Intermittent Fasting, Kunci Defisit Kalori untuk Berat Ideal

Puasa bukanlah hal yang baru untuk dilakukan dalam dunia kesehatan dan kebugaran. Sejak zaman dahulu, berpuasa menjadi salah satu praktik umum dalam berbagai tradisi keagamaan dan budaya. Namun, saat ini puasa tidak hanya ditujukan untuk praktik keagamaan, tetapi juga untuk alasan kesehatan. Metode Diet Puasa atau intermittent fasting (IF) merupakan metode diet yang sedang naik daun dan terus mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan. Metode berpuasa ini menawarkan berbagai manfaat, salah satunya adalah membantu dalam mencapai berat badan ideal dengan restriksi kalori.

Konsep Intermittent Fasting

Intermittent Fasting adalah metode mengatur kegiatan berpuasa dengan melibatkan periode makan dengan menentukan waktu tertentu untuk menutup atau membuka jendela makan secara berkala. Dalam pola makan ini, lebih jelasnya seseorang melakukan periode puasa selama beberapa jam atau hari tertentu, dan kemudian makan dan minum dalam waktu yang telah ditentukan. Terdapat beberapa jenis pilihan untuk melakukan intermittent fasting dan yang paling sering digunakan adalah 16/8, 24-jam, 5:2, dan Eat-Stop-Eat.

Metode puasa 16/8 melibatkan puasa selama 16 jam dan akan makan dalam jangka waktu 8 jam. Semisal, seseorang dapat mulai berpuasa pada pukul 7 malam dan akan berakhir pada pukul 11 siang di keesokan hari, dan selanjutnya akan makan dalam jangka waktu 8 jam antara pukul 11 siang hingga pukul 7 malam, dan berlanjut seterusnya. Selanjutnya, metode 24-jam melibat puasa selama 24 jam non-stop, sementara metode 5:2 melibatkan konsumsi jumlah kalori yang rendah selama 2 hari berturut-turut dalam 1 minggu dan makan normal selama 5 hari sisanya. Dan metode Eat-Stop-Eat melibatkan puasa selama 24 jam sekali atau dua kali dalam seminggu.

Bagaimana Intermittent Fasting Bekerja?

Metode Intermittent dapat membantu menurunkan berat badan dengan tetap mengatur pola makan dan lebih efektif bila disertai dengan restriksi kalori. Metode Diet Puasa atau IF ini membantu mencapai kalori dengan membatasi waktu makan Anda. Ketika Anda hanya diperbolehkan makan dalam jangka waktu tertentu, konsumsi kalori yang diatur dan dibatasi, akan meningkatkan pembakaran cadangan lemak untuk kebutuhan tubuh sebagai sumber energi. Ketika Anda makan, tubuh Anda akan memecah makanan menjadi glukosa, yang digunakan sebagai sumber energi untuk tubuh Anda. Namun, jika Anda tidak makan dalam jangka waktu tertentu, tubuh Anda akan secara langsung menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi. Ini membantu membakar lemak yang tubuh Anda simpan dan membantu menurunkan berat badan.

Manfaat Intermittent Fasting

Selain membantu menurunkan berat badan, intermittent fasting juga memiliki manfaat kesehatan lainnya. Beberapa manfaat kesehatan dari melakukan intermittent fasting adalah:

  • Meningkatkan sensitivitas insulin
    Beberapa studi menyatakan bahwa puasa bergantian dapat memperbaiki sensitivitas insulin. Sensitivitas insulin yang kurang baik dapat menyebabkan kenaikan gula darah dan meningkatkan risiko terkena diabetes. Dengan melakukan pola makan ini, tubuh diberi waktu untuk memproses glukosa dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga dapat membantu mencegah risiko terkena diabetes.
  • Meningkatkan kesehatan jantung
    Intermittent fasting dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dengan mengurangi tekanan darah, kadar gula, dan kadar kolesterol serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL).

Meskipun intermittent fasting dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan, tetapi perlu diketahui bahwa pola makan ini tidak cocok untuk semua orang. Bagi Anda yang memiliki masalah dengan kesehatan seperti diabetes, masalah hormonal, dan masalah pencernaan harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Selain itu, jika Anda memutuskan untuk mencoba intermittent fasting, penting untuk memastikan bahwa Anda mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi selama periode makan Anda.

Artikel ditulis oleh dr. Retno Kuntarti H, M.Gizi, Sp.GK (Spesialis Gizi Klinik RS EMC Alam Sutera).