Penyebab Kaki Gajah yang Perlu Diwaspadai!

Elephantiasis, filariasis, atau yang biasa dikenal dengan kaki gajah merupakan salah satu kondisi yang cukup sering ditemukan pada negara dengan iklim tropis, salah satunya Indonesia. Secara umum, penyakit ini perlu diwaspadai dikarenakan ia seringkali tidak menimbulkan gejala berarti pada tahap gejala awal dan baru terdeteksi pada tahap kronis. Meskipun demikian, penyakit kaki gajah dapat menjadi penyebab dari terjadinya pembengkakan pada sebagian anggota tubuh, hingga cacat permanen.

Apa penyebab penyakit kaki gajah?

Kaki gajah disebabkan oleh kelenjar getah bening yang terserang oleh cacing bernama filaria. Adapun cacing jenis ini dapat menular dari satu penderita ke penderita lainnya melalui gigitan nyamuk yang telah terinfeksi sebelumnya. Nyamuk dapat terinfeksi oleh larva dari cacing filaria melalui proses pengambilan makanan dari penderita, dan kemudian tersebar ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain. Larva cacing yang terkandung dalam nyamuk lalu bermigrasi ke limfatik penderita melalui aliran darah dan menjadi matang pada sistem getah bening.

Apa saja gejala penyakit kaki gajah?

Kaki gajah biasa ditandai dengan pembengkakan serta pembesaran pada bagian tubuh. Beberapa gejala yang sering dialami adalah bagian tubuh yang terasa kering, tebal, ulserasi, serta warna menggelap dan berbintik. Namun, gejala pada penyakit ini terbagi menjadi beberapa fase perkembangan, yang terdiri atas:

  • Fase tidak bergejala
    Pada fase ini, penderita tidak merasakan gejala apapun dan tidak menyadari bahwa tubuhnya telah terinfeksi oleh cacing filaria. Padahal, infeksi tersebut telah merusak sistem aliran pada getah bening, ginjal, serta daya tahan tubuh yang mengalami penurunan. Fase tidak bergejala ini menyebabkan penderita terlambat mendapat penanganan dan penyakit telah berlanjut pada fase berikutnya yaitu fase akut.
  • Fase akut
    Fase akut dapat ditandai dengan munculnya peradangan lokal yang melibatkan kulit, kelenjar getah bening, hingga pembuluh limfatik sebagai respon dari daya tahan tubuh terhadap infeksi parasit yang terjadi. Adapun gejala yang dirasakan oleh penderita dapat berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, serta pembengkakan pada bagian tungkai kaki, bahkan pembengkakan pada kantung zakar pada laki-laki.
  • Fase kronis
    Fase setelah fase akut pada penderita kaki gajah merupakan fase kronis dimana jaringan limfa mulai membengkak dan menebal, terutama pada bagian kulit kaki. Kondisi ini disertai dengan adanya penebalan pula pada kantung zakar pada laki-laki dan pembengkakan di bagian payudara dan vagina pada perempuan. Terkadang, kondisi ini juga disertai dengan gejala lain seperti kulit yang terasa kaku dan keras, sakit pada area yang bengkak, menggigil, demam, serta merasa tidak enak badan.

Bagaimana cara mengobati kaki gajah?

Diagnosis penyakit kaki gajah dapat diberikan oleh dokter setelah melewati beberapa proses pemeriksaan fisik serta tes darah. Setelah mendapatkan diagnosis, penderita akan diberikan obat-obatan anti-parasit seperti albendazole, ivermectin, serta diethylcarbamazine citrate. Selain itu, ada pula beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala kaki gajah, diantaranya:

  • Rutin mencuci dan mengeringkan area yang bengkak
  • Menggunakan pelembab
  • Rutin memeriksa dan menggunakan krim obat pada bagian yang sakit dan luka
  • Berolahraga dan berjalan
  • Menjaga posisi lengan atau kaki yang bengkak agar posisinya tetap tinggi, baik itu ketika berbaring maupun duduk
  • Membungkus erat bagian yang sakit sebagai pencegahan agar luka tidak semakin parah

Itulah penyebab, gejala, hingga cara mengobati penyakit kaki gajah. Jika Anda atau kerabat terdekat Anda mengalami gejala serupa, segera periksakanlah ke dokter terpercaya untuk ditindaklanjuti lebih lanjut.

 

Artikel ditulis oleh dr. Imran Nito, Sp.PD (Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Pulomas).