Bayi Alami Sembelit? 7 Cara Mengatasi Susah BAB pada Si Kecil

Sembelit pada bayi sering membuat orang tua khawatir, apalagi saat si kecil tampak kesakitan atau susah buang air besar. Padahal, kondisi ini cukup sering terjadi, terutama saat bayi mulai mengenal makanan padat atau mengalami perubahan pola makan.

Konstipasi/sembelit adalah berkurangnya frekuensi tinja dari biasanya, atau tinja yang keras/dengan kesulitan saat buang air besar, atau adanya sensasi tidak tuntas (“incomplete evacuation”) saat buang air besar.

Konstipasi pada  anak tanpa penyebab organik jelas (≈ 90-95% kasus) disebut “konstipasi fungsional”. 

Pada anak usia < 4 tahun: 

setidak-nya 1 bulan dengan 2 atau lebih dari:

  • riwayat menahan tinja secara berlebihan
  • riwayat buang tinja keras/sakit
  • riwayat tinja diameter besar
  • teraba tinja di rectum

Meski biasanya tidak berbahaya, sembelit tetap perlu diperhatikan agar bayi tetap nyaman dan tidak rewel. Dengan cara yang tepat, orang tua bisa membantu melancarkan pencernaan si kecil tanpa perlu panik.

Apa yang Menyebabkan Bayi Mengalami Sembelit?

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan bayi mengalami sembelit, dan sebagian besar berkaitan dengan perubahan pola makan serta aktivitas hariannya. Berikut penjelasannya agar lebih mudah dipahami:

  1. Perubahan pola makan
    Salah satu penyebab paling umum adalah perubahan pola makan, misalnya saat bayi mulai belajar makan MPASI atau beralih dari ASI ke susu formula. Sistem pencernaan bayi masih beradaptasi dengan jenis makanan baru, sehingga butuh waktu untuk menyesuaikan diri.
  2. Kurang cairan
    Asupan cairan yang kurang juga bisa membuat tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Ini sering terjadi saat cuaca panas atau ketika bayi mulai makan makanan padat tapi belum cukup minum air.
  3. Kandungan zat besi atau jenis susu formula tertentu
    Beberapa susu formula dengan kandungan zat besi tinggi kadang bisa menyebabkan sembelit pada bayi. Hal ini tidak selalu berarti formulanya salah, tapi sistem pencernaan bayi mungkin belum cocok dengan jenis susu tersebut.
  4. Kurang gerak atau aktivitas fisik
    Bayi yang belum banyak bergerak, misalnya hanya berbaring dalam waktu lama, bisa mengalami perlambatan pergerakan usus. Gerakan tubuh, seperti menendang atau merangkak, sebenarnya membantu mendorong proses pencernaan lebih lancar.
  5. Kondisi medis tertentu
    Meskipun jarang, ada juga penyebab medis seperti kelainan pada sistem pencernaan atau saraf yang memengaruhi gerakan usus. Jika sembelit terjadi terus-menerus atau disertai gejala lain seperti muntah dan perut bengkak, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

7 Cara Mengatasi Susah BAB pada Bayi

Sembelit pada bayi memang bisa membuat orang tua cemas, tapi jangan khawatir, ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu melancarkan pencernaan si kecil. Berikut 7 cara aman dan efektif untuk mengatasi susah BAB pada bayi:

