Jangan Panik Jika Anak Mengalami Kejang Demam. Lakukan Tips Berikut Untuk Menghadapinya

Ketika anak mengalami kejang demam, orangtua seringkali merasa panik, apalagi jika melihat tubuh anak yang kaku dan menegang dengan mata terbuka lebar (terbelalak). Kejang demam pada anak merupakan kejang yang terjadi akibat suhu tubuh yang naik secara drastis dan mendadak yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial seperti adanya cedera pada kepala. Kondisi ini bisa terjadi pada anak usia enam bulan hingga lima tahun dan ketika demam anak mencapai suhu 38 derajat Celcius.

Klasifikasi Kejang Demam

Pada kejang demam, anak akan mengalami demam tinggi kemudian baru kejang dan biasanya setelah mencapai suhu tertinggi, risiko kejang akan menurun. Jika dilihat dari klasifikasinya, kejang demam terbagi dua, yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Pada kejang demam sederhana, anak akan mengalami kejang kurang dari 15 menit dan kejang terjadi pada seluruh tubuh. Kejang demam sederhana tidak berulang dalam kurun waktu 24 jam serta akan berhenti sendiri kurang lebih 5 menit setelah kejang demam terjadi. Sedangkan pada kejang demam kompleks, kejang berlangsung cukup lama melebihi 15 menit dan hanya terjadi pada satu sisi (tidak seluruh badan). Kejang demam kompleks bisa terjadi lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam serta di antara kejang pertama dan berikutnya, anak dalam keadaan tidak sadar.

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Anak Kejang Demam

Menurut dr. Ribka Cordelia Iskandar, Sp.A dari RS EMC Tangerang, menjelaskan bahwa ketika anak mengalami kejang demam, orangtua bisa melakukan empat pemeriksaan penunjang untuk memastikan kondisi anak.

  1. Pemeriksaan laboratorium

Berupa pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, dan gula darah.

  1. Pungsi lumbal

Berupa pemeriksaan cairan serebrospinal untuk menegakkan atau menyingkirkan infeksi di susunan saraf pusat (otak). Namun perlu diperhatikan, pemeriksaan pungsi lumbal tidak harus selalu dilakukan pada kejang demam. Jika anak menunjukkan tanda dan gejala rangsang meningeal dan dicurigai terjadi infeksi susunan saraf pusat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis, maka orangtua bisa melakukan pungsi lumbal. Begitu pula kejang yang disertai demam pada anak setelah mendapat antibiotik dan dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis patut dipertimbangkan untuk melakukan pungsi lumbal.

  1. Elektroensefalografi (EEG)

Pemeriksaan Elektroensefalografi (EEG) dilakukan pada anak yang mengalami kejang demam kompleks (kejang pada satu sisi) atau jika kejang terjadi tanpa disertai demam.

  1. CT Scan/ MRI kepala

Orangtua bisa melakukan CT Scan/MRI kepala pada anak apabila ada indikasi kelainan neurologis fokal menetap, seperti hemiparesis (lemahnya 1 sisi pada bagian tubuh) atau paresis nervus kranialis (lemahnya gerak badan/hilangnya sebagian gerakan badan/adanya gangguan gerakan, seperti kelopak mata turun dan suara terganggu).

Pengobatan dan Pencegahan pada Kejang Demam

Ketika anak mengalami kejang demam, orangtua jangan panik dan tetap tenang. dr. Ribka Cordelia Iskandar, Sp.A menganjurkan agar orangtua melakukan langkah-langkah berikut ini saat anak kejang:

  • Longgarkan pakaian anak yang ketat terutama sekitar leher
  • Bila anak tidak sadar, baringkan dalam posisi miring, bila muntah/ada lendir bersihkan
  • Bila takut lidah tergigit, jangan masukkan sesuatu ke dalam mulut karena akan berisiko menyumbat jalan napas apalagi jika terjadi luka
  • Ukur suhu, observasi dan catat bentuk serta lama kejang
  • Tetap dampingi anak selama dan sesudah kejang
  • Termometer harus selalu siap di rumah (alat pengukur suhu badan)
  • Berikan diazepam rektal (sesuai berat badan anak) langsung saat terjadi kejang.

Lebih lanjut, dr. Ribka menganjurkan agar para orangtua segera memberikan obat demam anak jika ia sudah menunjukkan tanda demam ringan dan pemberian obat anti kejang bisa diberikan bersamaan dengan obat demam anak dengan dosis sesuai aturan pakai. Segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit terdekat jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celcius, dan kejang tidak berhenti setelah diberikan diazepam rektal dan anak tidak sadar setelah kejang (ada kelumpuhan).

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kejang demam atau seputar kesehatan anak, Anda bisa melakukan konsultasi dengan dr. Ribka Cordelia Iskandar, Sp.A di RS EMC Tangerang dengan jadwal praktik pada hari Senin - Jumat, Pukul 08.00 - 14.30 WIB dan hari Sabtu pukul 08.00 - 15.30 WIB. #LiveExcellently