Kenali dan Waspadai Diare pada Anak

Barangkali Ayah dan Bunda pernah merasa panik lantaran buah hati terserang diare, yang merupakan salah satu masalah kesehatan yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, diare adalah penyebab kematian terbanyak nomor 2 pada balita. Yang dapat terjadi ketika anak mengalami dehidrasi atau kehilangan cairan parah saat terserang diare. Tatalaksana diare anak ini sederhana dan tidak mahal. Ayah Bunda, seorang anak dikatakan mengalami diare jika terjadi perubahan dalam frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dan perubahan konsistensi (bentuk) feses menjadi lebih cair.

Beberapa faktor penyebab diare pada anak yang perlu Anda ketahui, antara lain : Infeksi bakteri, virus, atau parasit. Yang paling sering memicu diare adalah Rotavirus dan Escherichia coli, konsumsi air yang tercemar, sumber air bersih yang tercemar serta penyebab lainnya

Diare juga dapat disebabkan faktor kebersihan yang buruk atau anak mengonsumsi makanan serta minuman yang tidak disimpan dan disiapkan secara higienis. Untuk mewaspadainya, kita perlu memahami gejala yang timbul pada anak ketika mengalami diare, yaitu :

  • Kotoran buang air besar atau BAB cair atau lembek, frekuensinya 3 kali sehari atau lebih
  • Perut kembung
  • Mual atau muntah-muntah
  • Sakit perut
  • Badan terlihat lemas atau anak jadi tidak seaktif biasanya
  • Terkadang disertai demam

Perlu diingat, diare yang tidak ditangani dengan baik dapat berujung dehidrasi atau  kekurangan cairan. Anak-anak termasuk kelompok yang rentan untuk mengalami kekurangan cairan saat terserang diare. Beberapa tanda dehidrasi yang dapat dengan mudah dikenali di antaranya adalah tubuh si Kecil sangat lemas atau malah sangat rewel, wajahnya pucat, matanya cekung, menangis dengan air mata tidak keluar atau sedikit keluar, bibir kering, kaki tangan dan badan teraba dingin, urine sedikit dan warnanya lebih pekat kuning atau kecoklatan.

Jika ada tanda-tanda dehidrasi di atas, jangan menunda untuk membawa buah hati Anda ke layanan kesehatan terdekat. Dehidrasi berat dapat menyebabkan penurunan kesadaran atau pingsan, kejang, merusak otak, hingga berujung kematian.

Setelah mengetahui penyebab dan gejala masalah kesehatan yang kerap mengkhawatirkan, saatnya Anda menyimak cara mengatasi diare pada anak. Cara penanganan diare yang paling umum adalah memberikan cairan dengan larutan elektrolit seperti oralit atau air kelapa untuk mengganti cairan yang hilang saat buang air. Pemberian cairan ini membantu mengganti cairan tubuh yang hilang.  Pemberian air putih saja dengan jumlah yang banyak tidak direkomendasikan jika anak mengalami dehidrasi karena dapat mengganggu keseimbangan elektrolit tubuh. Jika anak mengalami dehidrasi, penanganan yang dapat dilakukan adalah :

  • Berikan cairan oralit
  • Hindari jus atau soda, minuman yang asam, makanan yang pedas, dan berminyak.
  • Jangan berikan air putih pada bayi dibawah 6 bulan
  • Tetap berikan ASI pada bayi. Bayi yang sering disusui lebih sedikit mengalami diare.
  • Tetap berikan susu formula bayi, jika sudah melakukannya atau konsultasikan mengenai susu formula ke dokter anak pada saat diare.

Baca juga: Gejala Disentri pada Anak dan Pencegahannya

Artikel ditulis oleh dr. Satrio Bhuwono Prakoso M.Ked(Ped), Sp.A (Dokter Spesialis Anak RS EMC Sentul).