IntraVascular Ultrasound (IVUS) untuk Pembuluh Darah Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Penyakit ini umumnya terjadi karena pembuluh arteri koroner yang menyempit akibat adanya plak atherosklerosis yang menumpuk (kolesterol, jaringan ikat dan zat lain). Penanganan medis yang tepat sangat dibutuhkan untuk menunjang keselamatan, serta kesehatan pasien penderita jantung koroner. Tindakan baku emas untuk diagnosis PJK adalah dengan Angiografi Koroner (kateterisasi jantung), dan  di indikasikan pada pasien dengan kecurigaan mengalami PJK. Sedangkan pengobatan dengan tindakan revaskularisasi koroner (membuka penyumbatan/penyempitan pembuluh darah koroner) menggunakan ring/balon yang dikenal dengan istilah PCI (Percutaneus Coronary Intervention) sampai saat ini masih menjadi terapi pilihan utama untuk kasus PJK dengan penyempitan pembuluh darah yang signifikan atau pada kasus serangan jantung akut. 

Seiring berjalannya waktu, dunia medis terus berinovasi dalam mengembangkan dan membuat alat yang lebih canggih untuk menunjang tindakan PCI ataupun diagnostik PJK (Angiografi Koroner) lebih baik. Hal ini bertujuan agar pelayanan & pengobatan pasien PJK semakin baik dan berkualitas, sehingga dapat menurun angka kematian & kesakitan penyakit tersebut. Salah satu alat terkini yang saat ini  bisa digunakan untuk membantu mendiagnosis dan mendukung tindakan PCI ataupun Angiografi Koroner adalah  IVUS (IntraVaskular Ultrasound).

Intravascular Ultrasound (IVUS) dapat dilakukan sebagai bagian dari tindakan PCI ataupun Angiografi Koroner dengan cara memasukkan tranducer ultrasound (menyerupai kamera) melalui guidewire ke dalam pembuluh darah, yang akan menampilkan gambaran secara detail di dalam pembuluh darah. Sehingga ini akan memudahkan dokter untuk mengidentifikasi derajat penyempitan,  karakteristik detail plak atherosklerosis tersebut (lemak, jaringan ikat, kalsium, dll), mengukur diameter pasti pembuluh darah, menentukan panjangnya lesi penyempitan, dll.  Informasi ini akan membantu dokter secara lebih akurat dalam menentukan kondisi PJK dan menentukan apakah pasien memerlukan tindakan pengobatan lanjutan (PCI). Pada tindakan PCI, IVUS dapat digunakan untuk membantu proses pemasangan ring pada pembuluh darah dengan tepat dan akurat, sehingga akan meningkatkan kualitas hasil dari tindakan PCI tersebut (High Quality PCI).     

Keunggulan dari teknologi IVUS:

  1. Menunjukan keberadaan dan beratnya plak atherosklerosis (penyempitan) di dalam pembuluh darah
  2. Memberikan informasi tentang apa yang membentuk plak di dalam pembuluh darah
  3. Bisa mendeteksi restenosis
  4. Membantu menemukan stenosis atau penyempitan yang tidak terlihat dengan angiografi koroner
  5. Membantu pemasangan stent lebih akurat dan mengurangi risiko penyumbatan kembali stent di arteri dan vena (restenosis)
  6. Tidak ada paparan radiasi pengion

     Alat IVUS yang menyerupai teropong dapat digunakan untuk semua pembuluh darah manusia, tetapi penggunaan paling sering adalah untuk pembuluh darah jantung koroner. IVUS dapat diibaratkan seperti kamera yang bisa melihat kedalam pembuluh darah koroner dengan gelombang suara. Dengan menggunakan IVUS dokter dapat melakukan penilaian secara lebih komprehensif kondisi pembuluh darah, derajat beratnya PJK dan mengurangi kemungkinan risiko komplikasi. Dengan teknologi ini harapannya penderita PJK dapat mendapatkan pelayanan terbaik selama menjalani perawatan & pengobatan.

Gambar kanan menunjukan gambaran angiografi pembuluh darah koroner yang relatif normal (Diameter pembuluh darah point A dan B tampak tidak berbeda bermakna). Gambar kiri adalah gambaran IVUS dari pembuluh darah tersebut pada Point A & B, dimana point A menunjukan plak yang signifikan disertai penyempitan yang ketat dibandingkan point B yang relatif normal (Penyempitan yang terlihat di point A pada IVUS tidak terlihat/terdeteksi pada pemeriksaan angiografi).

Gambar ini adalah gambar yang sama dengan diatas, dimana point A menunjukan plak yang sangat significant (warna kuning) dibandingkan point B dimana plak sangat minimal.

Artikel ditulis oleh dr. Didi Kurniadhi, Sp.PD-KKV, FINASIM, FICA (Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Kardiovaskular RS EMC Pulomas).