Waspada Obesitas pada Anak

Obesitas merupakan suatu kondisi penumpukan lemak tubuh secara berlebihan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Anak disebut obesitas bila BB menurut TB berada pada +3 menurut kriteria WHO 2006. Tata laksana obesitas cukup sulit dan harus dilakukan segera dengan pemantauan dari dokter spesialis anak. Angka obesitas di anak secara global meningkat dari 4,2% pada tahun 1990, kemudian 6,7% pada tahun 2010 dan mencapai 9,1% di tahun 2020. 

Penyebab obesitas pada anak

Obesitas dapat terjadi pada segala umur mulai usia balita, remaja hingga orang tua. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan Antara asupan makanan (energi yang dihasilkan) dengan energi yang dikeluarkan. Selain itu obesitas juga bias terjadi karena kurangnya aktifitas fisik, rendahnya metabolisme tubuh, dan rendahnya pemecahan jenis makanan tertentu seperti makanan yang banyak mengandung lemak. Obesitas primer/nutrisional merupakan penyebab utama obesitas yang terjadi karena asupan makanan berlebih. Sisanya berupa kelainan hormon, sindrom, dan gen yang disebut sebagai obesitas sekunder/non nutrisional.

Gejala obesitas pada anak

  • Pipi tembem dan dagu rangkap
  • Leher tampak pendek dan kulit gelap di leher bagian belakang
  • Perut buncit serta berlipat-lipat
  • Pada anak lelaki penis tampak kecil dan terbenam
  • Tidur mengorok dan sering terbangun di malam hari
  • Deposisi jaringan lemak di daerah payudara
  • Muncul strechmark di pinggul, perut, pantat, dan lengan

Cara mendapatkan berat badan ideal kembali adalah:

  1. Terapkan pola makan yang sehat dan seimbang

Penggunaan aturan the traffic light diet bisa menjadi pilihan cerdas, green food adalah makanan rendah kalori dan lemak (konsumsi bebas), yellow food adalah makanan rendah lemak (konsumsi terbatas), red food adalah makanan dengan lemak dan kalori tinggi (satu kali dalam seminggu). Ganti kudapan kalori tinggi dengan buah segar/yogurt rendah lemak/salad sayuran, dll. Perbanyak asupan air putih diantara jam makan. Orang tua harus ketat dalam memilih jenis dan porsi makanan/minuman harian.

  1. Pola tidur yang cukup

Balita masih memiliki waktu tidur yang panjang sekitar 10-12 jam tidur malam yang lelap, sementara pada anak-anak dan remaja membutuhkan 8-10 jam tidur malam yang lelap setiap harinya.

  1. Kurangi pemakaian gawai (TV, gadget, dsb)

Balita tidak disarankan memiliki screentime kecuali untuk videocall atau lagu interaktif dengan pengawasan/pendampingan. Anak-anak dan remaja yang menghabiskan banyak waktunya untuk bermain/menonton gawai disertai ngemil makanan tinggi kalori dan gula yang terkadang banyak muncul di iklan.

  1. Perbanyak aktifitas fisik

Aktifitas fisik yang menyenangkan, teratur dan bervariasi bisa merangsang tumbuh kembang anak dengan lebih optimal dan pastinya dapat membantu mengatasi kelebihan berat badan. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak membutuhkan sekitar 60 menit waktu untuk berolahraga setiap harinya (tidak harus dalam satu waktu, bisa di akumulasikan dalam satu hari). Carilah kegiatan keluarga bersama agar anak tidak mudah bosan. Kegiatan seperti mendaki gunung, berenang, bersepeda, permainan tradisional di halaman rumah dan lari pagi bisa menjadi salah satu opsi. Jangan lupa lakukan pemanasan, gunakan pelindung bila perlu dan selalu berhati-hati.

  1. Berikan target diet

Anak diberikan target diet menuju berat badan ideal. Upayakan selalu memberikan pujian serta dorongan yang positif di setiap keberhasilan anak. Motivasi anak untuk menurunkan berat badan dengan pola hidup sehat.

Itulah beberapa hal yang penting untuk di waspadai oleh orang tua untuk mengenal dan mengatasi obesitas pada anak. Penanganan obesitas perlu kerjasama yang baik antara orang tua, anak dan dokter spesialis anak.  Lakukan konsultasi secara berkala setiap bulan pada anak berusia kurang dari satu tahun dan tiap 3-6 bulan setelahnya agar evaluasi tumbuh kembang dapat dilakukan dengan tepat.

Artikel ditulis oleh dr. Anisa Setiorini, Sp. A (Dokter Spesialis Anak RS EMC Sentul).