Grand Opening Klinik Diabetes Terpadu di RS EMC Cikarang

(21/09/2022) Rumah Sakit EMC Cikarang secara resmi membuka Klinik Diabetes Terpadu. Dalam sambutannya, Direktur RS EMC Cikarang, dr. Rudy Susanto, BS-BIO menyampaikan tujuan meresmikan Klinik Diabetes Terpadu untuk merealisasikan Visi Rumah Sakit EMC, yaitu menjadi penyedia layanan kesehatan yang unggul dan terpercaya bagi seluruh lapisan masyarakat, demi memajukan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Diharapkan Klinik Diabetes ini bisa membantu pengobatan pasien yang terkena penyakit Diabetes. Masyarakat Cikarang dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh berobat keluar kota, karena pelayanan terpadu ini salah satu yang akan menjadi unggulan di Cikarang, Bekasi.

Pada acara peresmian Klinik Diabetes Terpadu RS EMC Cikarang, diadakan juga Talkshow sekaligus memperkenalkan para dokter Spesialis Diabetes  seperti dr. Yosephine,Sp –PD-KEMD (Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Metabolik, Endokrin & Diabetes), dr.Marolop Pardede,Sp,BTKV (K),MH (Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular), dan dr. Irene Halim Subrata,Sp.N (Spesialis Neurologi / Saraf).

Dalam kasus diabetes biasanya berhubungan dengan sumbatan pembuluh darah terutama arteri, atau disebut juga Peripheral Arterial Disease (PAD). PAD merupakan penyakit pembuluh darah arteri yang disebabkan sumbatan (atherosclerosis), dan diabetes melitus merupakan faktor resiko yang tinggi terhadap penyakit ini.

“Pasien diabetes mellitus terkena resiko terjadinya PAD 20 kali lipat lebih besar daripada pasien non-diabetes melitus. Kemungkinan terjadinya amputasi juga meningkat bila terjadi PAD sebesar 34,1% dan mortalitas 5,5%,” ucap  dr. Yosephine,Sp –PD-KEMD

Adapun gejalanya  sendiri pada pasien dengan luka diabetes  yang disertai gangguan pembuluh darah berupa luka yang tidak kunjung sembuh (kronik), luka yang berbau dan mengeluarkan nanah, sampai pada kehitaman. Diperlukan pemeriksaan yang komprehensif dan berkala agar penderita luka diabetes dapat ditangani seawal mungkin sehingga dapat mencegah terjadinya amputasi.

“dengan perkembangan ilmu kedokteran, terutama pada bidang pembuluh darah, kita dapat membuka dengan stent atau balloon pembuluh darah, sehingga kejadian amputasi dapat ditekan. Beberapa permasalahan yang terjadi pada luka diabetes yang terutama pada kaki adalah berkurang sampai hilangnya sensasi perasa pada kaki. Hal ini menyebabkan penderita tidak merasa nyeri pada saat kaki terkena luka,” ujarnya

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh berkurangnya kadar insulin atau sensitivitas insulin yang berkurang sehingga mengganggu fungsi dari insulin.

“luka atau kaki diabetes yang paling sering ditemukan pada pasien dengan Diabetes Melitus yang tidak terkontrol. Luka pada pasien Diabetes Melitus dapat terjadi akibat pembentukan plak-plak thrombus di pembuluh darah arteri atau bisa disebut aterosklerosis. Luka pada diabetes sering terjadi di ekskremitas bawah,” tutur dr.Marolop Pardede,Sp,BTKV (K),MH.

Aterosklerosis yang terjadi pada kaki diabetik juga menyebabkan gangguan pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi, dan menyebabkan luka di kaki sulit sembuh sehingga menjadi nekrosis dan gangrene, jaringan tubuh mati dan menghitam akibat kurangnya aliran darah, namun masih bisa terus rutin diobati.