Mitos atau Fakta? Mengungkap Kebenaran Seputar Penyakit TB

TB adalah singkatan dari tuberkulosis, kadang-kadang disebut sebagai penyakit TB. TB Merupakan infeksi bakteri menular yang terutama menyerang paru-paru, namun juga bisa mempengaruhi bagian tubuh lain seperti otak, ginjal, atau tulang. Mycobacterium tuberculosis adalah nama mikroorganisme penyebab tuberkulosis. Meskipun gejala tuberkulosis mungkin berbeda-beda, sering kali gejalanya berupa batuk kronis, demam, kelelahan, penurunan berat badan, dan terkadang dahak berdarah. TB adalah penyakit berbahaya yang jika tidak diobati dapat berakibat fatal.

Sejak tahun 2015, Indonesia mengalami peningkatan tajam dalam jumlah kasus TB yang terdeteksi. Hal ini disebabkan oleh Kementerian Kesehatan yang menggunakan instrumen yang lebih canggih untuk mengidentifikasi tuberkulosis. Namun, kurangnya pengetahuan tentang penyakit ini juga turut menyebabkan tingginya angka infeksi tuberkulosis di Indonesia. Meski fakta pasti seputar TB masih belum diketahui, masih banyak mitos yang beredar.

Mitos inilah yang membuat masyarakat ragu untuk memeriksakan tentang TB sedari awal. Selain itu, banyak di antaranya bersifat mistis dan tidak terbukti secara medis. Akibatnya banyak yang terlambat menerima pengobatan. Jika mitos tentang TB adalah pemahaman umum yang salah, lantas seperti apa fakta sebenarnya?

Mitos dan Fakta TB

  1. TB adalah Penyakit Genetik
    Ini adalah mitos. Banyak yang masih percaya bahwa tuberkulosis adalah penyakit keturunan. Penularan TB disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis, meski sering menular di kalangan anggota keluarga. Percikan air liur yang dikeluarkan saat seseorang batuk, bersin, atau bahkan sekadar berbicara mungkin saja menularkan bakteri tersebut. Setelah itu, orang lain menghirup air liur yang dikeluarkan. Tingginya tingkat interaksi dalam keluarga menjadi penyebab penyakit ini sering tertular melalui keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa bukan tidak mungkin seseorang tanpa keluarga dengan riwayat TB bisa terkena penyakit ini.

  2. Infeksi TB Hanya Menyerang Paru-Paru
    Ini juga merupakan mitos. Hal ini dapat mengurangi kewaspadaan akan perkembangan penyakit pada penderita. Bakteri TB akan menetap di paru-paru setelah masuk ke dalam tubuh. Namun hal ini tidak berarti bahwa bakteri ini hanya menyerang organ tubuh tersebut saja. Faktanya, serangan terhadap paru-paru hanya awalan dari penyakit TB. Setelah itu, bakteri akan tumbuh di sana dan mulai merusak sel lain. Sebelum menginfeksi organ tubuh lain, kuman tersebut akan berpindah melalui aliran darah ke area tubuh lainnya. Ada berbagai jenis TB, termasuk TB usus, TB kelenjar getah bening, dan TB tulang. Selain itu, jantung, sistem saraf, dan organ lainnya mungkin terserang tuberkulosis.

  3. Berbagi Makanan dengan Penderita TB Dapat Menularkan Penyakit
    Ini adalah fakta. Seperti yang disebutkan sebelumnya sebagai penyakit menular, tuberkulosis dapat menyebar melalui droplet atau air liur. Oleh karena itu, untuk menghentikan penyebaran penyakit, pasien TB sebaiknya tidak menggunakan peralatan makan dan minum yang sama dengan orang sehat.

  4. Penyakit TB Tidak Dapat Sembuh
    Ini adalah mitos. Banyak orang yang masih ragu mengenai kemungkinan sembuh dari TB. Alasannya adalah banyak orang yang percaya bahwa tidak ada cara untuk menyembuhkan penyakit ini. Faktanya, 99% penderita TB dapat sembuh dengan pengobatan TB rutin dalam jangka waktu 6 hingga 9 bulan, walaupun TB merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu untuk sembuh. Bakteri penyebab infeksi tuberkulosis hanya akan melemah sesaat jika terapi tidak dipatuhi secara konsisten, dan bakteri tersebut dapat aktif kembali hingga menjadi resisten terhadap obat anti tuberkulosis. Kondisi tersebut dikenal juga dengan multidrug-resistant tuberculosis atau MDR-TB.

  5. Orang yang Terinfeksi TB Sudah Pasti Sakit
    Itu hanya mitos. Faktanya, mayoritas orang setidaknya pernah satu kali terpapar bakteri TB seumur hidupnya. Namun, hanya 10% dari mereka yang terinfeksi bakteri TB akan mengembangkan penyakit TB. TB laten adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika kuman masuk ke dalam tubuh tetapi tidak aktif. Hal ini menunjukkan tidak adanya gejala. Bakteri penyebab tuberkulosis cenderung tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat.

Baca juga: Komplikasi yang Diakibatkan Tuberkulosis

Dalam menghadapi penyakit TB, pemahaman tentang fakta-fakta yang sebenarnya menjadi kunci untuk pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan yang efektif. Dengan menghilangkan mitos dan menyebarkan informasi yang akurat, kita dapat meningkatkan kesadaran masyarakat serta memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang memadai terhadap perawatan yang diperlukan. Semoga dengan upaya bersama, kita dapat mengatasi tantangan yang dihadapi oleh penyakit yang serius ini dan mewujudkan masyarakat yang lebih sehat.

Artikel ditulis oleh dr. Rudy Kurniawan Putra, Sp.P (Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan RS EMC Cikarang).