atau kedua mata
  • Gangguan keseimbangan dan koordinasi
  • Pusing atau sakit kepala berat secara tiba-tiba tanpa sebab jelas
  • Mati rasa mendadak pada wajah, tangan, atau kaki (terutama pada satu sisi tubuh)

Bahaya Stroke Jika Tidak Segera Ditangani

Stroke bukan hanya menyebabkan gangguan fungsi tubuh sementara, tapi bisa menimbulkan konsekuensi jangka panjang bahkan kematian. Berikut beberapa bahaya serius dari stroke:

  1. Kecacatan Permanen
    Stroke dapat merusak bagian otak yang mengontrol gerakan, bahasa dan pemahaman. Banyak penderita stroke mengalami kelumpuhan sebagian tubuh (hemiplegia), gangguan Bahasa dan pemahaman (afasia), atau kehilangan kendali fungsi tubuh lainnya.
  1. Gangguan Kognitif dan Emosional
    Stroke dapat menyebabkan penurunan kemampuan berpikir, hilangnya daya ingat dan mudah lupa (demensia), atau perubahan perilaku. Selain itu, penderita stroke juga rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan karena perubahan kondisi hidup mereka.
  1. Kesulitan Menelan dan Bicara
    Kerusakan otak akibat stroke bisa mengganggu kemampuan untuk berbicara lancer (disatria) dan menelan (disfagia), yang berdampak pada asupan nutrisi dan risiko tersedak.
  1. Komplikasi Sekunder
    Penderita stroke berisiko tinggi mengalami komplikasi seperti infeksi saluran pernapasan, luka tekan (dekubitus), trombosis vena dalam, hingga serangan stroke berulang.
  1. Kematian
    Tanpa penanganan cepat dan tepat, stroke bisa berakibat fatal dalam hitungan jam. Oleh karena itu, kecepatan merespons gejala sangat menentukan luaran penderita stroke.

Faktor Risiko Stroke

Mengetahui faktor risiko stroke dapat membantu kita mengambil langkah pencegahan. Faktor risiko dibagi menjadi dua kategori: yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan.

Faktor Risiko yang Bisa Dikendalikan:

  • Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
  • Kencing manis (Diabetes melitus)
  • Kolesterol tinggi
  • Merokok
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Kelebihan berat badan (Obesitas) 
  • Pola hidup kurang aktif dan bermalas-malasan (Gaya hidup Sedentari)
  • Penyakit jantung (fibrilasi atrium, gagal jantung)
  • Stres berlebihan

Faktor Risiko yang Tidak Bisa Dikendalikan:

  • Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin: Laki-laki memiliki risiko sedikit lebih tinggi.
  • Riwayat keluarga: Stroke bisa bersifat genetik.
  • Pernah mengalami stroke atau TIA sebelumnya

Langkah Pencegahan Stroke

Stroke bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan mengelola kondisi medis yang dimiliki. Berikut beberapa cara efektif untuk mencegah stroke:

  1. Kontrol Tekanan Darah
    Hipertensi adalah faktor risiko terbesar stroke. Rutin cek tekanan darah dan konsumsi obat teratur sesuai anjuran dokter.
  2. Kelola Gula Darah dan Kolesterol
    Penderita kencing manis dan kolesterol tinggi harus menjaga pola makan dan minum obat sesuai anjuran dokter.
  3. Hentikan Merokok dan Kurangi Alkohol
    Zat dalam rokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah.
  4. Olahraga Teratur
    Aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dapat meningkatkan kesehatan jantung dan aliran pembuluh darah.
  5. Pola Makan Sehat
    Konsumsi lebih banyak buah, sayur, biji-bijian, dan hindari makanan tinggi lemak jenuh dan garam berlebih.
  6. Kelola Stres
    Meditasi, relaksasi, atau hobi yang menenangkan bisa membantu menurunkan tekanan darah.

Kapan Harus Ke Dokter?

Jika Anda atau orang di sekitar menunjukkan tanda-tanda stroke, jangan tunda mencari bantuan medis. Pergi ke rumah sakit terdekat atau hubungi ambulans untuk mendapatkan pertolongan segera. Penanganan stroke efektif jika dilakukan dalam waktu 3 jam sejak gejala muncul.

Artikel ditulis oleh dr. Poek Denny Purbawijaya, Sp.N (Dokter Spesialis Neurologi / Saraf RS EMC Cikarang).