Penyakit Kawasaki merupakan kondisi penyakit peradangan yang terjadi pada pembuluh arteri, vena, dan kapiler. Penyakit ini pada umumnya ditemukan menyerang balita dan anak-anak. Meskipun penyakit ini terbilang cukup langka, namun angka kejadiannya cukup tinggi. Khususnya di daerah Jawa Tengah yang diperkirakan memiliki 6.000 kasus penyakit Kawasaki per-tahunnya. Banyak kasus penyakit Kawasaki yang terlambat untuk ditangani karena tidak terdiagnosis dengan baik. Padahal, penyakit ini memiliki komplikasi ke jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Mengapa penting untuk mewaspadai penyakit Kawasaki?
Tidak ada salahnya para orang tua untuk waspada mengingat bukan tak mungkin penyakit yang namanya mengambil nama penemunya pada 1967, Tomisaku Kawasaki, menyerang anak Anda. Penyakit itu juga disebut mucocutaneous lymphnode syndrome karena menyebabkan perubahan khas pada membran mukosa bibir dan mulut, disertai pembengkakan kelenjar limfe yang diikuti rasa nyeri.
Kebanyakan kasus itu ditemukan di Asia Pasifik. Sekitar 40% kasus menyerang anak di bawah umur 4 tahun. Prevalensi di Amerika Serikat adalah 19 dari 100 ribu anak, dan di Jepang angkanya jauh lebih tinggi, yakni 175 dari 100.000 anak terkena penyakit ini. Anak laki-laki lebih sering terkena dibandingkan dengan anak perempuan, dengan ratio 1,5:1.
Dr. dr. Najib Advani dalam International Symposium on Kawasaki Disease di San Diego Amerika Serikat pada Februari 2005 melaporkan belum ada kasus penyakit itu di Indonesia. Dia yang pakar penyakit jantung anak FKUI/RSCM bersama rekan-rekannya kemudian melakukan penelitian studi retrospektif di dua rumah sakit di Jakarta.
Dalam penelitian untuk menemukan pola-pola penyakit tersebut, dia bersama timnya menemukan 27 pasien yang dikonfirmasi secara klinis terdiagnosis terkena penyakit itu. Sejak itu, negara kita dimasukkan dalam peta dunia penyakit kawasaki. Terlebih pada 2009 ditemukan 5.000 kasus. Meskipun jumlah penderita cukup menonjol, penyebab penyakit itu hingga kini belum diketahui secara pasti.
Apa penyebab penyakit Kawasaki?
Beberapa peneliti hanya bisa menduga-duga penyebabnya adalah racun yang dikeluarkan kuman tertentu, kendati belum ada bukti kuat yang mendukung dugaan tersebut. Dugaan lain adalah peran dari faktor genetik dan sistem imunitas penderita. Karena itu, cara pencegahannya pun secara spesifik belum diketahui.
Apa gejala dari penyakit Kawasaki?
Dokter hanya bisa menyarankan perlunya menjaga daya tahan tubuh anak agar tidak terinfeksi penyakit itu, yang tidak terbukti menular. Kita bisa mengenali secara dini tanda dan gejala penyakit itu, yaitu demam diawali dengan suhu tubuh mendadak tinggi, bisa sampai 41 derajat Celcius; naik turun selama 5 hari meskipun sudah diberi obat penurun demam.
Setelah itu timbul bercak-bercak merah di badan mirip tanda penyakit campak. Mata merah tetapi tidak berair atau berlendir. Bibir juga berwarna merah, kering, dan pecah-pecah, serta lidah dan selaput lendir berwarna merah stroberi (strawberry tongue).
Pemeriksaan laboratorium meski dapat membantu, tetap tidak dapat memastikan diagnosis penyakit tersebut. Bahkan pada fase penyembuhan, trombosit meningkat dan ini memicu terjadinya pembekuan darah yang bisa menyumbat pembuluh koroner jantung. Karena itu, sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit guna mengatasi mengurangi kemungkinan timbulnya komplikasi jantung.
Bagaimana cara mencegah penyakit Kawasaki?
Yang tidak bisa dianggap sepele adalah cara pencegahan spesifik penyakit itu yang hingga kini belum diketahui. Kita hanya bisa menjaga daya tahan tubuh anak agar tidak terinfeksi. Bila kita curiga anak menderita penyakit kawasaki, segera periksakan ke dokter untuk memastikan diagnosisnya sehingga mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.
Diagnosis dan terapi dini memegang peranan yang sangat penting sehingga pengobatan dapat dilakukan secepatnya. Kecepatan bertindak itu juga penting guna mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi yang ditakutkan adalah kelainan jantung, antara lain bisa lewat peradangan pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan kelainan pada arteri koroner, yaitu pembuluh darah besar yang sangat penting untuk memasok darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Apabila anak anda menunjukkan gejala dari penyakit Kawasaki sebaiknya segera dibawa ke Rumah Sakit agar cepat mendapatkan penanganan yang tepat. Karena dengan penanganan yang tepat, dapat mengurangi dampak dari penyakit Kawasaki yang mungkin lebih serius terhadap Kesehatan anak. Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit-penyakit yang lebih serius lainnya.
Artikel ini ditulis oleh Prof. Dr. dr. Najib Advani, Sp. A(K), MMed (Paed) (Dokter Spesialis Anak – Jantung (Cardiologist Pediatrician) dan juga merupakan Dokter Spesialis Penanganan Penyakit Kawasaki Disease di RS EMC Alam Sutera).