
Berolahraga bukan hanya soal membentuk tubuh ideal, tapi juga memperpanjang usia. Salah satu kunci utama hidup sehat dan panjang umur adalah dengan rutin melatih dua organ vital tubuh, jantung dan paru-paru.
Latih Jantung dan Paru-Paru
Bila tidak dilatih secara rutin, fungsi keduanya akan menurun seiring bertambahnya usia. Jantung dan paru-paru ini adalah dua organ yang paling perlu diwaspadai. Ibaratnya kalau dia berhenti gak mau kerja, kita juga habis masa berlakunya di dunia ini.
Jantung bertugas memompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan paru-paru menyalurkan oksigen untuk metabolisme. Bila tidak aktif secara optimal, kualitas hidup akan ikut menurun.
Jantung kalau tidak berdetak satu menit saja, sudah selesai. Paru kalau lima menit nggak ambil napas, gagal napas, selesai juga.
Cara menjaganya? Bukan lewat suplemen mahal, melainkan olahraga rutin, terutama latihan aerobik.
Latihan Aerobik adalah Obat Panjang Umur
Latihan aerobik adalah aktivitas ritmis dan kontinu yang melibatkan otot besar serta meningkatkan denyut jantung. Contohnya antara lain:
- Jalan cepat
- Lari
- Bersepeda
- Berenang
- Naik turun tangga
- Senam aerobik
- Lompat tali
Latihan ini harus dilakukan minimal 30 menit setiap hari, atau setidaknya 150 menit per minggu. Olahraga itu obat, Jadi kita mesti ‘menyiksa’ dua organ ini dengan resep yang benar agar fungsinya tahan lama.
Bukan Karena Tua Jadi Berhenti Olahraga
Kesalahan umum yang sering dilakukan orang adalah menganggap usia tua sebagai alasan untuk berhenti olahraga. Padahal, justru sebaliknya. Semakin tua, tubuh semakin butuh olahraga.
Di atas umur 40 tahun, fungsi otak, jantung, dan paru mulai menurun. Otot mengecil lebih cepat jika tidak digunakan. Oleh karena itu, penting untuk tetap aktif demi menjaga kebugaran dan memperlambat proses penuaan.
Bukan gara-gara tambah tua kita jadi stop olahraga, tapi gara-gara stop olahraga badan kita tambah tua.
Selain aerobik untuk jantung dan paru, Ada dua jenis latihan lain yang tak kalah penting:
1. Latihan kekuatan otot
Gunakan berat badan sendiri, seperti push-up, sit-up, atau plank. Cukup 7 menit sudah bisa memberikan efek signifikan jika dilakukan rutin.
2. Latihan fleksibilitas (stretching)
Fokuskan peregangan di titik yang terasa kaku atau tidak nyaman. Tahan minimal 10 detik di setiap titik agar kelenturan tubuh tetap terjaga.
Jika kamu sudah berusia 60 tahun ke atas, tambahkan satu jenis latihan lagi, yaitu latihan keseimbangan. Contohnya, berdiri dengan satu kaki dan tahan selama 20 detik untuk mencegah risiko jatuh.
BACA JUGA: Apa Benar Kaki Ditekuk Setelah Olahraga Bisa Sebabkan Varises?
Olahraga Sesuai Minat
Tidak semua orang cocok dengan jenis olahraga yang sama. Karena itulah penting untuk memilih aktivitas fisik yang sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.
Orang yang suka jalan jangan dipaksa lari. Yang suka sepeda jangan disuruh berenang. Sesuaikan dengan bakat dan kesukaan agar konsisten.
Artikel dibuat berdasarkan program Healthy Monday kolaborasi EMC Healthcare dengan Liputan6, bersama narasumber dr. Alfa Januar Krista, Sp.OT (Foot and Ankle Surgeon), M.Kes, FICS, AIFO-K (Spesialis Ortopedi & Traumatologi, Foot & Ankle Surgeon RS EMC Pekayon) & dr. Anita Suryani, Sp.KO (Spesialis Kedokteran Olahraga RS EMC Grha Kedoya & Sentul).