
Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional Zudan Arif Fakrullah mengusulkan kenaikan batas usia pensiun aparatur sipil negara (ASN) hingga maksimal 70 tahun.
Menurut dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi RS EMC Sentul, dr. Novaria Puspita, Sp.KFR, AIFO-K., masyarakat Indonesia masuk usia lanjut atau lansia mulai umur 60. Maka dari itu, dr. Novaria memberi tanggapan soal usul kenaikan usia pensiun dari sisi kesehatan masyarakat lansia.
“Kalau menurut saya, dasarnya itu adalah di 2025 ternyata jumlah lansia meningkat. Dari 10 tahun yang lalu, lansia di 2025 itu dua kali lipatnya. Kalau dulu di 2014-2015 lansia itu hanya sekitar 18 juta. Sedangkan di 2025 itu sampai 36 juta, karena angka harapan hidupnya jadi lebih baik,” kata dr. Novaria kepada Health Liputan6.com usai mengisi materi dalam Healthy Monday edisi Senin, 26 Mei 2025 di Jakarta.
“Nah jadi mungkin itu, pemerintah berpikir bahwa ‘lansianya banyak nih sekarang jadi kenapa enggak usia kerjanya ditambahin’ karena memang yang mencapai usia tersebut banyak,” tambahnya.
Lantas, apakah 70 tahun masih termasuk dalam usia produktif?
“Kalau usia produktif, sekarang rata-rata usia dewasa sampai usia 60 kalau secara rata-ratanya,” ucap dr. Novaria.
BACA JUGA: Katarak pada Lansia : Tantangan dan Solusi Medis yang Efektif
Perlu Penyesuaian Beban Tugas bagi Pekerja Lansia
Dr. Novaria juga menduga bahwa Indonesia ingin mulai mengadaptasi cara-cara negara lain seperti Singapura dalam mempekerjakan lansia.
“Mungkin Indonesia mulai mau mengadaptasi, di negara-negara maju tuh ada dua persentase yakni pekerja lansia dan pekerja difabel. Tapi kita kan kita enggak tahu aturan real-nya apakah dipukul rata semuanya sampai 70 tahun atau ada syarat dan ketentuan tertentu.”
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Cibitung, dr. Yhan Batista, Sp.PD, menyampaikan bahwa jika aturan itu diterapkan maka perlu ada penyesuaian beban tugas.
“Perlu penyesuaian beban tugas. Mungkin pas muda banyak kerja fisik, kan enggak mungkin sudah lansia juga begitu. Mungkin bisa lebih banyak bekerja di bagian office (kantor), saya rasa syarat ketentuannya harus dilihat,” ujar dr. Yhan.
Manfaat atau Dampak Kerja Formal hingga Usia 70 bagi Kesehatan Lansia
Jika para lansia bekerja hingga usia 70, maka mereka memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan rekan-rekan kerja. Interaksi sosial adalah hal yang baik dilakukan lansia untuk mencegah masalah ingatan seperti mudah lupa alias pikun.
Meski begitu, dr. Yhan mengatakan bahwa dampak kerja formal hingga usia senja bisa berbeda bagi setiap orang. Maka dari itu, perlu ada regulasi soal penyediaan cek kesehatan tahunan untuk memastikan para lansia masih mampu bekerja atau tidak.
“Harus ada jaminan kalau memang ingin memperpanjang masa kerja hingga 70 tahun, saya rasa harus ada jaminan seperti annual medical check-up tahunan.”
Pasalnya, jika lansia dipaksa kerja sementara kondisinya tidak memungkinkan, maka akan menjadi kontraproduktif.
Meski begitu, dr. Novaria tak memungkiri bahwa bekerja hingga usia lanjut dapat mencegah para lansia dari kemiskinan atau kesulitan ekonomi di usia tua.
Artikel dibuat berdasarkan program Healthy Monday kolaborasi EMC Healthcare dengan Liputan6, bersama narasumber dr. Novaria Puspita, Sp.KFR, AIFO – K (Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RS EMC Sentul) & dr. Yhan Batista, Sp.PD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Cibitung).