Mitos vs Fakta Penyakit Parkinson yang Penting Diketahui

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan masalah pada gerakan, keseimbangan, serta koordinasi tubuh. Meski cukup dikenal, banyak mitos yang beredar tentang penyakit ini, sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Berikut adalah beberapa mitos dan fakta seputar Parkinson yang perlu diluruskan.

Apa Mitos dan Fakta Penyakit Parkinson?

1. Mitos: Parkinson Hanya Menyerang Orang Tua

Fakta: Meski lebih sering didiagnosis untuk usia 60 tahun ke atas, Parkinson dapat terjadi pada usia lebih muda. Sekitar 10% penderita mengalami gejala sebelum usia 50 tahun. 

2. Mitos: Parkinson Hanya Memengaruhi Gerakan Fisik

Fakta: Parkinson dikenal karena gejala motorik seperti tremor, kekakuan otot, dan gerakan lambat. Namun, penyakit ini juga menyebabkan gejala non-motorik, seperti:

  • Gangguan tidur
  • Depresi dan kecemasan
  • Masalah pencernaan
  • Gangguan kognitif 
  • Masalah berkemih dan seksual

3. Mitos: Semua Tremor Adalah Gejala Parkinson

Fakta: Tremor (gemetar) adalah gejala khas Parkinson, tetapi tidak semua tremor berarti Parkinson. Kondisi lain seperti essential tremor, gangguan tiroid, atau efek obat juga bisa menyebabkan tremor. Diagnosis Parkinson memerlukan pemeriksaan neurologis menyeluruh.

4. Mitos: Parkinson Pasti Diturunkan Secara Genetik

Fakta: Hanya sekitar 10-15% kasus Parkinson yang terkait dengan faktor genetik. Sebagian besar muncul secara sporadis akibat kombinasi faktor lingkungan, penuaan, dan kerusakan sel saraf.

5. Mitos: Tidak Ada Pengobatan untuk Parkinson

Fakta: Meski belum ada obat yang menyembuhkan Parkinson secara total, terapi seperti obat levodopa, terapi fisik, dan stimulasi otak dalam (DBS) dapat membantu mengendalikan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

6. Mitos: Parkinson Membuat Penderita Tidak Bisa Beraktivitas

Fakta: Banyak penderita Parkinson tetap produktif dengan pengobatan dan gaya hidup sehat. Olahraga teratur, seperti yoga, berenang, atau jalan kaki, dapat memperlambat perkembangan penyakit.

7. Mitos: Parkinson Sama dengan Alzheimer

Fakta: Meski sama-sama gangguan neurodegeneratif, Parkinson dan Alzheimer berbeda. Parkinson terutama memengaruhi gerakan, sedangkan Alzheimer lebih berdampak pada memori dan fungsi kognitif.

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Parkinson?

Karena penyebab pasti penyakit Parkinson masih belum diketahui, hingga saat ini belum ada cara khusus yang terbukti dapat mencegahnya.

Meski begitu, sejumlah penelitian menemukan bahwa orang yang rutin mengonsumsi kafein memiliki risiko lebih rendah mengalami Parkinson dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya.

Kapan Perlu Mendapatkan Pemeriksaan Medis?

Mengenali gejala Parkinson sejak dini sangat penting agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan efektif. Jangan abaikan bila Anda atau orang terdekat mulai mengalami tanda-tanda seperti tremor, kekakuan otot, atau kesulitan bergerak. Segera periksakan diri ke dokter spesialis saraf untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh, diagnosis yang tepat, serta rencana perawatan yang sesuai.

Artikel ditulis oleh dr. Gloria Tanjung, Sp.N (Dokter Spesialis Neurologi / Saraf RS EMC Alam Sutera & Sentul).