Apakah Kesemutan itu Normal? Berikut Kondisi yang Perlu Diperhatikan!

Kesemutan adalah sensasi yang sering kita rasakan, terutama ketika duduk atau tidur dalam posisi yang tidak nyaman. Meskipun terkadang dianggap sepele, kesemutan bisa menjadi petunjuk penting tentang kondisi tubuh kita, terutama terkait dengan sistem saraf. Artikel ini akan membahas apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh kita saat merasakan kesemutan.

BACA JUGA: Sering Mengalami Kesemutan pada Tungkai Kaki? Kenali Penyebabnya di Sini!

Apa Itu Kesemutan?

Kesemutan adalah sensasi yang biasanya terjadi pada bagian tubuh seperti tangan, kaki, atau jari-jari. Rasanya bisa seperti ditusuk-tusuk dengan jarum, terbakar, atau merasa mati rasa. Dalam istilah medis, kesemutan dikenal dengan nama "parestesia."

Kesemutan sering terjadi setelah kita duduk atau tidur dalam posisi yang menekan saraf atau pembuluh darah, misalnya ketika kaki tertidur. Pada kondisi ini, biasanya sensasi kesemutan akan hilang dalam beberapa detik atau menit setelah posisi tubuh diperbaiki.

Namun, ketika kesemutan terjadi tanpa alasan yang jelas atau berlangsung lama, itu bisa menjadi tanda adanya gangguan pada sistem saraf atau sirkulasi darah.

Apa yang Terjadi Secara Fisiologis Saat Kesemutan?

Ketika kita merasakan kesemutan, ada beberapa proses yang terjadi di dalam tubuh kita:

  1. Tekanan pada Saraf atau Pembuluh Darah
    Ketika tubuh atau bagian tubuh kita tertekan dalam waktu yang lama, seperti ketika kita duduk dengan kaki disilangkan atau tidur di posisi yang tidak nyaman, tekanan tersebut dapat menekan saraf atau pembuluh darah. Hal ini menghalangi aliran darah yang normal ke saraf tertentu. Sebagai respons, tubuh mengirimkan sinyal ke otak bahwa ada gangguan pada area yang tertekan.
  2. Gangguan Penghantaran Sinyal Saraf
    Saraf di tubuh kita bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal dari dan ke otak. Ketika saraf tertekan, proses penghantaran sinyal ini terganggu. Ini mengakibatkan gangguan dalam persepsi sensasi, yang menyebabkan kesemutan. Sensasi ini sering digambarkan sebagai "rasa tertusuk jarum" atau sensasi terbakar.
  3. Pemulihan Aliran Darah
    Setelah tekanan pada saraf atau pembuluh darah hilang, aliran darah mulai kembali normal. Aliran darah yang kembali normal bisa menyebabkan sensasi kesemutan yang lebih kuat atau intens. Ini adalah tanda bahwa tubuh sedang "memulihkan diri" dan memulihkan fungsi normalnya.
  4. Respons Otak terhadap Gangguan Saraf
    Ketika saraf tertekan, otak menerima sinyal "kesalahan" atau gangguan. Otak kemudian memproses sinyal ini, tetapi karena gangguan tersebut bersifat sementara, otak mengartikan sensasi tersebut sebagai kesemutan. Ketika tekanan berkurang, otak kembali menerima sinyal normal dari saraf dan sensasi kesemutan pun akan hilang.

Kapan Kesemutan Menjadi Masalah?

Meskipun kesemutan kadang-kadang normal dan bisa hilang dengan sendirinya, ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan, terutama jika kesemutan sering terjadi atau berlangsung lama.

  1. Gangguan Saraf Perifer (Neuropati Perifer)
    Gangguan saraf seperti neuropati perifer bisa menyebabkan kesemutan yang terus-menerus. Ini terjadi ketika saraf-saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang rusak, biasanya akibat diabetes, alkoholisme, atau infeksi tertentu.
  2. Sirkulasi Darah yang Buruk
    Jika kesemutan terjadi bersamaan dengan rasa dingin, pucat, atau kebiruan pada kulit, ini bisa menunjukkan masalah dengan sirkulasi darah, seperti penyakit arteri perifer.
  3. Kondisi Medis Tertentu
    Beberapa kondisi medis seperti multiple sclerosis, stroke, atau bahkan migrain bisa menyebabkan kesemutan sebagai salah satu gejalanya. Kesemutan yang disertai dengan gejala lain, seperti kelemahan pada salah satu sisi tubuh atau kesulitan berbicara, harus segera diperiksakan ke dokter.
  4. Tekanan pada Saraf (Misalnya, Hernia Nukleus Pulposus)
    Pada beberapa kasus, tekanan yang lebih besar pada saraf akibat hernia diskus (penonjolan cakram tulang belakang) atau kompresi saraf bisa menyebabkan kesemutan yang berlangsung lebih lama dan lebih intens.

Kapan Anda Harus Menghubungi Dokter?

Kesemutan ringan yang hilang setelah beberapa detik atau menit umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika kesemutan berlangsung lebih lama, terjadi secara teratur, atau disertai dengan gejala lain seperti kelemahan, pusing, atau mati rasa, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes diagnostik seperti pemeriksaan darah, MRI, atau CT scan untuk mencari tahu penyebab kesemutan yang Anda alami.

Kesimpulan

Kesemutan adalah sensasi umum yang biasanya tidak berbahaya dan terjadi karena tekanan pada saraf atau pembuluh darah. Namun, jika kesemutan terus-menerus terjadi atau disertai gejala lain, itu bisa menjadi tanda adanya masalah pada sistem saraf atau sirkulasi darah. Penting untuk mengenali kapan kesemutan itu normal dan kapan perlu mendapatkan perhatian medis.

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika Anda merasa ada yang tidak beres dengan tubuh Anda. Semakin cepat masalah terdeteksi, semakin besar peluang untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Jika Anda mengalami kesemutan yang sering atau mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis saraf untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Artikel ditulis oleh dr. Nysia Priscilla Angga Kusuma, Sp.N (Dokter Spesialis Neurologi / Saraf RS EMC Cibitung).