Jangan Disepelekan! Kenali Istilah Angin Duduk dan Cara Untuk Mencegahnya

Angin duduk merupakan sebuah istilah yang sering digunakan di Indonesia untuk menggambarkan kondisi yang ditandai dengan nyeri dada tiba-tiba yang mirip dengan serangan jantung. Namun, dalam dunia medis, istilah ini tidak dikenal secara resmi. Banyak yang mengaitkannya dengan kondisi medis angina pectoris hingga serangan jantung.

Mengenal Kondisi Medis Angin Duduk

Angin duduk oleh masyarakat awam diartikan sebagai rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang datang secara tiba-tiba dan intens. Dalam terminologi medis, kondisi ini lebih dikenal sebagai angina pectoris. Angina pectoris adalah gejala dari penyakit jantung koroner, di mana aliran darah ke otot jantung berkurang akibat penyempitan atau penyumbatan arteri koroner.

Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan angina pectoris:

1. Penyempitan arteri koroner

Plak yang terbentuk dari platelet, fibrin, kolesterol, dan zat lainnya di dinding arteri dapat menyumbat arteri koroner sehingga mengurangi aliran darah ke jantung.

2. Spasme arteri koroner

Kontraksi pada dinding arteri koroner dapat mengurangi aliran darah ke jantung sementara.

3. Anemia

Kekurangan sel darah merah yang membawa oksigen dapat menyebabkan otot jantung kurang mendapat suplai dan memicu angina.

Gejala Angina Pectoris

Terdapat beberapa gejala utama dari angina pectoris yang meliputi beberapa hal berikut:

  1. Nyeri dada berupa nyeri atau rasa tidak nyaman di dada yang bisa menjalar ke lengan, leher, rahang, atau punggung. Nyeri ini terasa seperti ditindih atau ditekan benda berat.
  2. Mengalami kesulitan bernapas atau merasa sesak napas saat beraktivitas.
  3. Berkeringat dingin secara berlebihan tanpa sebab yang jelas.
  4. Perasaan mual atau muntah, terutama saat nyeri dada muncul.
  5. Merasa sangat lelah atau lemah tanpa alasan yang jelas.

BACA JUGA: Serangan Jantung dan Bagaimana Pertolongan Pertama yang Dilakukan?

Bagaimana Cara Mencegah Angina Pectoris?

Untuk mencegah terjadinya angina pectoris, sangat penting untuk secara konsisten menjaga kesehatan jantung dan secara proaktif mengurangi berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Anda dapat menerapkan langkah-langkah berikut ini:

  1. Hindari merokok: Salah satu faktor risiko utama penyakit jantung adalah merokok. Dengan perilaku berhenti merokok, Anda dapat mengurangi risiko angina serta penyakit jantung koroner.
  2. Melakukan diet seimbang: Anda dapat mengonsumsi makanan yang rendah lemak jenuh, kolesterol, dan juga garam. Sebaiknya, perbanyak asupan buah, sayur-sayuran, dan biji-bijian untuk memberikan nutrisi yang baik bagi tubuh Anda.
  3. Olahraga teratur: Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengontrol berat badan.
  4. Mengontrol berat badan: Apabila Anda menjaga berat badan tetap ideal, Anda dapat mengurangi beban kerja jantung yang berisiko penyakit jantung.
  5. Kelola stres: Stres yang berlebihan dapat memicu angina. Teknik relaksasi, meditasi, dan latihan pernapasan dapat membantu mengelola stres.
  6. Pantau kesehatan: Rutin memeriksa tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah dapat membantu mendeteksi dan mengelola faktor risiko penyakit jantung.
  7. Minum obat secara teratur: Jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang memerlukan pengobatan, seperti hipertensi atau diabetes, pastikan untuk mengikuti anjuran dokter dan minum obat secara teratur.

Angin duduk atau angina pectoris adalah kondisi serius yang menandakan adanya masalah pada jantung. Meskipun sering dianggap sepele, nyeri dada yang tiba-tiba dan intens bisa menjadi tanda peringatan dari penyakit jantung koroner. Penting untuk mengenali gejala angina pectoris dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan jantung. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami nyeri dada yang mencurigakan, segera cari bantuan medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Kesehatan jantung adalah salah satu kunci untuk hidup yang sehat dan panjang karena jantung merupakan salah satu organ vital yang terdapat dalam tubuh manusia. Mari ciptakan hidup sehat bersama!

Artikel ditulis oleh dr. Nurul Rahayu, Sp.JP, FIHA, FESC (Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS EMC Pekayon).