
Hamil adalah kondisi saat seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya. Kehamilan terjadi ketika sel sperma pria membuahi sel telur wanita yang selanjutnya berkembang menjadi embrio lalu tumbuh menjadi janin di dalam rahim.
Kehamilan normal umumnya berlangsung sekitar 40 minggu atau 9 bulan, tanpa adanya komplikasi serius, janin berkembang dengan baik, dan sang calon ibu berada dalam keadaan sehat.
Apa Saja Faktor Pendukung Kehamilan Berisiko?
Saat hamil, calon ibu dan janin sama-sama berada di posisi rentan terhadap sakit dan komplikasi. Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko sakit pada wanita hamil, sebagai berikut:
- Usia Berisiko
Wanita hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun, rentan melahirkan bayi prematur, berisiko preeklamsia, bahkan risiko kematian ibu dan bayi. - Memiliki Riwayat Penyakit
Penyakit seperti hipertensi, diabetes, obesitas, penyakit tiroid, dan memiliki masalah jantung atau ginjal, berpotensi menyebabkan kehamilan berisiko - Memiliki Masalah Riwayat Kehamilan
Potensi kehamilan berisiko akan meningkat jika sebelumnya pernah mengalami keguguran berulang, melahirkan bayi prematur, dan ada riwayat preeklamsia atau diabetes gestasional saat kehamilan sebelumnya. - Kehamilan Khusus
Wanita yang memiliki kehamilan kembar, kehamilan ektopik, dan plasenta previa, berpotensi mengalami persalinan prematur hingga pendarahan. - Gaya Hidup Tidak Sehat
Ibu hamil yang perokok aktif ataupun pasif, mengonsumsi alkohol atau narkoba, dan memiliki pola makan yang tidak sehat, bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan janin hingga cacat bawaan.
Tanda Kehamilan Normal Atau Berisiko
Kehamilan normal ditandai dengan terlambat haid, morning sickness, dan naiknya berat badan pada trimester pertama. Selanjutnya pada trimester dua dan tiga, ibu hamil akan merasakan gerakan janin dan perut yang semakin membesar.
Wanita dengan kehamilan normal memiliki tekanan darah yang normal tanpa adanya rasa nyeri dan pendarahan berlebihan. Walau mungkin mengalami kram perut, namun hal itu wajar karena otot meregang seiring bertumbuhnya janin.
Sebaliknya, kehamilan berisiko ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:
- Perdarahan serius.
- Kontraksi sebelum 37 minggu.
- Gerakan janin tidak terasa.
- Rasa nyeri ketika buang air kecil
- Demam tinggi.
- Pusing dan sulit melihat.
- Ketuban pecah dini.
- Tekanan darah tinggi dan gejala preeklamsia.
- Mual dan muntah terus-menerus.
- Sulit bernapas.
- Bengkak di salah satu kaki.
- Kelelahan berat.
Komplikasi Kehamilan Berisiko
Penting bagi ibu hamil untuk mencegah terjadinya gejala kehamilan berisiko agar kesehatan ibu dan janin tidak terancam. Jika gejala dibiarkan terus memburuk, komplikasi tidak dapat dihindarkan. Komplikasi yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Preeklamsia
Kondisi serius yang bisa menyebabkan persalinan prematur. Ibu hamil yang berusia 35 tahun ke atas dan memiliki diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal, berisiko mengalami komplikasi ini. - Diabetes Gestasional
Kondisi ini terjadi saat ibu hamil sebelumnya tidak menderita diabetes, namun mengembangkan kondisi tersebut saat hamil. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat memicu preeklamsia. - Plasenta Bermasalah
Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan janin. Karena plasenta previa dapat menyebabkan pendarahan hebat, sedangkan solusio plasenta mengganggu suplai oksigen ke janin. - Keguguran
Ibu hamil berusia di atas 35 tahun dengan gaya hidup tidak sehat berisiko mengalami keguguran. Rencanakan kehamilan Anda dengan baik dan terapkan pola hidup sehat agar kesehatan Anda dan janin bisa terjamin. - Perkembangan Janin Terhambat (PJT)
Ada banyak faktor penyebab PJT, salah satunya adalah riwayat penyakit yang ditambah gaya hidup yang tidak sehat. Jauhi kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol agar janin bisa tumbuh dengan sehat.
Cara Mencegah Kehamilan Berisiko
Kehamilan berisiko dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat pada ibu hamil agar kesehatan ibu dan janin terjaga. Moms, boleh disimak dengan baik berikut cara mencegah kehamilan berisiko:
- Periksa kehamilan ke dokter secara rutin.
- Terapkan pola makan sehat dan bergizi.
- Konsumsi asam folat.
- Hindari stres dan istirahat yang cukup.
- Olahraga rutin sesuai anjuran dokter.
- Jauhi rokok, alkohol, dan konsumsi kafein secara berlebihan.
- Periksa gula darah dan tekanan darah secara rutin.
- Pantau gerakan janin.
Periksa Kehamilan Secara Rutin Ke Dokter
Kunci kehamilan yang sehat adalah rutin memeriksa kesehatan ibu dan janin ke dokter. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui penyebab dan gejala kehamilan berisiko, agar Anda dapat mencegah kondisi tersebut.
Jika Anda mengalami tanda kehamilan berisiko, konsultasikan masalah ini kepada dokter atau bidan terdekat, agar Anda mendapat penanganan yang tepat. Kesehatan dan keselamatan ibu serta janin merupakan prioritas dokter.
Kehamilan berisiko bisa dicegah dengan bantuan orang-orang sekitar. Minta dukungan lingkungan sekitar Anda secara fisik dan emosional, agar Anda mendapat perhatian yang cukup dan dibantu dalam menerapkan pola hidup sehat.
Artikel ditulis oleh dr. Probo Mangastomo, SpOG, FICS, Int. Aff. RANZCOG (Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan RS EMC Pekayon).