Berikut Tips Pencegahan Terserang Kanker Payudara

Berdasarkan data dari Globocan pada tahun 2020 lalu, kanker payudara merupakan jenis kanker yang berada pada urutan pertama terbanyak dengan 16,6% dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Kanker payudara sendiri merupakan salah satu jenis kanker yang terbentuk di jaringan payudara, dimana sel-sel jahat yang berada di payudara tumbuh tidak terkendali dan mengambil alih jaringan sehat yang berada di payudara dan sekitarnya.

Kanker payudara dapat terjadi di beberapa lokasi, seperti pada kelenjar yang menghasilkan susu/lobulus, saluran yang mambawa air susu dari kelenjar ke puting payudara/duktus, maupun pada jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam payudara.

Bagaimana Gejala dari Kanker Payudara?

Gejala utama yang paling khas dari kanker payudara adalah munculnya benjolan dengan tekstur padat dan keras di payudara yang tidak disertai rasa nyeri. Karena tidak menimbulkan rasa nyeri dan ukurannya yang cenderung kecil, biasanya sebagian perempuan sulit mendeteksi adanya benjolan tersebut. Selain benjolan, terdapat pula beberapa gejala dari kanker payudara, di antaranya:

  • Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan payudara
  • Perubahan bentuk puting payudara
  • Puting mengeluarkan cairan berwarna atau berdarah
  • Puting memerah dan lecet serta tidak kunjung sembuh
  • Puting susu masuk ke dalam atau tertarik
  • Bengkak di sekitar ketiak akibat pembesaran kelenjar getah bening di daerah tersebut
  • Adanya kelainan pada kulit payudara (seperti kulit jeruk atau kemerahan), maupun mencekung seperti lesung pipi karena tertarik oleh benjolan
  • Adanya luka yang berbau busuk disertai jaringan nekrotik dan mudah berdarah

Bagaimana Cara Mengobati Kanker Payudara?

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobati kanker payudara tergantung kondisi pasien dan jenis kanker payudara yang dialami :

  • Breast Conserving Surgery / mastektomi radikal dengan rekonstrusi, disertai terapi adjuvan , seperti hormonal terapi, kemoterapi/ radiasi hingga targeting terapi dan imunoterapi.
  • MIB (Minimally Invasive Breast Treatment / Therapy) adalah salah satu teknik prosedur pengangkatan tumor/kanker payudara yang terkini dengan cara mengangkat tumor dengan alat vakum dan dapat dilakukan dengan cepat , tanpa jahitan, dan perawatan di rumah sakit yang lebih singkat.

Cara Mencegah Kanker Payudara

Meskipun kanker payudara termasuk penyebab kematian utama karena kanker pada perempuan, risiko dari kanker payudara dapat dihindari dengan beberapa cara, di antaranya:

  • Menjaga berat badan tetap ideal
    Perempuan dengan obesitas setelah masa menopause memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker payudara.
  • Mengonsumsi makanan sehat
    Pola makan sehat yang mengutamakan asupan buah, sayuran, serta antioksidan yang tinggi dapat membantu untuk mengurangi risiko kanker payudara.
  • Rajin berolahraga
    Risiko kanker payudara dapat menurun apabila seseorang aktif secara fisik, dan dapat meningkat apabila kondisi fisik tersebut tidak dilatih lagi.
  • Tidak merokok
    Seorang mantan perokok memiliki risiko terkena kanker payudara lebih tinggi, sedangkan seorang perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker payudara.
  • Membatasi minuman beralkohol
    Segelas minuman beralkohol per-harinya dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
  • Menyusui bayi secara teratur
    Menyusui bayi dapat membantu menurunkan risiko kanker payudara.
  • Membatasi terapi hormon
    Terapi hormon merupakan terapi bersifat jangka panjang yang menggunakan sulih hormon estrogen dan progestron, hal tersebut merupakan hal yang berisiko meningkatkan kanker payudara,
  • Menghindari paparan radiasi
    Perempuan dengan riwayat terapi radiasi di daerah dada sebelum usia 30 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker payudara.

Demikian merupakan penjelasan, gejala, cara mengobati, dan cara mencegah kanker payudara. Apabila Anda atau kerabat terdekat mengalami gejala serupa, segera periksakan pada dokter di rumah sakit terpercaya agar dapat diperiksa dan diberi tindakan yang sesuai.

Artikel ditulis oleh Dr. dr. Denni Joko Purwanto, Sp.B(K)Onk, MM (Spesialis Bedah Konsultan Onkologi RS EMC Alam Sutera).