Lesi Jinak: Kerusakan Jaringan Tubuh yang Bisa Jadi Ganas Alias Kanker

Literatur menunjukkan bahwa 20 persen lesi (kerusakan jaringan tubuh) jinak cenderung bisa menjadi ganas atau kanker. Jadi karena dia adalah produk khas dari mutasi, mutasi itu bisa berhenti di jinak atau lanjut ke ganas.

Apa itu Lesi Jinak?

Lesi jinak merupakan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh yang tidak bersifat kanker, biasanya tidak berbahaya, berkembang secara perlahan, dan tidak menyebar ke area tubuh lain (tidak bermetastasis). Kondisi ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti kulit, payudara, maupun organ dalam.

Walaupun umumnya tidak mengancam nyawa, lesi jinak bisa menimbulkan gangguan kesehatan apabila ukurannya membesar atau menekan organ di sekitarnya.

Lesi Jinak yang Bisa Menjadi Ganas

Jika ditemukan lesi jinak di dalam tubuh, maka bukan berarti lesi itu akan jinak selamanya. Pasalnya, ada lesi yang berubah formasi dari jinak ke formasi ganas.

Misalnya ada benjol-benjol di kulit (lipoma), kita enggak tahu kapan dia bermutasi dari lipoma menjadi liposarcoma, nah itu ganas.

Diagnosis Lesi Sejak Dini untuk Penanganan Tepat

Maka dari itu, diagnostik kondisi lesi menjadi hal yang amat penting. Salah satu cara diagnosis kanker adalah PET Scan, ini membantu dokter untuk mengetahui di mana letak sel ganas.

Misalnya kanker payudara, sentralnya di payudara. Namun, apakah sudah menyebar ke organ lain seperti tulang, paru-paru, otak? Jadi untuk mengetahui lokasi-lokasi hinggapnya, kita butuh suatu pemeriksaan yang high sensitive.

Diagnosis Kanker Lebih Akurat dengan PET/CT Scan

PET Scan dikenal sebagai cara diagnosis yang sensitif, diagnosis ini membantu dokter melihat posisi tepat lesi pemicu kanker. Dengan begitu dokter dapat menentukan pengobatan yang tepat.

Kini, pemeriksaan kanker dengan PET scan lebih sensitif lagi dengan ditambahkan CT scan atau disebut pula dengan PET/CT Scan.

PET/CT Scan adalah alat yang menangkap radiasi untuk melokalisasi kanker dengan lebih detail, jelas, dan tiga dimensi (3D). Pemeriksaan dilakukan setelah ada diagnosis awal terkait tumor dan kanker yang terjadi.

Deteksi Dini Kanker yang Sering Tak Bergejala

Deteksi dini kanker sangat penting dilakukan, sebab pada tahap awal penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Pada fase awal, kanker mungkin hanya ditandai dengan adanya benjolan tanpa keluhan lain.

Sebagai contoh, pada kanker payudara, benjolan dapat teraba meskipun tidak menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu, perempuan usia subur dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) setiap bulan.

Sadari dan Sadanis sebagai Upaya Deteksi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan payudara klinis (Sadanis) dan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) adalah:

  • Perhatikan adanya benjolan di payudara yang tidak menghilang.
  • Benjolan biasanya tidak nyeri, meski pada sebagian kasus dapat menimbulkan nyeri yang berkaitan dengan siklus menstruasi.
  • Menjelang menstruasi, payudara dapat terasa tegang atau nyeri. Setelah selesai menstruasi, raba kembali bagian yang terasa sakit untuk memastikan apakah masih terdapat benjolan.
  • Jika benjolan tidak hilang dalam tiga siklus menstruasi berturut-turut, segera lakukan pemeriksaan payudara klinis (Sadanis) untuk memastikan kondisi lebih lanjut.

Apabila Anda menemukan benjolan pada payudara yang tidak kunjung hilang meski sudah melalui beberapa siklus menstruasi, jangan menunda untuk memeriksakannya ke dokter. Pemeriksaan medis akan membantu memastikan kondisi tersebut, sehingga diagnosis dapat ditegakkan lebih akurat dan penanganan yang tepat bisa segera dilakukan. 

Deteksi dini sangat penting agar peluang keberhasilan terapi menjadi lebih besar serta mencegah penyakit berkembang ke tahap yang lebih serius.

Artikel dibuat berdasarkan program Healthy Monday kolaborasi EMC Healthcare dengan Liputan6, bersama narasumber dr. Junan Imaniar Pribadi, Sp.KN-TM., FANMB. (Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir RS EMC Grha Kedoya) & dr. Reza Musmarliansyah, Sp.B (K) Onk, FICRS (Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi RS EMC Pulomas).