Sering Mengalami Kesemutan pada Tungkai Kaki? Kenali Penyebabnya di Sini!

Kesemutan memang kondisi yang lazim terjadi pada banyak orang dan umumnya terjadi di area kaki. Kondisi kesemutan pada kaki bisa terjadi jika kaki mengalami tekanan dalam waktu yang relatif lama sehingga pasokan darah ke saraf pada bagian kaki menjadi terhambat. Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya kesemutan pada kaki, mulai dari berada dalam satu posisi terlalu lama, seperti berdiri atau duduk terlalu lama, hingga memakai sepatu yang terlalu kecil.

Sebenarnya, kesemutan bukanlah gangguan kesehatan yang serius jika terjadi dalam frekuensi yang rendah. Namun, jika kesemutan terjadi cukup sering dan muncul bersama gangguan lain, seperti nyeri dan kram, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri karena bisa jadi kesemutan yang Anda alami merupakan gejala dari gangguan kesehatan yang lebih serius.

Salah satu gangguan kesehatan yang memiliki gejala awal kesemutan adalah stenosis spinal, yaitu penyempitan ruang antara tulang belakang yang menyebabkan tekanan pada saraf yang berjalan sepanjang tulang belakang. Lokasi terjadinya stenosis spinal yang paling sering terjadi adalah di punggung bagian bawah atau yang lebih dikenal sebagai canalis stenosis lumbal. Keluhan yang dapat dialami oleh pasien canalis stenosi lumbal adalah rasa nyeri atau rasa yang sangat mengganggu, seperti kesemutan, pada punggung bagian bawah. Rasa nyeri juga bisa dirasakan pada salah satu tungkai akibat berjalan kaki dalam jarak jauh atau berdiri cukup lama.

Pada umumnya, dengan beristirahat atau duduk sejenak, keluhan tersebut dapat membaik, namun bila kembali berjalan sedikit atau berdiri agak lama, maka biasanya keluhan tersebut akan muncul kembali.

Diagnosa canalis stenosis lumbal dapat dilakukan dengan mengonsultasikan gangguan yang dirasakan kepada dokter. Pada sesi konsultasi, dokter akan bertanya seputar tanda dan gejala, serta mendiskusikan riwayat kesehatan Anda. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan saraf terhadap kekuatan motorik dan sensorik. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti tes pencitraan untuk membantu menentukan penyebab gejala dan tanda yang muncul. Tes pencitraan tersebut meliputi:

  • Foto Rontgen

Foto Rontgen ini dilakukan di area tulang belakang untuk melihat apakah terdapat perubahan yang terjadi pada bagian tersebut, seperti penyempitan celah di dalam kanal tulang belakang.

  • MRI

Tes ini dapat mendeteksi kerusakan yang terjadi pada ligamen dan bantalan tulang, kemunculan tumor, serta menunjukkan bagian saraf tulang belakang yang mengalami tekanan.

  • CT Myelogram

CT myelogram menghasilkan gambar penampang tubuh pasien yang rinci dari berbagai sudut. CT myelogram dilakukan setelah zat pewarna (kontras) disuntikkan. Pewarna tersebut akan menunjukkan kondisi saraf tulang belakang, melihat kelainan bentuk dan bantalan tulang, juga melihat keberadaan tumor pada tulang belakang.

Setelah diagnosa dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan, maka dokter akan menetapkan tindakan yang tepat sesuai dengan lokasi dan tingkat keparahan gejala dan tanda stenosis yang muncul. Salah satu tindakan untuk mengatasi canalis stenosis lumbal adalah caudal epidurolysis yang merupakan suatu tindakan yang tergolong sebagai minimal invasif dalam upaya untuk membebaskan kompresi saraf dari jaringan fibrotik pada pasien-pasien yang mengalami gangguan canalis stenosis lumbal.

Tindakan caudal epiduroyisis ini dibantu dengan anestesi lokal dan obat-obatan sejenis kortikosteroid yang dimasukkan ke dalam ruang epidural untuk membantu membebaskan kompresi (penekanan) pada selubung saraf yang terjepit. Tindakan ini pada umumnya akan mengurangi atau menghilangkan keluhan pasien tersebut. Caudal epidurolysis dilakukan dengan bantuan alat USG dan C-arm (alat rontgen yang dapat digerak-gerakan) sehingga dapat meminimalkan rasa tidak nyaman yang dirasakan pasien akibat tindakan.

Jika Anda mendapat diagnosis penyakit canalis stenosis lumbal, Anda bisa mendapatkan rangkaian penanganan terbaik di Pain Management Center EMC. Jangan tunggu penyakit berkembang jadi lebih serius, segera dapatkan penanganan dari dokter rumah sakit EMC agar Anda dapat #LiveExcellently.