Serupa tapi Tidak Sama, Kenali Beda Meningitis & Ensefalitis

Meningitis dan ensefalitis adalah dua kondisi kesehatan yang terkait dengan sistem saraf pusat dan melibatkan peradangan didalamnya. Sistem saraf pusat kita terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi kesehatan ini terjadi, dimana ada peradangan pada lapisan yang melapisi otak dan otak itu sendiri. Namun, meskipun keduanya berhubungan dengan peradangan pada sistem saraf pusat, terdapat perbedaan penting dalam hal area yang terkena dan penyebab terjadinya.

Perbedaan umum Meningitis dan Ensefalitis

Perbedaan secara umum dari penyakit meningitis dan ensefalitis dapat dilihat dari 2 hal yaitu pada area terjadi dan penyebabnya. Area peradangan meningitis terjadi pada lapisan pelindung yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang, yang disebut meninges. Sedangkan ensefalitis, terjadi pada jaringan otak itu sendiri. Penyebab penyakit meningitis biasanya oleh infeksi virus, bakteri, ataupun jamur. Virus-virus lain juga dapat menyebabkan meningitis, seperti virus gondongan, virus campak, virus influenza, dan virus herpes. Sementara itu kondisi ensefalitis atau radang otak disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex atau virus cacar air, namun juga tidak menutup kemungkinan bahwa imunitas tubuh terhadap infeksi menjadi salah satu penyebab ensefalitis.

Gejala dan Perawatan Penyakit Meningitis dan Ensefalitis

Gejala umum dari meningitis dan ensefalitis terbilang mirip yaitu nyeri kepala, demam dan meningism (rigiditas nukal atau kaku leher. Namun, meskipun terbilang mirip, masih ada perbedaan spesifik pada gejala yang timbul dari keduanya. Gejala lebih spesifik dari meningitis adalah mual, muntah, kelelahan, dan sensitivitas terhadap cahaya. Sedangkan gejala meningitis akut sama dengan meningitis kronik meliputi nyeri kepala, demam, muntah dan gangguan mental. Nyeri kepala dan demam merupakan gejala awal yang sering.

Secara umum, ensefalitis memiliki potensi untuk menjadi lebih parah daripada meningitis karena melibatkan peradangan pada jaringan otak itu sendiri dan dapat menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada fungsi otak dan sistem saraf. Ini dapat mengakibatkan dampak yang lebih signifikan pada kesehatan dan fungsi tubuh dibandingkan dengan meningitis.

Perawatan untuk meningitis dan ensefalitis juga berbeda tergantung pada penyebabnya. Jika infeksi bakteri adalah penyebab meningitis, antibiotik diberikan untuk membunuh bakteri. Pada ensefalitis yang disebabkan oleh virus, perawatan seringkali fokus pada meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Untuk beberapa virus spesifik, seperti virus herpes simplex, tersedia juga obat antivirus. Pengobatan mungkin melibatkan perawatan di rumah sakit dengan pemberian obat intravena, dukungan kehidupan, dan terapi rehabilitasi jika diperlukan.

Bagaimana menghindari terinfeksi penyakit meningitis dan ensefalitis

Meningitis dan Ensefalitis termasuk golongan penyakit yang menular melalui kontak fisik dengan penderita. Oleh karenanya penting untuk mengetahui cara pencegahan yang perlu dilakukan untuk meminimalisir resiko tertular. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil meliputi:

  • Imunisasi

Vaksinasi rutin membantu dalam melindungi dari beberapa jenis infeksi yang dapat menyebabkan meningitis dan ensefalitis, seperti vaksin meningokokus dan vaksin MMR (campak, gondong, dan rubella).

  • Menjaga kebersihan

Membiasakan diri mencuci tangan dengan teratur dan hindari berbagi alat makan dan minum dengan orang lain, terutama selama wabah penyakit. Memelihara sistem kekebalan tubuh yang kuat dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi yang dapat menyebabkan meningitis dan ensefalitis.

  • Hindari kontak dengan orang yang sakit

Meningitis dan ensefalitis dapat menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Jika ada orang di sekitar Anda yang sedang mengalami gejala seperti demam tinggi, sakit kepala parah, kebingungan, atau kejang, segera hindari kontak langsung dengan penderita.

  • Hindari area dengan risiko tinggi

Beberapa jenis meningitis dapat menyebar melalui kontak dengan sekresi tubuh atau melalui paparan lingkungan tertentu. Jika Anda tinggal atau bepergian ke daerah dengan risiko tinggi, seperti daerah dengan wabah meningitis, hindarilah kontak dengan cairan tubuh orang lain, gunakan perlengkapan pelindung pribadi yang sesuai, dan ikuti saran dan pedoman dari otoritas kesehatan setempat.

Ingatlah bahwa langkah-langkah pencegahan ini dapat membantu mengurangi risiko Anda terkena meningitis dan ensefalitis, jika Anda terpapar dengan penderita dan mengalami gejala yang disebutkan, segera hubungi dokter atau spesialis terdekat.

Artikel ditulis oleh dr. Dwi Hany Febrina S, Sp.N (Spesialis Neurologi / Saraf RS EMC Cikarang).