
Menyusui bukan sekadar cara alami memberi nutrisi sejak bayi lahir. Lebih dari itu, menyusui adalah perlindungan berharga jangka panjang bagi si Kecil—sebagai nutrisi terbaik sesuai usianya, sumber antibodi alami, sekaligus membangun bonding kuat antara ibu dan bayi. Dengan begitu, tumbuh kembang bayi sehat, baik secara fisik maupun emosional.
Selain manfaat besar untuk bayi, menyusui juga memberikan banyak kebaikan bagi kesehatan Ibu.
Meski tampak sederhana, proses menyusui memerlukan pengetahuan, persiapan, dan penyesuaian. Setiap ibu bisa memiliki pengalaman berbeda, tergantung kondisi dirinya dan bayinya. Karena itu, memahami cara menyusui yang tepat akan membantu Ibu merasa lebih nyaman sekaligus memaksimalkan manfaat ASI.
6 Hal Penting untuk Keberhasilan Menyusui
Untuk mendukung keberhasilan menyusui, ada beberapa hal yang perlu Ibu pahami dan persiapkan sejak masa kehamilan hingga setelah bayi lahir:
- Kesadaran dan Motivasi
Sadari bahwa menyusui adalah memberi kehidupan. Setiap tetesan ASI adalah hak bayi yang harus dipenuhi. - Pilih Rumah Sakit yang Mendukung Keberhasilan Menyusui
Cari informasi mengenai RS yang memiliki kebijakan ramah ASI, mendukung Ibu dan bayi sejak masa kehamilan. - Konsultasi dengan Konselor Menyusui
Persiapkan diri dengan berkonsultasi sejak hamil, saat persalinan, hingga pasca melahirkan. - Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Lakukan kontak kulit ke kulit dalam waktu 1 jam pertama setelah bayi lahir dan lanjutkan minimal 1 jam. - Rooming-in & Bedding-in
Usahakan Ibu dan bayi selalu bersama agar lebih mudah merespon tanda lapar bayi. - Jaga Kebersihan & Nutrisi Ibu
Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui, serta konsumsi makanan bergizi seimbang untuk mendukung kesehatan Ibu dan bayi.
Teknik & Keterampilan Menyusui yang Benar
Agar proses menyusui lebih efektif dan nyaman, Ibu perlu menemukan posisi yang tepat:
1. Temukan Posisi Nyaman Sebelum Menyusui
Pastikan Ibu dan bayi rileks. Gunakan bantal di punggung atau bantal menyusui di pangkuan agar lebih nyaman.
2. Pilih Posisi Menyusui yang Sesuai
Beberapa posisi yang bisa dicoba:
- Cradle Hold – posisi klasik, bayi digendong di lengan Ibu.
- Cross-Cradle Hold – mirip cradle, tapi bayi ditopang dengan lengan berlawanan.
- Football Hold (Clutch Hold) – bayi diselipkan di samping tubuh seperti memegang bola.
- Side-Lying Position – menyusui sambil berbaring, cocok saat Ibu lelah atau pasca operasi.
- Laid-Back Breastfeeding (Biological Nurturing) – posisi setengah berbaring, bayi diletakkan di dada Ibu, lebih alami dan santai.
Tidak ada posisi yang paling benar, yang penting nyaman untuk Ibu dan bayi serta membantu pelekatan (latch) dengan baik.
Cara Memposisikan Bayi Saat Menyusui
Agar menyusui lebih nyaman dan ASI lebih efektif keluar, perhatikan posisi tubuh bayi:
Posisi yang Benar:
- Wajah bayi menghadap langsung ke payudara (chin to breast), hidung bayi sejajar dengan puting.
- Perut/dada bayi menempel pada perut/dada Ibu.
- Telinga, lengan, dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
- Seluruh tubuh bayi didekap erat dan ditopang dengan baik.
- Kepala bayi berada di lengan Ibu (bukan di lipatan siku).
Tanda Posisi yang Salah:
- Leher bayi terputar, sehingga tubuh menjauh dari Ibu.
- Badan bayi tidak menghadap ke badan Ibu.
- Ibu hanya menyangga kepala/leher bayi tanpa menopang tubuh.
- Kontak mata antara Ibu dan bayi sulit dilakukan.
Posisi yang benar akan membuat bayi lebih mudah untuk memasukan payudara kedalam mulutnya, dapat mencegah puting lecet, dan memperkuat bonding dengan Ibu.
Teknik Menyusui yang Benar
Topang Payudara dengan Tepat. Menopang payudara penting untuk:
- Membantu aliran ASI lancar
- Memudahkan bayi melekat
- Tidak menekan wajah bayi
Gunakan teknik C-Hold atau U-Hold:
- Bentuk tangan seperti huruf C.
- Letakkan ibu jari di atas payudara (arah jam 12).
- Letakkan 4 jari lainnya di bawah payudara (arah jam 6).
