Dahulu ketika berbicara terkait masalah kejiwaan, orang selalu mengidentikan dengan kegilaan. Stigma ini begitu melekat di masyarakat karena arus informasi yang dulu memang kurang berkaitan dengan masalah kejiwaan dan ketidaktahuan awam tentang peran dokter jiwa termasuk para sejawat dokter sekalipun.
Dokter Jiwa atau juga dikenal sebagai psikiater adalah dokter yang mengambil spesialisasi di bidang kedokteran jiwa. Itulah mengapa dalam pandangan kedokteran modern saat ini di mana kesehatan fisik tidak terpisahkan dari kesehatan jiwa maka peran dokter jiwa semakin terasa dalam dunia kedokteran sehari-hari. Latar belakang dokter jiwa yang dokter membuatnya lebih memahami masalah-masalah psikologis terkait dengan masalah medisi begitupun sebaliknya.
Gangguan Lambung dan Kaitannya Dengan Kejiwaan Seseorang
Di dalam praktek dokter sehari-hari masalah lambung adalah masalah yang biasa ditemukan. Berbagai penelitian mengatakan bahwa kasus gangguan lambung yang dikenal juga dengan istilah dispepsia , sebanyak 60% kasusnya berkaitan dengan dispepsia fungsional. Ini artinya gejala lambung yang tidak nyaman itu tidak didasari oleh adanya kelainan organ di sistem pencernaan. Pemeriksaan dasar dan penunjang seperti USG atau Gastroskopi (Endoskopi dan Kolonoskopi) tidak menemukan adanya kelainan. Hal seperti ini pada banyak kasus dipengaruhi oleh pola makan, diet seseorang dan juga jangan dilupakan adalah faktor stres.
Stres sendiri sangat berkaitan dengan masalah lambung karena hubungan antara otak dan lambung ini difasilitasi oleh sistem saraf sendiri yang disebut sistem saraf enterik yang tidak terpisahkan dari sistem saraf otonom di tubuh kita. Di dalam tubuh manusia terdapat sistem saraf otonom yang berkaitan dengan fungsinya dalam menjalankan fungsi organ-organ yang bergerak otomatis seperti jantung, lambung, paru-paru dan sistem hormonal. Dikaitkan dengan lambung, sistem saraf otonom ini berkaitan dengan tingkat stres seseorang. Semakin stres seseorang maka sistem saraf otonomnya semakin aktif dan ketika mengalami kelelahan bisa menyebabkan gangguan fisik. Tidak heran ketika kita stres yang tiba-tiba (akut) atau yang berkepanjangan (kronis) bisa menyebabkan gangguan lambung atau dispepsia yang lama juga serta tidak baik-baik walaupun sudah diberikan obat-obat lambung.
Peran dokter jiwa dalam hal ini adalah mengatasi kondisi sistem saraf otonom yang berlebihan ini baik secara pengobatan dengan obat (psikofarmaka) ataupun dengan psikoterapi (cara psikologis sesuai dengan kebutuhan pasien). Pada banyak penelitian dikatakan penerapan terapi yang sinergis antara dokter jiwa dan dokter spesialis pencernaan memberikan hasil terapi yang lebih memuaskan buat pasien.
Jangan Ragu, Semakin Cepat Semakin Baik Diobati
Jika berbicara tentang berobat ke dokter jiwa, banyak orang ragu dan takut. Takut dikatakan "gila" atau takut ketergantungan obat. Pasien sering kali mengidentifikasikan berobat ke dokter jiwa sebagai sesuatu yang tidak perlu dan menakutkan. Padahal dokter jiwa dengan kompetensinya bisa membantu pasien yang mengalami gejala fisik fungsional seperti gangguan lambung di atas yang terkait stres. Kadang juga ditemukan pasien dengan masalah medis yang kronis seperti pasca stroke atau kencing manis yang sudah menahun akan mempengaruhi kesehatan jiwanya. Peran dokter jiwa di sini sangat diperlukan juga.
Masalah ketergantungan obat sebenarnya karena pasien takut menggunakan obat psikiatri yang dianggap "narkoba" padahal hal ini tidak tepat. Penggunaan obat psikotropika memang kadang diperlukan di awal terapi, tetapi jangan takut dengan petunjuk dokter jiwa akan diberikan dosis yang sesuai dan mencegah ketergantungan. Pada beberapa kondisi pasien yang faktor genetiknya kuat atau ketidakmampuan daya adaptasinya kurang ada yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena memperbaiki sistem saraf pusat memang tidak mudah.
Semakin segera mendapatkan pertolongan kasus pasien biasanya menjadi lebih mudah terkendali dan tentunya berdampak kehidupan lebih baik buat pasien. Jadi tidak usah ragu jika mengalami kondisi psikosomatik terkait lambung seperti yang disebutkan di atas. Penanganan yang bersifat menyeluruh akan membuat kualitas hidup pasien lebih baik.
Artikel ditulis oleh dr. Andri, Sp.KJ, FAPM (Spesialis Kedokteran Jiwa RS EMC Alam Sutera).