Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Air susu ibu diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. Air susu ibu sangat penting sebagai asupan gizi bayi baru lahir hingga usia enam bulan atau disebut dengan ASI eksklusif.
Air susu ibu yang keluar pertama disebut kolostrum dan mengandung immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit. Setelah usia 6 bulan, pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Namun pada kenyataannya, tidak semua ibu mampu meng”ASI”hi dengan lancar. Hal ini terjadi baik karena produksi yang berkurang, perlekatan yang kurang tepat, anak sulit menetek, bentuk puting “retracted”, atau penyebab lainnya.
Salah satu penyebab tidak lancar proses pemberian ASI, yaitu produksi yang sedikit atau menurun. Beberapa tips yang dapat dilakukan olah bunda untuk meningkatkan produksi ASI adalah:
- Meneteki bayi lebih sering, bergantian, dengan durasi tidak lama.
Ketika bayi menghisap payudara terjadi aktivasi hormon oksitosin yang akan menstimulasi produksi susu, sehingga semakin sering stimulasi diberikan berbanding lurus dengan jumlah ASI yang dihasilkan. Setelah selesai dengan payudari yang satu, berikan payudara sebelahnya guna meningkatkan produksi ASI di kedua payudara.
Asosiasi Laktasi Australia (Australian Breastfeeding Association) menyatakan bahwa frekuensi menyusui minimal 8 - 12 kali per hari mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Pemberian ASI sesuai kemauan bayi lebih diutamakan dibanding pemberian sesuai jadwal. Durasi menetek tidak perlu lama, cukup 10 – 30 menit. Bila bayi sedang tidak tidur, tawarkan ASI sebagai “snack” daripada diberikan empeng.
- ASI saat tidur malam.
Apakah bayi Anda terlelap sepanjang malam? Bayi yang tidur lelap dan tidak terbangun dapat menurunkan asupan nutrisi dan penyulit untuk peningkatan berat badan.
- Pompa ASI diantara jadwal menyususi.
Perah atau pompa ASI dapat dilakukan bila: payudara masih terasa berisi namun bayi sudah kenyang, bayi tidak menetek di jadwal yang sudah ditentukan, atau bayi minum susu formula. Kompres payudara sangat bermanfaat sebelum pompa ASI dilakukan.
- Skin-to-skin.
Kontak langsung kulit ibu dengan bayi mampu menstimulasi hormon kelenjar ASI untuk produksi ASI, terutama pada bayi prematur. Kontak kulit ke kulit menstimulasi bayi untuk lebih aktif menghisap payudara sehingga asupan nutrisi lebih baik.
- Relaksasi.
Ibu dengan pikiran yang tenang dan sikap santai saat menyusui terbukti mampu meningkatkan jumlah ASI. Penarikan nafas dalam dan mandi air hangat tercacat dapat membantu membuat kopndisi ibu menyusi lebih tenang dan relaks.
- Suplementasi atau makanan ASI booster.
Beberapa sumber makanan yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI disebut sebagai ASI booster, diantaranya:
- Oatmeal atau Susu Oat.
Biji-bijian utuh adalah sumber zat besi (setengah cangkir gandum kering mengandung hampir 2 miligram zat besi, atau sekitar 20 persen dari kebutuhan ibu menyusui per hari). Kandungan mikronutrient yang tepat pada ibu menyusui mampu memperlancar produksi ASI, sebaliknya kadar mineral yang rendah diketahui menghambat suplai ASI.
Biji-bijian memiliki sifat yang dapat merangsang hormon yang bertanggung jawab dalam memproduksi ASI. Ada beragam makanan yang yang mengandung biji-bijian utuh yang bisa dicoba seperti: oatmeal, beras merah, barley, dan gandum.
- Almond.
Beragam jenis kacang-kacangan bermanfaat untuk melancarkan ASI, salah satunya ialah kacang Almond karena kandungan protein, asam lemak esensial, vitamin E, kalsium, zinc, dan zat besinya. Kandungan berbagai nutrisi dari kacang almond ini dapat meningkatkan produksi dan kualitas ASI.
- Protein Hewani.
Daging sapi tanpa lemak, daging babi, domba, dan unggas adalah protein hewani dengan kandungan zat besi tinggi.
- Bawang Putih.
Satu studi yang melihat hubungan antara asupan bawang putih (aromatik) dan produksi ASI menunjukkan bahwa suplementasi dengan bahan aromatik tidak memberikan perbedaan yang bermakna terhadap produksi ASI. Namun, didapati laporan dari responden bahwa konsumsi bawang putih membantu produksi ASI.
- Sayuran Hijau.
Sayuran dengan daun berwarna hijau tua seperti: selada, kangkung, bayam, dan brokoli mengandung nutrisi terutama kalsium. Sayuran berdaun hijau juga mengandung fitoestrogen yang dinilai memiliki efek positif pada produksi ASI ibu.
- Chickpea.
Chickpea atau kacang arab adalah salah satu makanan yang terbukti dapat melancarkan produksi ASI. Makanan ini mengandung fitoestrogen yang dapat membantu merangsang produksi ASI. Kacang ini juga mengandung banyak protein yang bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal.
Sebagai catatan, beberapa sumber asupan nutrisi di atas belum ada yang memiliki bukti langsung terhadap peningkatan produksi ASI.
Selamat mencoba beberapa tips diatas dan semoga bermanfaat untuk para moms sekalian. Semangat MENG-ASI-HI, Bunda.
Artikel ditulis oleh dr. Messia Paramita,Sp.A,M.Sc (Spesialis Anak RS EMC Sentul).