- Jari-jari tetap jauh dari areola agar tidak menghalangi mulut bayi.
- Arahkan puting ke bibir bayi ketika ia membuka mulut lebar.
Pelekatan (Latch-on) yang Benar
Gunakan rumus CALM :
C = Chin → dagu bayi menempel pada payudara
A = Areola → lebih banyak areola atas yang terlihat dibanding bawah
L = Lips → bibir bawah bayi terbuka lebar dan melipat keluar
M = Mouth → mulut bayi terbuka lebar, menutup areola bawah lebih banyak
Cara membantu bayi melekat:
- Sentuhkan puting ke bibir bawah bayi.
- Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar.
- Segera dekatkan bayi ke payudara dengan menekan punggung & bahu bayi (bukan menekan pada kepala bayi).
- Arahkan puting ke langit-langit mulut bayi, masukkan sedalam mungkin.
- Pastikan dagu bayi menempel, bibir bawah terputar keluar, dan lebih banyak areola atas yang terlihat.
Dengan menopang payudara dengan benar dan memperhatikan pelekatan sesuai rumus CALM, menyusui jadi lebih nyaman, ASI keluar optimal, bayi kenyang, dan Ibu terhindar dari nyeri atau puting lecet.
Mengapa Pelekatan yang Benar Itu Penting?
Bayi akan mendapatkan ASI lebih banyak bila proses menyusui berlangsung efektif, yaitu:
- Hisapan bayi dalam, ritmis, dan lambat.
- Terdengar suara menelan ASI dengan jelas.
Cara Agar Bayi Menyusu Efektif
Bayi harus memasukkan cukup banyak bagian payudara (areola dan jaringan sekitarnya), bukan hanya puting.
Dengan begitu, lidah bayi bisa memeras saluran susu (duktus laktiferus) dan mengalirkan ASI dengan baik.
Saat bayi menyusu, ia menarik areola dan jaringan payudara hingga terbentuk seperti "dot buatan". Puting asli Ibu hanya masuk sekitar sepertiga dari panjang dot buatan tersebut.
Jika Bayi Hanya Menghisap Putting, maka :
- Ibu akan merasa nyeri.
- Puting bisa menjadi lecet atau luka.
- ASI tidak keluar optimal, sehingga bayi tidak puas menyusu.
Jadi, ingat ya Bunda: bayi menyusu pada payudara, bukan hanya pada puting.
Tips: Bila terasa sakit saat menyusui, segera hentikan hisapan dengan perlahan (misalnya dengan memasukkan jari kelingking ke sudut mulut bayi), lalu ulang proses pelekatan sampai terasa nyaman.
Stimulasi Refleks Menyusu
- Usapkan puting lembut ke bibir bayi agar ia membuka mulut lebih lebar.
- Jangan memasukkan puting secara paksa, beri kesempatan bayi menempel secara alami.
- Oleskan sedikit ASI di sekitar areola untuk memudahkan bayi mengenali aroma ASI dan menemukan payudara.
Amati Cara Bayi Mengisap
Hisapan efektif : dalam, lambat, ritmis, disertai suara menelan.
Tampak gerakan rahang bayi yang teratur.
Jika hisapan tidak optimal: lepaskan dengan lembut, lalu bantu pelekatan ulang.
Pastikan Hidung Bayi Tidak Tertutup
Periksa posisi: wajah bayi menempel ke payudara, tapi hidung tetap bebas.
Jika hidung tertutup, tarik tubuh bayi lebih dekat ke Ibu agar posisi kepala sedikit menjauh dari payudara.
Bisa juga tekan lembut bagian atas payudara dengan jari agar bayi leluasa bernapas.
Cara Melepas Payudara dengan Aman
Jangan menarik puting langsung dari mulut bayi. Ini bisa membuat puting sakit atau lecet. Langkah aman:
- Cuci tangan terlebih dahulu.
- Posisikan jari kelingking di sudut mulut bayi.
- Masukkan ujung jari perlahan sampai menyentuh gusi/langit-langit.
- Biarkan udara masuk → hisapan terlepas.
- Tarik puting perlahan setelah hisapan lepas.
Posisi Menyusui yang Sebaiknya Dihindari
- Ibu membungkuk → membuat punggung cepat pegal.
- Tubuh bayi jauh dari payudara → pelekatan tidak optimal.
- Kepala dan tubuh bayi tidak sejajar → bayi sulit menelan dengan nyaman.
- Menyusui hanya dari satu payudara → produksi ASI tidak seimbang, berisiko bengkak atau mastitis.
Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari, perlu latihan & kesabaran. Jangan ragu konsultasi dengan konselor menyusui/ konselor laktasi jika mengalami kendala.
Artikel ditulis oleh dr. Erlina Masniari Napitupulu, M.Ked(Ped), Sp.A (Spesialis Anak dan Konselor Laktasi RS EMC Sentul).