Benjolan di payudara merupakan salah satu keluhan yang paling sering menyebabkan kecemasan pada perempuan. Tidak semua benjolan merupakan kanker, namun evaluasi medis tetap sangat penting untuk memastikan diagnosis yang tepat dan penatalaksanaan yang aman. Seiring perkembangan teknologi medis, penanganan benjolan payudara kini dapat dilakukan dengan metode yang jauh lebih efektif, nyaman, dan minim nyeri yakni Minimally Invasive of Breast (MIB) Surgery.
Apa itu Minimally Invasive of Breast (MIB) Surgery?
Minimally Invasive of Breast (MIB) Surgery adalah prosedur tindakan bedah minimal invasif yang digunakan untuk mengambil jaringan atau mengangkat benjolan payudara melalui sayatan sangat kecil (sekitar 3–5 mm), tanpa memerlukan operasi terbuka. Prosedur ini biasanya dilakukan menggunakan panduan imaging seperti USG atau stereotactic mammography sehingga tindakan menjadi lebih akurat dan aman.
MIB menjadi solusi modern dalam penatalaksanaan benjolan jinak maupun mencurigakan (suspicious lesion), terutama pada pasien yang membutuhkan diagnosis cepat namun tetap memprioritaskan kenyamanan dan estetika.
Kapan MIB Diperlukan?
MIB direkomendasikan pada kondisi berikut:
- Benjolan jinak seperti fibroadenoma yang ingin diangkat tanpa operasi besar
- Benjolan mencurigakan berdasarkan hasil USG atau mammogram
- Kebutuhan biopsi jaringan untuk memastikan diagnosis kanker atau bukan
- Pasien yang ingin prosedur rawat jalan dengan pemulihan cepat dan bekas luka minimal
Keunggulan Minimally Invasive of Breast (MIB) Surgery
1. Sayatan sangat kecil dan hasil estetika lebih baik
MIB hanya membutuhkan sayatan sekitar 3–5 mm tanpa memerlukan jahitan. Ukuran sayatan yang minimal membuat bekas luka hampir tidak terlihat, serta bentuk dan struktur payudara tetap terjaga. Hal ini memberikan keuntungan besar bagi pasien yang mengutamakan penampilan dan kenyamanan emosional.
2. Akurasi tinggi dengan panduan imaging
MIB dilakukan dengan bimbingan USG atau mammografi secara real-time, sehingga jaringan target dapat diambil tepat pada lokasi yang diinginkan. Metode ini membantu memberikan hasil diagnosis patologi yang lebih akurat untuk menentukan langkah terapi selanjutnya.
3. Minim nyeri dan risiko komplikasi rendah
Karena termasuk prosedur minimal invasif, trauma jaringan sangat kecil, sehingga rasa nyeri pascatindakan jauh lebih ringan dibanding operasi terbuka. Risiko perdarahan, infeksi, dan efek samping lainnya juga jauh lebih rendah. Pasien umumnya dapat pulih lebih cepat dan kembali ke aktivitas normal tanpa batasan panjang.
4. Proses cepat dan efisien
Seluruh prosedur, mulai dari persiapan hingga selesai, berlangsung dalam waktu singkat. Kondisi ini membantu mengurangi stres pasien dan mempercepat penegakan diagnosis serta perencanaan terapi selanjutnya, terutama pada kasus yang membutuhkan penanganan cepat.
Kapan Harus Memeriksakan Benjolan di Payudara?
- Benjolan baru yang terasa tidak wajar
- Benjolan membesar atau menetap
- Keluar cairan dari puting
- Nyeri atau perubahan bentuk kulit payudara
- Riwayat keluarga kanker payudara
RS EMC Alam Sutera menyediakan layanan MIB dengan dukungan teknologi modern, fasilitas radiologi lengkap, dan tim dokter onkologi bedah yang berpengalaman. Prosedur dilakukan dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan terintegrasi dengan layanan patologi anatomi untuk hasil cepat dan akurat.
Artikel ditulis oleh Dr. dr. Denni Joko Purwanto, Sp.B, Subsp. Onk. (K). MM (Bedah Konsultan Onkologi RS EMC Alam Sutera).