  1. Perbanyak asupan cairan
    Pastikan bayi mendapatkan cukup cairan sesuai usianya. Untuk bayi yang masih ASI eksklusif, biasanya ASI sudah cukup memenuhi kebutuhan cairan. Namun, jika bayi sudah mulai MPASI, bisa diberikan tambahan air putih sedikit demi sedikit (sekitar 60–120 ml per hari, tergantung usia dan saran dokter) untuk membantu melunakkan tinja.
  2. Berikan makanan berserat (untuk bayi MPASI)
    Jika bayi sudah berusia di atas 6 bulan dan mulai makan padat, tambahkan makanan tinggi serat seperti pure buah (pepaya, pir, atau apel kukus) dan sayuran lembut seperti labu atau brokoli. Serat membantu menarik air ke dalam usus sehingga tinja lebih lunak dan mudah dikeluarkan.
  3. Lakukan pijat perut lembut
    Pijat lembut perut bayi dengan gerakan memutar searah jarum jam menggunakan ujung jari. Teknik ini dapat merangsang pergerakan usus (motilitas usus) dan membantu mendorong tinja keluar. Lakukan perlahan agar bayi tetap nyaman.
  4. Gerakkan kaki seperti mengayuh sepeda
    Gerakan kaki bayi seperti sedang mengayuh sepeda dapat membantu merangsang aktivitas usus. Lakukan dengan lembut selama beberapa menit, terutama setelah bayi makan atau minum, untuk membantu melancarkan pencernaan.
  5. Coba mandi air hangat
    Memandikan bayi dengan air hangat dapat membuat otot perut dan panggulnya lebih rileks. Setelah mandi, banyak bayi akan merasa lebih nyaman dan kadang bisa buang air besar dengan lebih mudah.
  6. Perhatikan jenis susu formula
    Jika bayi minum susu formula dan sering sembelit, bisa jadi sistem pencernaannya belum cocok dengan merek atau kandungan tertentu (misalnya formula tinggi zat besi). Konsultasikan dengan dokter anak sebelum mengganti merek susu, agar bayi tetap mendapat nutrisi seimbang tanpa risiko sembelit.
  7. Jangan sembarangan beri obat pencahar
    Hindari memberikan obat pencahar, supositoria, atau cairan pembersih usus tanpa anjuran dokter. Penggunaan yang tidak tepat bisa mengiritasi usus bayi atau mengganggu keseimbangan elektrolitnya. Jika sembelit berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai gejala lain (muntah, demam, atau perut keras), segera konsultasikan ke dokter anak.

Dengan langkah-langkah sederhana ini, sebagian besar kasus sembelit pada bayi bisa teratasi tanpa obat. Namun, selalu penting untuk memantau frekuensi dan konsistensi BAB bayi, serta meminta saran dokter bila kondisi tidak membaik.

BACA JUGA: Dehidrasi Pada Bayi dan Cara Menanganinya

Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?

Meskipun sebagian besar kasus sembelit bisa diatasi di rumah, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa bayi perlu segera diperiksa ke dokter. Perhatikan hal-hal berikut ini:

  • Tidak BAB lebih dari 3-5 hari
    Kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa usus bayi benar-benar tersumbat atau pergerakan ususnya melambat.
  • Feses sangat keras atau disertai darah
    Ini bisa terjadi karena luka di sekitar anus akibat mengejan terlalu keras.
  • Bayi tampak kesakitan saat ingin BAB
    Jika bayi menangis, mengejan lama, atau tampak sangat tidak nyaman, kemungkinan sembelitnya cukup berat.
  • Perut tampak kembung dan bayi tidak mau makan atau minum
    Gejala ini bisa menandakan adanya penumpukan gas atau masalah pencernaan lain yang perlu segera diperiksa.

Segera konsultasikan ke dokter anak jika satu atau lebih tanda di atas muncul agar bayi mendapatkan penanganan yang aman dan tepat.

Dokter akan membantu mencari penyebab pasti, apakah karena pola makan, intoleransi susu, atau ada gangguan pencernaan lain, dan memberikan penanganan yang aman sesuai usia bayi.

Sebagai orang tua, penting untuk tetap tenang dan tidak mencoba memberikan obat pencahar atau tindakan lain tanpa arahan medis. Fokuslah pada pemantauan kondisi bayi, pastikan ia tetap terhidrasi, dan catat frekuensi BAB sebagai bahan informasi untuk dokter. Dengan begitu, si kecil bisa mendapatkan perawatan yang tepat dan cepat pulih dari sembelit.

Artikel ditulis oleh dr. Darmady Darmawan, Sp.A (Dokter Spesialis Anak RS EMC Pulomas).