Cegah Sebelum Terlambat, Pahami Gejala Jantung Koroner dan Antisipasinya

Riset kesehatan dasar tahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk stroke akibat penyempitan pembuluh darah adalah penyebab kematian tertinggi. Sekitar 25% kematian di Indonesia diakibatkan oleh penyakit ini dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga bisa disimpulkan bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan penderitanya meninggal dunia.

Penyebab penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner disebabkan adanya penyempitan pada pembuluh darah koroner yang mengakibatkan aliran darah ke jantung terhambat. Penyempitan ini terjadi karena penumpukan kolesterol dan protein lain yang berasal dari makanan yang masuk kedalam tubuh. Penumpukan plak di dinding arteri koroner ini dapat menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi kaku dan salurannya menjadi semakin sempit. Mekanisme ini disebut aterosklerosis. Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga memudahkan terbentuknya penggumpalan darah. Jika ini terjadi, aliran darah ke jantung tertutup sepenuhnya dan dapat mencetuskan serangan jantung mendadak yang sangat berbahaya.

Gejala penyakit jantung koroner

Gejala awal penyakit jantung koroner, pasien mengeluh nyeri atau tidak nyaman di tengah dada, ulu hati, punggung seperti ditekan benda berat saat beraktivitas selama 30 detik sampai 5 menit. Gejala juga dibarengi dengan keringat dingin, berdebar-debar pusing dan merasa ingin pingsan. Gejala tersebut akan berkurang dengan istirahat atau pemberian tablet nitrat dibawah lidah. Perlu diketahui, rasa nyeri atau rasa berat tertekan di dada disebut angina sebagai alarm peringatan dari kurangnya aliran darah koroner.

Pencegahan penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner sendiri disebabkan beberapa faktor, diantaranya kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, merokok, kurang aktivitas atau olahraga, gaya hidup serta adanya riwayat keluarga yang pernah serangan jantung di usia muda (dibawah 50 tahun). Sebenarnya Anda dapat mencegah penyakit jantung koroner, apabila Anda berusaha mengurangi atau mencegah timbulnya plak di pembuluh darah dengan mengatur pola makan dan gaya hidup sehat, seperti: 

  • Berhenti merokok
  • Kurangi dampak stress dengan cara relaksasi
  • Memeriksakan tekanan darah secara teratur
  • Memeriksakan gula darah dan kendalikan kadar glukosa darah bila Anda mengidap diabetes
  • Pertahankan berat badan yang normal dengan diet rendah kolesterol dan lemak jenuh
  • Olahraga secara teratur
  • Lakukan pemeriksaan kardiovaskuler secara teratur. 

Penanganan tepat bagi penderita jantung koroner

Penanganan pada pasien penderita jantung koroner disesuaikan dengan kondisi penyempitan pembuluh darah jantung yang terjadi. Langkah awal yang dilakukan oleh dokter biasanya akan menanyakan keluhan yang dirasakan dan melakukan tes untuk memastikan diagnosis serta tingkat keparahannya. Dokter akan memeriksa rekam listrik jantung (elektrokardiografi, EKG) dan mengambil sampel darah untuk melihat adanya kerusakan otot jantung. Kemudian, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengatasi penggumpalan darah, melebarkan arteri koroner, mengurangi beban jantung dan menenangkan pasien.

Jika penyempitan pada dinding pembuluh darah cukup berat dari pemeriksaan kateterisasi dokter akan melakukan revaskularisasi dengan prosedur Intervensi Jantung Perkutan (PCI) atau bedah pintas bypass arteri jantung (CABG). PCI dilakukan dengan pemasangan stent (cincin) yang bertujuan untuk memperlebar saluran arteri koroner yang mengalami penyempitan. Bedah bypass arteri koroner jantung (CABG) yakni operasi dengan metode penanaman pembuluh darah dari bagian tubuh lain untuk membuka rute baru bagi aliran darah ke jantung sehingga suplai darah mencukupi. Penderita diabetes dan mengalami lebih dari tiga penyempitan pembuluh darah sering dianjurkan untuk menjalani CABG daripada PCI. Bagi penderita jantung koroner yang ingin melakukan prosedur PCI dan CABG bisa melakukan konsultasi di fasilitas kesehatan jantung (Center of Excellence Cardiology) di RS EMC

Artikel ini ditulis oleh dr. Renan Sukmawan, Sp.JP(K), PhD, FIHA, FACC (Dokter Spesialis Jantung di RS EMC Alam Sutera)