
Serangan jantung, mungkin inilah hal yang pertama kali Anda pikirkan saat merasa nyeri di dada. Padahal, nyeri pada dada tidak selalu berkaitan dengan masalah pada jantung. Penelitian menemukan bahwa nyeri dada terjadi akibat kontraksi otot disekitar tulang rusuk.
Kontraksi ini tidak dapat kita kendalikan dan menyebabkan otot di bagian dada menjadi tegang hingga kejang atau biasa dikenal dengan kram otot dada. Agar tidak salah menangani kram otot dada, Anda perlu mengetahui penyebabnya.
Yuk, simak beberapa penyebab kram otot dada dan cara penanganannya.
Penyebab Kram Otot Dada
Kram otot dada umumnya muncul karena dipicu oleh sejumlah faktor, antara lain:
1. Asam lambung
Dalam kondisi tertentu, asam lambung bisa naik ke kerongkongan. Keadaan ini disebut dengan refluks asam lambung. Dampaknya adalah rasa seperti terbakar di sekitar tulang dada sehingga sering dianggap sebagai serangan jantung.
Jika Anda mengalami refluks asam lambung lebih dari dua kali seminggu, segeralah konsultasikan ke dokter. Pasalnya, hal tersebut merupakan gejala GERD yang harus segera diobati.
2. Kostokondritis (Radang Tulang)
Penyebab nyeri dada lainnya yang cukup umum adalah kostokondritis, yaitu kondisi radang pada persendian tulang rusuk & tulang rawan dada. Penyebabnya bisa beragam, dari cedera dada hingga virus.
Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti tekanan pada dinding dada seperti ditusuk-tusuk.
3. Kram otot
Aktivitas berat seperti olahraga bisa membuat otot pada tubuh Anda menjadi tegang, termasuk juga otot dada. Terlebih lagi jika Anda mengalami cedera penekanan saraf dada.
Nyerinya dapat terasa dari dada hingga sekujur lengan Anda bahkan hingga mati rasa. Hal ini membuat kram otot sering dianggap sebagai serangan jantung.
Itulah beberapa kondisi yang menyebabkan kram otot dada selain serangan jantung. Bila kram terjadi, tetaplah tenang agar otot tidak semakin tegang.
Cara Dokter Mendiagnosis Kram Otot Dada
Ketika Anda merasakan otot dada tertarik, tegang, atau nyeri hebat, kondisi ini bisa menandakan adanya cedera pada otot dada. Sebaiknya segera periksa ke dokter untuk memastikan tingkat keparahan dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Dalam proses diagnosis, dokter biasanya akan menanyakan gejala, riwayat kesehatan, serta aktivitas yang mungkin memicu rasa sakit. Pemeriksaan fisik hingga penunjang, seperti X-ray, dapat dilakukan untuk menilai kondisi lebih lanjut.
Tingkatan Cedera Otot Dada
Dokter kemudian akan menentukan tingkat cedera berdasarkan kerusakan otot yang terjadi, yaitu:
- Tingkat 1 (Ringan): Terjadi kerusakan pada serat otot sebesar 5%. Biasanya menyebabkan sedikit penurunan kekuatan dan pergerakan. Proses pemulihan memakan waktu sekitar 2–3 minggu.
- Tingkat 2 (Sedang): Cedera mengenai area serat otot yang lebih luas, tetapi jaringan tersebut masih belum mengalami kerusakan total. Pemulihan umumnya membutuhkan waktu 2–3 bulan.
- Tingkat 3 (Berat): Otot mengalami robekan total sehingga menimbulkan kerusakan parah. Pada kasus ini, sering kali diperlukan tindakan medis khusus untuk memperbaiki jaringan otot yang rusak.
Cara Penanganan Kram Otot Dada
Terdapat cara penanganan pertama untuk meredakan kram yang disebut RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation):
- Rest (Segera beristirahat)
Saat kram, segeralah berhenti melakukan aktivitas hingga kram dada reda. Jika kram kembali berulang bahkan hingga beberapa hari, kurangi intensitas kegiatan Anda atau ambil waktu untuk beristirahat di rumah.
- Ice (Kompres bagian yang nyeri)
Untuk membantu meringankan nyeri kram otot dada, kompres dengan es yang dilapisi handuk. Kompres bagian yang nyeri kurang lebih 20 menit. Anda bisa mengulanginya beberapa kali hingga terasa lebih nyaman.
- Compression (Balut dengan perban)
Selain mengompres, Anda bisa membalut dada yang nyeri dengan perban. Namun, Anda sebaiknya meminta bantuan perawat atau dokter yang sudah berpengalaman untuk membantu membalut dada Anda dengan teknik yang benar.
- Elevation (Berada dalam posisi lebih tinggi)
Jika kram menyerang, Anda dapat mengambil sikap duduk dengan tegak. Hindari berbaring saat kram otot dada terjadi. Sambil duduk tegak, Anda bisa memberikan pijatan ringan hingga terasa lebih nyaman.
- Mengonsumsi pereda nyeri
Obat pereda nyeri bisa menjadi pilihan jika kram tidak mereda.
Risiko dan Komplikasi Cedera dan Kram Otot Dada
Umumnya, cedera dan kram otot dada dapat pulih dalam hitungan hari hingga beberapa minggu tanpa menimbulkan masalah serius. Namun, pada kondisi yang lebih berat dan tidak segera ditangani, cedera ini berpotensi mengganggu fungsi pernapasan bahkan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi paru-paru.
Apabila keluhan kram atau cedera pada otot dada tidak juga membaik, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter. Pemeriksaan medis akan membantu menemukan penyebab pastinya sehingga penanganan dapat diberikan secara tepat sekaligus mencegah terjadinya komplikasi di kemudian hari.
Artikel ditulis oleh dr. Emile Tumpal Hombaron, Sp.JP (K) FIHA (Spesialis Jantung & Pembuluh Darah RS EMC Alam Sutera).