GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease merupakan sebuah kondisi ketika aliran yang seharusnya dari mulut turun ke kerongkongan lalu lambung tapi malah berbalik arah. Kondisi ini bisa menimbulkan rasa tak nyaman seperti heartburn atau rasa asam atau pahit di mulut.
Banyak orang awam mengira GERD terjadi karena mengonsumsi makanan atau minuman tertentu tapi ternyata bisa juga karena banyak pikiran atau stres. Apakah benar begitu? Yuk simak artikel ini!
Hubungan Stres, Hormon, dan Gangguan Lambung
Saat tubuh mengalami stres, otak akan berada dalam kondisi siaga dan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin. Kedua hormon ini berperan penting dalam respons “fight or flight”, tetapi jika dilepaskan terus-menerus, efeknya bisa berdampak pada fisik, termasuk pada lambung.
Beberapa hal yang terjadi saat stres antara lain:
- Pelepasan hormon kortisol dan adrenalin meningkat secara berlebihan.
- Produksi asam lambung ikut meningkat akibat pengaruh hormon stres.
- Muncul gejala tidak nyaman di lambung, seperti nyeri ulu hati, kembung, atau rasa terbakar di dada.
Mengapa GERD Tak Kunjung Sembuh Meski Sudah Berobat?
Banyak pasien dengan keluhan GERD (gastroesophageal reflux disease) telah berkali-kali berobat ke dokter penyakit dalam, bahkan menjalani endoskopi, namun gejalanya tetap kambuh. Setelah ditelusuri, ternyata penyebab utamanya bukan hanya pada lambung, melainkan pada kecemasan dan overthinking.
Jika akar masalahnya berasal dari pikiran yang terlalu cemas atau stres berkepanjangan, maka pengobatan medis saja tidak cukup. Tanpa mengatasi sumber stres tersebut, terapi dan obat-obatan mungkin tidak memberikan hasil yang optimal, karena GERD yang dialami berasal dari faktor psikologis.
GERD Bisa Dipicu oleh Faktor Fisik dan Mental
Sementara itu, bila seorang pasien GERD mengalami perbaikan usai mengonsumsi obat dari dokter maka kemungkinan besar karena faktor fisik.
Meski begitu, bisa saja kombinasi antara faktor fisik dan mental yang menyebabkan seseorang mengalami GERD.
Bisa juga ada keduanya, maka dari itu perlu kolaborasi (pengobatan secara fisik dari dokter spesialis penyakit dalam dan psikiater).
GERD Bisa Memicu Kecemasan dan Depresi
Orang dengan GERD (gastroesophageal reflux disease) memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan mental seperti kecemasan dan depresi dibandingkan orang tanpa GERD. Bahkan, risikonya bisa mencapai dua kali lipat lebih besar. Kondisi ini terjadi karena gejala GERD yang mengganggu sering kali memicu kekhawatiran berlebihan.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan pada penderita GERD antara lain:
- Rasa tidak nyaman di dada, seperti nyeri atau sensasi terbakar.
- Kebiasaan mencari informasi di internet tentang gejala nyeri yang dirasakan tersebut, saat mencari di internet yang muncul penyakit jantung, hal ini justru membuat rasa cemas meningkat.
- Ketidakpastian penyebab gejala, karena tanpa pemeriksaan medis yang jelas, seseorang bisa terus merasa khawatir terhadap kondisi tubuhnya.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan penyebab nyeri dada dengan pemeriksaan yang tepat, termasuk pemeriksaan fungsi jantung maupun kemungkinan gangguan akibat GERD. Dengan diagnosis yang jelas, kecemasan bisa berkurang dan penanganan menjadi lebih efektif.
Mengenal GERD Lebih Dalam
GERD adalah refluks atau aliran balik isi lambung ke atas. Isi lambung yang naik ke atas bisa makanan atau minuman yang baru dikonsumsi atau cairan lambyng yang naik ke tenggorokan seperti disampaikan Dedy.
Gejala khas GERD yakni heartburn dan rasa asam atau pahit di mulut. Selain itu, berikut gejala lain GERD:
- Banyak lendiri di kerongkongan
- Batuk terus menerus
- Rasa ingin berdehem terus
- Merasa tercekik di leher
GERD terjadi karena klep atau pintu masuk antara kerongkongan dan lambung itu melemah. Bisa lemah sementara atau lemah permanen.
Kapan Sebaiknya Memeriksakan Diri ke Dokter?
Jika kamu sering mengalami nyeri dada, rasa terbakar di ulu hati, sulit menelan, atau gangguan tidur akibat asam lambung naik, jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Gejala tersebut bisa jadi tanda GERD atau bahkan gangguan jantung, sehingga pemeriksaan medis penting untuk memastikan penyebab pastinya.
Dokter akan membantu menentukan apakah keluhanmu disebabkan oleh faktor fisik, seperti gangguan lambung, atau juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis seperti stres dan kecemasan. Dengan diagnosis yang tepat, kamu bisa mendapatkan penanganan menyeluruh, baik dari sisi medis maupun mental, agar gejala tidak mudah kambuh dan kualitas hidup tetap terjaga.
Artikel dibuat berdasarkan program Healthy Monday kolaborasi EMC Healthcare dengan Liputan6, bersama narasumber dr. Dedy G. Sudrajat, Sp.PD, KGEH, FINASIM (Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro Entero Hepatologi RS EMC Grha Kedoya) & dr. Eva Suryani, Sp.KJ (Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (Psikiater) RS EMC Alam Sutera).