Pentingnya Diagnosa Demam Berdarah Lebih Awal

Di musim seperti sekarang ini tidak jarang kita temui adanya kasus demam berdarah. Pasien sering datang dengan keluhan demam 1-2 hari dan dokter selalu menduga adanya demam berdarah. Sebenarnya apa itu demam berdarah? Demam berdarah adalah suatu kondisi penyakit yang dialami oleh pasien akibat infeksi virus, terdapat beberapa istilah yang perlu diketahui yaitu demam dengue (DF/dengue fever) dan demam berdarah dengue (DBD) yang keduanya merupakan sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi virus dengue dengan gejala yang beragam.

Perbedaan dari demam dengue dan demam berdarah dengue adalah klinis pasien dimana pada pasien dengan demam dengue masih lebih stabil dan hasil pemeriksaan darah masih cukup baik. Pada demam berdarah terjadi rembesan plasma dan hemokonsentrasi serta penumpukan cairan di rongga tubuh pasien sehingga pasien akan merasa tidak nyaman dan demam. Diketahui bahwa virus penyebab demam berdarah adalah genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Virus ini dapat bereplikasi pada nyamuk genus Aedes dam Toxorhynchites yang banyak di temukan di negara tropis.

[Baca Juga] Waspada Demam Berdarah, Berikut Tanda dan Gejalanya

Indonesia merupakan wilayah endemis dengan penyebarannya hampir diseluruh wilayah Indonesia pada beragam usia. Penularan di Indonesia disebabkan oleh vektor nyamuk genus aedes (A. Aegypti dan A. Albopictus) yang banyak kita jumpai di sekitar kita baik di rumah ataupun di sekolah dan kebun sekitar kita. Nyamuk ini juga selain dapat menyebkan demam berdarah dapat juga mneyebabkan virus lain seperti demam kuning, chikungunya dan demam zika. Ciri ciri dari nyamuk ini adalah tubuh berwarna hitam dan ditutupi sisik dengan garis garis putih. Nyamuk ini aktif pada pagi dan siang hari dan penyebaran DBD ini dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang menghisap darah. Nyamuk ini dapat terbang sampai dengan 400 meter sehingga penyebaran virus dengue dapat terjadi hingga jarak jauh dari tempat nyamuk bersarang.

Pasien dengan DBD dapat tanpa gejala (asimtomatik) dan dapat bergejala. Gejala yang dominan adalah demam. Fase demam yang akan dirasakan kurang lebih 2-7 hari yang akan diikuti fase kritis selama 2-3 hari. Pada kondisi ini pasien kadang sudah tidak demam namun akan berisiko terkena renjatan apabila tidak diobati dengan baik. Keluhan lain yang sering muncul adalah:

  • Mual dan muntah
  • Nyeri sendi dan otot
  • Sakit kepala atau belakang kepala
  • Dan jika berat terdapat tanda perdarahan seperti bintik bintik merah di kulit, mimisan atau gusi berdarah.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda dan klinis pasien setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium (darah lengkap, pemeriksaan DBD (NS1/IgG IgM dengue), pemeriksaan fungsi ginjal, hati, dll) dan pemeriksaan radiologi jika terdapat indikasi medis dan diperlukan.

Pasien dengan hasil positif akan dilakukan evaluasi tentang derajat berat dari DBD tersebut, dokter akan menentukan apakah perlu dilakukan rawat inap atau dapat rawat jalan. Pada pasien dengan rawat jalan perlu dilakukan evaluasi berkala untuk menilai kondisi pasien dan biasanya akan dilakukan pemeriksaan laboratorium kembali pada hari berikutnya. Pada pasien yang dialakukan rawat inap akan dievaluasi kondisinya, tidak jarang perlu ruangan khusus seperti high care unit / intensive care unit untuk melakukan terapi yang ketat pada kondisi DBD yang berat.

Tatalaksana pasien dengan DBD adalah bersifat supportif. Dan dievaluasi secara berkala setiap hari. Pasien perlu memperhatikan asupan cairan secara oral untuk menghindari dehidrasi dan hemokonsentrasi selama terinfeksi DBD. Dokter akan memeberikan terapi cairan infus, obat demam, obat mual/muntah, dan obat obatan lain sesuai dengan temuan klinis dokter. Tidak jarang pada kondisi yang berat perlu dilakukan transfusi darah pada pasien dengan DBD. Dari penelitian ternyata manfaat jus jambu untuk DBD tidak berpengaruh terhadap trombosit, namun dari pengalaman klinis pasien dengan meminum jus jambu dapat bermanfaat agar tetap terhidrasi secara baik jadi dokter terkadang tidak melarang. Sedangkan untuk makanan lain tidak ada penelitian yang pasti dapat meningkatkan trombosit. Pasien dianjurkan agar tetap sehat dengan memakan makanan sehat dan bergizi. Setelah pasien stabil dan terbebas dari demam dengan hasil pemeriksaan yang baik biasanya dokter akan memperbolehkan untuk dapat rawat jalan. Pasien akan diminta untuk kontrol dan memeriksakan kembali kondisinya.

Saat ini sudah terdapat vaksin DBD untuk anak dan dewasa. Tujuan pemberian vaksinasi ini adalah untuk mengurangi komplikasi/keparahan jika terkena infeksi DBD. Saat ini terdapat dua jenis vaksin yang dapat dipergunakan mulai anak usia 6 tahun sampai dengan dewasa usia 45 tahun. Pemberian vaksin ini dibagi menjadi 3 dosis yang di berikan dengan jarak setiap 6 bulan. Anda dapat menanyakan kepada dokter tentang vaksinasi untuk DBD tersebut jika ingin mengetahui lebih lanjut. Sedangkan untuk pencegahan lain dari infeksi DBD adalah pola hidup bersih dan sehat.

Program untuk selalu menjaga agar lingkungan terbebas dari genangan air 3M (menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas) dan juga ditambah dengan beberapa poin lain seperti menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat yang digunakan sebagai penampungan air, menggunakan obat anti nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan dan selalu berkordinasi dengan lingkungan jika terdapat pasien dengan demam berdarah agar dapat diketahui dan dilakukan evaluasi untuk mencegah penularan seperti fogging berkala dan melakukan kerja bakti.

Jangan ragu dan memeriksakan diri Anda jika terdapat keluhan dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang demam berdarah. Salam sehat!

Artikel ditulis oleh dr. Patriotika Ismail, Sp.PD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Cikarang).