Apa itu Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) ?
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) atau yang biasa dikenal dengan sariawan, merupakan penyakit mulut yang paling sering ditemukan di masyarakat. SAR ditandai oleh ulser berbentuk oval atau bulat yang nyeri pada mukosa mulut, terjadi secara rekuren. Etiologi SAR belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya SAR, yaitu genetik, trauma (perlukaan), alergi, hormonal dan defisiensi nutrisi.
- Genetik
Faktor genetik mempunyai peranan pada pasien yang menderita SAR. Keturunan dari beberapa gen tertentu, terutama sitokin proinflamasi yang berperan dalam pembentukan ulser SAR, dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya SAR pada sejumlah anggota keluarga.
- Trauma (Perlukaan)
Menyikat gigi terlalu kuat dan trauma (perlukaan) dari bulu sikat gigi, gigitan pada mukosa pipi dan bibir, ataupun prosedur dental (tindakan medis terkait gigi dan mulut) dapat menyebabkan SAR.
- Alergi
Alergi diduga sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya SAR. SAR dapat terjadi karena sensitivitas jaringan rongga mulut terhadap beberapa bahan tertentu, seperti misalnya pada obat-obatan. Setelah kontak dengan bahan tersebut terjadi iritasi terhadap mukosa sehingga mukosa mengalami peradangan (inflamasi).
- Hormonal
Saat stres terjadi maka kadar hormon kortisol di dalam darah akan meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah leukosit menjadi meningkat, sertaperadangan akan mudah terjadi dan berlanjut menyebabkan SAR.
- Defisiensi Nutrisi
Faktor nutrisi yang berpengaruh pada timbulnya SAR adalah ketidak seimbangan kadar asam folat, zat besi, vitamin B1, B2, B6, B12, dan zinc.
Penatalaksanaan
Penanganan SAR dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis.
- Farmakologis (melalui obat-obatan)
Secara histopatologi, pada SAR ditemukan sel-sel yang berperan dalam proses inflamasi. Maka perlu diberikan obat-obatan yang merupakan anti radang golongan steroid tingkat sedang. Dengan pemberian anti radang diharapkan dapat menghilangkan proses inflamasi sehingga mengurangi rasa sakit.
- Non-farmakologis (tanpa menggunakan obat)
Penanganan secara non-farmakologis dapat dilaksanakan dengan melakukan antisipasi dari penyebab yang dapat memicu SAR, contohnya :
- Jika SAR terjadi karena adanya penumpukan karang gigi maka dapat dilakukan penanganan seperti perawatan scalling gigi
- Jika SAR terjadi karena trauma akibat sikat gigi maka dapat dilakukan tatalaksana non-farmakolgis dengan memperbaiki teknik menyikat gigi dan pemilihan sikat gigi yang tepat (pemilihan brush yang lembut sesuai kebutuhan).
Baca juga: Ketahui Pentingnya Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Gigi dan Mulut
Artikel ditulis oleh drg. Hermita Agus, Sp.PM (Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut RS EMC Sentul).