Kenali Faktor Risiko Stroke dan Cara Mencegahnya Sejak Dini

Pencegahan adalah kunci utama dalam menghadapi ancaman stroke. Dengan memahami dan mengelola faktor-faktor risikonya, kita dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kondisi yang melumpuhkan ini. Mari kita kenali lebih dalam faktor risiko stroke yang wajib Anda tahu.

Stroke adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu, baik karena penyumbatan (stroke iskemik) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, kelumpuhan, bahkan kematian. Namun, tahukah Anda bahwa sebagian besar kasus stroke sebenarnya dapat dicegah?

Faktor Risiko Stroke yang Tidak Dapat Dimodifikasi

Beberapa faktor risiko stroke tidak dapat kita ubah, namun penting untuk mengetahuinya agar kita lebih waspada:

  • Usia: Risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 55 tahun.
  • Jenis Kelamin: Pria memiliki risiko stroke yang sedikit lebih tinggi pada usia muda, namun risiko wanita meningkat setelah menopause.
  • Riwayat Keluarga/Genetik: Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami stroke, risiko Anda juga akan meningkat.
  • Etnis: Beberapa kelompok etnis memiliki risiko stroke yang lebih tinggi.
  • Riwayat Stroke Sebelumnya: Orang yang pernah mengalami stroke memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stroke berulang.

Faktor Risiko Stroke yang Dapat Dimodifikasi dan Cara Mengelolanya

Kabar baiknya, banyak faktor risiko stroke yang dapat kita kendalikan melalui perubahan gaya hidup dan penanganan medis yang tepat. Inilah mengapa pencegahan sangat mungkin dilakukan:

1. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Ini adalah faktor risiko stroke paling signifikan. Tekanan darah tinggi merusak pembuluh darah dari waktu ke waktu, membuatnya lebih rentan terhadap penyumbatan atau pecah. 

  • Aksi: Rutin periksa tekanan darah, konsumsi makanan sehat rendah garam, olahraga teratur, dan ikuti anjuran dokter untuk pengobatan hipertensi.

2. Diabetes

Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk otak. 

  • Aksi: Kelola kadar gula darah dengan diet seimbang, olahraga, dan patuhi resep obat dari dokter.

3. Kolesterol Tinggi

Kadar kolesterol jahat (LDL) yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri (aterosklerosis), yang dapat menyumbat aliran darah ke otak. 

  • Aksi: Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, perbanyak serat, dan pertimbangkan pengobatan jika diperlukan.

4. Penyakit Jantung (terutama Fibrilasi Atrium)

Fibrilasi atrium adalah detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah di jantung. Gumpalan ini bisa lepas dan menuju ke otak, menyebabkan stroke. 

  • Aksi: Konsultasikan dengan dokter jika Anda merasakan detak jantung tidak teratur atau memiliki riwayat penyakit jantung.

5. Obesitas dan Kurang Aktivitas Fisik

Kelebihan berat badan dan gaya hidup kurang gerak berkontribusi pada faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi. 

  • Aksi: Capai dan pertahankan berat badan ideal dengan diet sehat dan rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, lima kali seminggu.

6. Merokok

Bahan kimia dalam rokok merusak pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan membuat darah lebih mudah menggumpal. 

  • Aksi: Berhenti merokok adalah salah satu langkah terbaik untuk mengurangi risiko stroke secara drastis.

7. Konsumsi Alkohol Berlebihan

Minum alkohol dalam jumlah banyak dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu fibrilasi atrium. 

  • Aksi: Batasi konsumsi alkohol atau hindari sama sekali.

Konsultasikan Risiko Stroke di RS EMC Grha Kedoya

Di RS EMC Grha Kedoya, kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik, termasuk dalam pencegahan dan penanganan stroke. Kami memiliki tim medis ahli, fasilitas diagnostik lengkap, serta unit stroke yang siap memberikan penanganan cepat dan tepat.

Jangan tunda lagi. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan konsultasikan faktor risiko stroke Anda dengan dokter kami. Ingat, lebih baik mencegah daripada mengobati. Lindungi diri Anda dan orang yang Anda cintai dari ancaman stroke.

Artikel ditulis oleh dr. Sigit Dewanto,Sp.N, FINS, FINA (Dokter Spesialis Neurologi / Saraf RS EMC Grha Kedoya).