Cegah Disentri Pada Anak, Pahami Serba-Serbi Gejala dan Pencegahannya

Anak-anak selalu bersemangat untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka gemar bermain dengan benda-benda sekitar yang tentu saja diragukan kebersihan dan higienitasnya. Tidak jarang mereka juga kesulitan untuk disiplin mencuci tangan sehingga berpotensi menyentuh makanan dengan tangan yang kotor. Ditambah dengan kondisi pencernaan yang belum sekuat orang dewasa membuat anak-anak lebih rentan terkena disentri.

Apa itu disentri?

Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang terkadang dapat disertai dengan darah atau lendir yang pada umumnya sering dialami oleh anak-anak atau balita. Sedangkan diare adalah salah satu gejala disentri yang membuat penderitanya terus buang air besar encer dan terjadi lebih lebih dari tiga kali atau lebih dari 24 jam. Selain diare terdapat beberapa gejala disentri lainnya seperti kram perut, mual dan muntah-muntah. Terdapat dua jenis tipe disentri yang diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu:

  • Disentri basiler/shigellosis: disentri yang disebabkan oleh bakteri shigella seperti Escherichia dan Coli
  • Disentri amoeba/amoebiasis: disentri yang disebabkan oleh amoeba (parasite bersel satu) bernama entamoeba histolytica yang pada umumnya dapat ditemui didaerah tropis.

Disentri merupakan penyakit umum yang sering dialami oleh anak-anak, disentri yang paling sering terjadi adalah disentri basiler. Selain karena bakteri terdapat beberapa faktor lingkungan yang menjadi penyebab dari timbulnya penyakit disentri ini yaitu sanitasi yang buruk dan keterbatasan air bersih, lingkungan/tempat tinggal yang tidak higienis serta kontaminasi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Apakah disentri perlu penanganan khusus?

Tidak semua kasus penyakit disentri membutuhkan penanganan khusus dari tenaga medis karena pada umumnya penyakit ini dapat pulih dalam beberapa hari. Tapi jika anda mengalami diare berdarah atau berlendir yang berlangsung lebih dari beberapa hari segera konsultasikan kepada dokter untuk melakukan diagnosis dan pengobatan lebih lanjut.

Penderita penyakit disentri tetap harus waspada karena pada umumnya disentri dapat menimbulkan dehidrasi bahkan kematian jika tidak segera ditangani. Dehidrasi merupakan penyebab kematian utama pada anak-anak yang mengalami diare dan muntah-muntah. Pada saat keadaan darurat dehidrasi ringan dapat ditangani dengan cara memberikan cairan elektrolit ataupun oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang sudah hilang akibat diare.

Apa saja langkah pencegahan untuk disentri?

Pencegahan yang paling efektif dalam mengatasi disentri ini adalah dengan menjaga kebersihan (higienistas). Berikut terdapat beberapa langkah pencegahan disentri akibat kontaminasi yaitu sebagai berikut:

  1. Hindari konsumsi makanan yang kebersihannya tidak terjamin dan tidak minum air dari kerannya langsung
  2. Selalu mencuci tangan sebelum dan setelah makan
  3. Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang (kurangi makanan mentah)
  4. Menyimpan makanan dikulkas dan jangan membiarkan makanan terkena paparan sinar matahari terlalu lama.
  5. Selain itu juga terdapat cara alami dalam mengatasi penyakit disentri ini yaitu dengan meminum rebusan air dari kulit buah rambutan, kulit buah mahkota, daun jambu dan daun alpukat.

Itulah serba-serbi penyakit disentri yang dapat Anda ketahui. Memahami tentang apa itu disentri, bagaimana gejala-gejala yang muncul berkaitan dengan disentri, hingga langkah pencegahan yang dapat dilakukan tentunya dapat membantu Anda menghindarkan penyakit yang satu ini dari anak Anda. Namun bila anak Anda terserang disentri, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan arahan dan penanganan yang tepat.