Sakit Telinga yang Mengganggu: Infeksi Telinga atau Pilek?

Sakit telinga merupakan kondisi umum yang dialami oleh banyak orang. Namun, saat mengalami rasa sakit di telinga, sering kali sulit untuk menentukan apakah disebabkan karena infeksi telinga luar atau telinga tengah (batuk pilek). Kedua kondisi ini memiliki gejala yang serupa, tetapi penyebabnya berbeda. Penting untuk memahami perbedaan antara infeksi telinga dan pilek guna mengambil langkah yang tepat dalam penanganan dan pengobatan.

Infeksi telinga yang juga dikenal sebagai otitis dan pada umumnya terbagi ada dua jenis tergantung pada lokasi infeksi. Jenis pertama yaitu otitis eksterna yang terjadi di bagian luar telinga dan disebabkan oleh masuknya air yang kotor sehingga menimbulkan rasa gatal, atau kebiasan mengorek telinga yang dilakukan dengan tidak higienis. Kehadiran air di saluran telinga menyebabkan kelembapan dan memfasilitasi pertumbuhan serta perkembangbiakan bakteri. Selain itu, risiko terkena otitis eksterna juga dapat meningkat akibat kebiasaan mengorek telinga secara berlebihan atau penggunaan alat bantu dengar sehingga membuat liang luar telinga iritasi, bengkak, dan akhirnya mengeluarkan cairan infeksi. Selanjutnya, terdapat jenis otitis media yang terjadi di telinga tengah. Biasanya, otitis media terjadi setelah seseorang mengalami pilek atau flu, ketika bakteri atau virus dari saluran pernapasan menyebar ke telinga tengah melalui tabung pendengaran.

Gejala yang umum terkait dengan infeksi telinga meliputi:

  • Rasa sakit yang tajam dan bervariasi dari ringan hingga parah dan dapat mempengaruhi satu atau kedua telinga.
  • Gangguan pendengaran. Pada beberapa kasus, Anda mungkin merasa telinga terasa penuh atau adanya penurunan pendengaran.
  • Infeksi telinga sering disertai demam, terutama pada anak-anak.
  • Cairan atau nanah keluar dari telinga. Pada kasus yang parah, infeksi telinga dapat menyebabkan cairan atau nanah keluar dari telinga yang terinfeksi.
  • Gejala pilek. Infeksi telinga seringkali disertai dengan gejala pilek, seperti hidung tersumbat atau pilek.

Di sisi lain, pilek merupakan infeksi virus pada saluran pernapasan atas. Gejala pilek biasanya melibatkan hidung tersumbat, bersin, tenggorokan yang sakit, dan batuk. Namun, pilek juga dapat menyebabkan beberapa gejala yang memengaruhi telinga, seperti:

  • Rasa penuh atau penurunan pendengaran

Peradangan di saluran pernapasan atas dapat menyebabkan perubahan tekanan di telinga, yang dapat menyebabkan rasa penuh atau penurunan pendengaran sementara.

  • Telinga berdengung

Terjadi sensasi telinga berdengung atau berdesis saat seseorang tekena pilek. Hal ini juga disebabkan oleh perubahan tekanan di telinga.

 

Perbedaan utama antara infeksi telinga dan pilek adalah pada gejala yang terjadi. Jika Anda mengalami rasa sakit yang parah di telinga yaitu Otitis Externa/OE (riwayat mengorek telinga) dan Otitis Media Acut/OMA (disebabkan oleh batuk pilek), biasanya OE nyeri jika tersentuh liang telinganya, klo OMA nyeri didalam seperti bisul mau pecah dengan riwayat bapil sebelumnya dan gejala seperti demam atau cairan keluar dari telinga, kemungkinan besar itu adalah infeksi telinga dan perlu ditangani oleh dokter atau tenaga medis lainnya. Pilek, di sisi lain, biasanya lebih ringan dan gejalanya berfokus pada saluran pernapasan atas. Penting untuk segera mencari perawatan medis jika Anda mengalami gejala infeksi telinga yang parah atau jika gejala berlangsung lebih dari beberapa hari. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa telinga dan mungkin meresepkan antibiotik jika infeksi disebabkan oleh bakteri. Namun, jika infeksi telinga disebabkan oleh virus, antibiotik tidak akan efektif.

Untuk mengurangi risiko infeksi telinga, ada beberapa langkah yang dapat diambil, seperti: hidari mengorek telinga secara berlebihan, bila terjadi batuk pilek segera berobat, jaga kebersihan telinga kalau jenis kotoran telinga mudah menumpuk kontrol ke dokter THT 6 bulan sekali. Menerapkan imunisasi lengkap, menjaga kebersihan tangan yang baik, dan menghindari paparan asap rokok.

Pilek dapat diobati dengan langkah-langkah mandiri, seperti istirahat yang cukup, minum banyak cairan, dan menggunakan obat pereda gejala, seperti dekongestan nasal atau obat tetes hidung garam untuk membantu meredakan hidung tersumbat. Namun, jika gejala pilek berlangsung lebih dari 10 hari atau menjadi lebih parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis yang lebih ahli.

Artikel ditulis oleh dr. Irawati, Sp. THT – KL (Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan RS EMC Tangerang).