
Hingga kini, kanker serviks merupakan tantangan besar dalam bidang kesehatan perempuan, terutama di wilayah berpenghasilan rendah. Lokasi kanker ini berada di serviks, bagian rahim yang menjadi penghubung dengan vagina. Penyebab utamanya adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV), virus yang menular melalui hubungan seksual.
Menurut laporan Globocan 2022, kanker serviks menjadi kanker terbanyak kedua di Indonesia dengan jumlah kasus baru mencapai 36.633 atau sekitar 9,2% dari total keseluruhan kasus kanker. Sementara secara global, WHO melaporkan bahwa 90% dari 342.000 kematian akibat kanker serviks terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Tingginya angka kasus ini umumnya disebabkan oleh rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan vaksinasi HPV. Padahal, kanker serviks termasuk jenis kanker yang dapat dicegah secara efektif melalui skrining rutin dan imunisasi HPV sejak usia dini.
Apa Itu Vaksin HPV?
Vaksin HPV merupakan imunisasi yang bertujuan melindungi tubuh dari infeksi Human Papillomavirus (HPV), terutama tipe berisiko tinggi yang dapat memicu kanker serviks serta kanker lainnya seperti pada anus, tenggorokan, dan penis.
Vaksin ini paling efektif diberikan pada anak usia 9-14 tahun, sebelum aktif secara seksual. Untuk rentang usia ini, pemberian vaksin cukup dilakukan sebanyak dua kali. Penerima vaksin di atas usia 15 tahun umumnya memerlukan tiga kali suntikan.
Vaksin HPV tidak melindungi terhadap semua jenis HPV, tetapi sangat efektif melindungi terhadap HPV 16 dan 18, penyebab utama kanker serviks. Karena itu, meskipun sudah divaksin, wanita tetap dianjurkan menjalani skrining kanker serviks rutin seperti pap smear.
Apa Itu Pap Smear?
Pap smear merupakan pemeriksaan skrining yang bertujuan mengidentifikasi sel serviks yang mengalami perubahan tidak normal dan berisiko menjadi kanker. Tes ini membantu menemukan lesi pra-kanker atau kanker serviks pada tahap sangat awal, sehingga bisa ditangani sebelum berkembang lebih lanjut.
Prosedur dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher rahim (serviks) menggunakan alat khusus, lalu sampel tersebut diperiksa di laboratorium.
Pemeriksaan Pap Smear dilakukan tiap tahun setelah menikah atau setelah aktif secara seksual. Saat memasuki usia 30 hingga 65 tahun, wanita dapat memilih:
- Terus lakukan tes pap smear secara berkala setiap tiga tahun, atau
- HPV DNA test dapat dilakukan setiap lima tahun sekali, atau
- Menjalani pemeriksaan gabungan Pap smear dan tes HPV setiap lima tahun sekali.
Tes ini tidak mencegah infeksi HPV secara langsung, tapi sangat efektif dalam mendeteksi perubahan sel serviks lebih awal, sehingga risiko kanker bisa ditekan secara signifikan.
Perbedaan Vaksin HPV dan Pap Smear
Meskipun sama-sama penting dalam mencegah kanker serviks, vaksin HPV dan pap smear memiliki fungsi serta metode yang berbeda. Berikut perbedaan utamanya:
Aspek |
Vaksin HPV |
Pap smear |
Tujuan |
Mencegah infeksi HPV yang bisa memicu kanker serviks |
Memantau adanya perubahan pada sel di area serviks yang dapat memicu kanker. |
Periode |
Usia ideal 9-14 tahun, sebelum aktif seksual |
Mulai usia 21 tahun |
Metode |
Jumlah suntikan bisa dua atau tiga dosis, tergantung pada umur. |
Pengambilan sampel sel serviks untuk dianalisis di lab |
Frekuensi |
Anak usia 9-14 tahun cukup menerima dua dosis, sementara individu berusia 15 tahun ke atas memerlukan tiga dosis vaksin. |
Pap smear tiap 3 tahun (21-29 tahun), bisa tiap 3-5 tahun (30-65 tahun) tergantung metode |
Efektivitas |
Ampuh mencegah beberapa tipe HPV penyebab kanker. |
Sangat efektif mendeteksi perubahan sel abnormal lebih awal |
Haruskah Melakukan Keduanya?
Vaksin HPV dan pap smear sebaiknya dijalani bersamaan karena keduanya saling melengkapi dalam mencegah kanker serviks. Vaksin HPV berfungsi untuk mencegah infeksi virus penyebab utama kanker serviks, terutama jika diberikan sejak dini. Namun, vaksin ini tidak melindungi dari semua jenis HPV.
Di sisi lain, pap smear berperan penting sebagai deteksi dini untuk menemukan perubahan sel serviks yang bisa berkembang menjadi kanker. Wanita berusia 21 sampai 65 tahun direkomendasikan menjalani pap smear secara rutin.
Dengan melakukan vaksinasi dan pap smear sesuai jadwal yang dianjurkan, risiko terkena kanker serviks dapat ditekan secara signifikan. Jadi, melakukan keduanya bukan hanya dianjurkan, melainkan langkah perlindungan yang penting untuk masa depan kesehatan reproduksi.
Artikel ditulis oleh dr. Dewi Rochyantini, Sp.OG (Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan RS EMC Pekayon)