Wajib Tahu! Jenis-Jenis Vaksin untuk Calon Jemaah Umroh

Perjalanan umroh bukan hanya soal kesiapan spiritual, tetapi juga fisik. Perbedaan cuaca, iklim panas ekstrem, dan kerumunan besar dapat meningkatkan risiko terkena penyakit. Agar ibadah berjalan lancar dan tetap sehat selama di sana, vaksinasi menjadi langkah penting yang tidak boleh diabaikan.

Melalui artikel ini, Anda akan mengetahui jenis-jenis vaksin yang wajib dan disarankan bagi calon jemaah umroh, sebagai bagian dari upaya perlindungan diri dan sesama.

Jenis Vaksin untuk Calon Jemaah Umroh

Vaksin dilakukan sebagai tindakan preventif penyakit-penyakit yang bisa saja mengganggu ibadah umroh Anda. Berikut ini adalah jenis-jenis vaksin yang disarankan untuk calon jemaah umroh:

1. Vaksin Meningitis Meningokokus

Semua calon jemaah umroh yang berusia lebih dari 2 tahun diwajibkan menerima vaksin ini. Meningitis meningokokus adalah penyakit yang mudah menular melalui droplet dan bisa menyebar luas di tengah kerumunan seperti saat ibadah umroh.

Vaksin harus diberikan minimal 10 hari sebelum keberangkatan. Pemerintah Arab Saudi mengakui dua jenis vaksin, yaitu:

  • Polisakarida quadrivalent (ACYW): berlaku 3 tahun.
  • Konjugasi quadrivalent (ACYW): berlaku 5 tahun.

2. Vaksin Polio

Jemaah dari negara-negara dengan kasus polio aktif, seperti Indonesia, wajib menerima vaksin ini.

  • Jenis vaksin: bOPV (oral) atau IPV (injeksi).
  • Vaksin harus disuntikkan dalam periode 4 minggu hingga 12 bulan sebelum keberangkatan.

Penyakit polio sangat menular dan bisa menyebar dengan cepat di lingkungan padat. Dengan demikian, vaksin ini menjadi ketentuan yang penting.

3. Vaksin Demam Kuning

Vaksin ini tidak wajib bagi jemaah asal Indonesia, kecuali jika Anda sempat:

  • Tinggal atau singgah (>12 jam) di negara endemis demam kuning dalam 6 hari terakhir sebelum tiba di Arab Saudi.

Negara-negara tersebut meliputi beberapa wilayah di Afrika dan Amerika Selatan. Jika termasuk dalam kategori di atas, Anda wajib menunjukkan Sertifikat Internasional Vaksinasi Demam Kuning saat tiba di Arab Saudi. Tanpa sertifikat tersebut, Anda bisa ditolak masuk atau dikenakan prosedur observasi tambahan. Untuk memastikan kebutuhan vaksin ini, konsultasikan dengan dokter atau fasilitas layanan kesehatan umroh sebelum berangkat.

Vaksin Tambahan Lainnya

Selain vaksin wajib, ada sejumlah vaksin tambahan yang disarankan untuk calon jemaah umroh, tergantung pada kondisi kesehatan, usia, serta riwayat perjalanan. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter guna memastikan vaksin yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pribadi dan kondisi medis Anda.

1. Vaksin tambahan berdasarkan risiko individu atau perjalanan:

  • Kolera
  • Hepatitis A dan B
  • Demam tifoid
  • Rabies
  • Ensefalitis Jepang

2. Vaksin rutin yang sebaiknya diperbarui (booster):

  • Difteri, tetanus, pertusis (DTP)
  • Haemophilus influenzae tipe b (Hib)
  • Pneumokokus
  • Human papillomavirus (HPV)
  • Varisela
  • Campak, gondongan, dan rubella (MMR)
  • Tuberkulosis (BCG)
  • Rotavirus

Melengkapi imunisasi rutin membantu menjaga daya tahan tubuh dan mencegah penyakit yang bisa mengganggu ibadah.

BACA JUGA: Mengapa Vaksinasi Meningitis Kembali Diwajibkan Bagi Jemaah Umrah?

Konsultasikan Jenis Vaksin Anda

Agar ibadah umroh dapat berjalan dengan lancar, nyaman, dan khusyuk, penting bagi setiap calon jemaah untuk menjaga kesehatan sejak sebelum keberangkatan.

Salah satu langkah pencegahan yang paling efektif adalah melalui vaksinasi. Namun, jenis vaksin yang dibutuhkan bisa berbeda-beda tergantung pada usia, kondisi kesehatan, riwayat medis, dan negara yang pernah dikunjungi sebelumnya.

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau fasilitas layanan kesehatan yang berwenang. Pemeriksaan oleh dokter penting dilakukan untuk mengetahui kondisi tubuh dan menentukan vaksinasi yang cocok dan tidak membahayakan.

Dengan begitu, Anda tidak hanya memenuhi persyaratan perjalanan ke Tanah Suci, tetapi juga memberikan perlindungan optimal bagi diri sendiri dan jemaah lain selama menjalankan ibadah.

Artikel ditulis oleh dr. Fajar Adesta, Sp.PD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Alam Sutera).