Mengenal Acute Mountain Sickness (AMS) : Resiko Pendaki Gunung

Mendaki gunung merupakan wisata yang cukup digemari baik di Indonesia maupun mancanegara. Selain berfungsi untuk rekreasi, melakukan pendakian dapat meningkatkan kualitas fisik maupun mental seseorang. Meskipun begitu adanya perbedaan karakteristik lingkungan pada ketinggian dapat menyebabkan suatu kondisi yang disebut dengan Acute Mountain Sickness (AMS). Kondisi ini terjadi akibat adanya reaksi tubuh terhadap berkurangnya kadar oksigen di lingkungan, yang kemudian berpengaruh terhadap sistem saraf pusat sehingga menimbulkan keluhan.

Gejala yang dapat terjadi ketika mengalami AMS diantaranya adalah:

  • Sakit kepala (gejala utama)
  • Mual dan muntah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Rasa lelah berlebih (terutama ketika beristirahat)
  • Gangguan tidur
  • Pusing
  • Pada kondisi yang lebih berat dapat menyebabkan terjadinya perdarahan pada retina mata dan menggangu lapang pandang.

Gejala-gejala tersebut dapat muncul dimulai dari beberapa jam disaat pendakian hari pertama. Pada kondisi yang ringan ketika tubuh akhirnya dapat menyesuaikan dengan lingkungan, gejala tersebut dapat hilang secara sendirinya (setelah hari kesatu hingga ketiga). Walaupun begitu, perlu diketahui adanya kondisi yang lebih mengancam akibat AMS yang berat atau disebut Severe Altitude Sickness (SAS) yang menyebabkan edema paru dan edema serebral. Gejala dari keduanya dapat berupa:

  • Fatigue yang sangat ekstrim
  • Rasa kantuk berlebih
  • Kebingungan
  • Hilang koordinasi
  • Batuk
  • Sesak

Karena itu penting untuk mengetahui pencegahan terjadinya kondisi tersebut baik AMS maupun SAS. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya adalah:

  • Pastikan kondisi tubuh sedang fit sebelum melakukan pendakian
  • Melakukan aklimatisasi dengan cara melakukan pendakian secara bertahap (tidak terburu-buru untuk mencapai puncak, berikan waktu untuk tubuh menyesuaikan diri khususnya pada pendakian yang mencapai ketinggian lebih dari 2500 meter)
  • Melakukan pendakian dengan pemandu yang berpengalaman
  • Menghindari aktivitas berlebih setidaknya 2 hari pertama saat melakukan pendakian
  • Menghindari alkohol
  • Tidak merokok
  • Membawa obat-obatan pribadi
  • Apabila sudah muncul gejala, jangan memaksakan untuk melanjutkan pendakian
  • Apabila dibutuhkan atau memiliki kondisi penyakit tertentu, lakukan konsultasi dengan dokter sebelum melakukan pendakian.

Berikut sedikit penjelasan mengenai kondisi kesehatan yang sering terjadi kepada para pendaki. Kondisi tersebut dapat bersifat ringan dan sementara (AMS) namun juga dapat bersifat berbahaya (SAS). Kondisi-kondisi tersebut dapat dicegah sehingga aktivitas pendakian dapat berlangsung dengan baik tanpa terjadi masalah khususnya pada kesehatan.

Artikel ditulis oleh dr. Andyka Banyu Sutrisno, Sp.KP (Spesialis Kedokteran Penerbangan RS EMC Cibitung).