Bolehkah Membersihkan Serumen dengan Cotton Bud?

Apa yang Anda lakukan ketika merasa telinga gatal? Mungkin mayoritas akan menggunakan cotton bud (kapas lidi), untuk membersihkan telinga. Namun, apakah cara tersebut sebenarnya aman dan efektif untuk mengatasi telinga yang kotor? Sebelumnya, ada baiknya untuk mengetahui apa sebenarnya kotoran telinga itu.

Definisi Serumen

Kotoran telinga (serumen) adalah hasil produksi kelenjar-kelenjar liang telinga, lepasan kulit dan partikel debu. Serumen sendiri bukanlah murni kotoran, karena serumen memiliki banyak manfaat untuk tubuh sehingga keberadaannya juga dibutuhkan. Sebagai contoh, bau khas dari serumen ternyata memiliki fungsi pelindung agar serangga tidak masuk ke telinga. Serumen memiliki kepadatan yang bervariasi dari mulai agak cair, lunak, hingga kering atau mengeras. Kepadatan ini diipengaruhi iklim, usia, kondisi lingkungan dan faktor keturunan. Warna serumen biasanya coklat kehitaman. Jika berwarna keputihan dan terasa gatal maka dicurigai jamur. Jika berupa nanah atau lendir yang keluar maka dicurigai terjadi infeksi. Serumen umumnya diproduksi pada 1/3 luar liang telinga, namun bisa terdorong, mengembang, hingga menutup liang telinga dan terjadi ketulian ringan hingga sedang.

Perlukah membersihkan serumen?

Serumen dalam kondisi normal tidak akan menyebabkan gangguan atau keluhan. Pada dasarnya, telinga memiliki cara membersihkan diri yang dibantu gerak rahang saat mengunyah, dan terbilas air pada saat mandi. Anda tidak perlu mengorek-ngoreknya menggunakan cotton bud (kapas lidi) atau ear candling, tindakan mengorek-ngorek ini justru bisa menyebabkan pecahnya gendang telinga.

Untuk cara membersihkan telinga, Anda cukup mengeringkan bagian luarnya saja dengan handuk kering atau tisu kering karena biasanya serumen bisa berpindah dengan sendirinya dari saluran telinga ke luar telinga. Namun, terkadang serumen tersebut tidak bisa keluar dan justru mengendap di dalam telinga.

Apa yang harus dilakukan ketika serumen menumpuk di telinga?

Berdasarkan hasil survei di Indonesia, 30-50% anak usia SD (terutama kelas 1-3) mengalami kondisi di mana serumen mengendap dan mengganggu pendengaran dan proses belajar. Untuk serumen yang keras, Anda bisa mengunakan tetes telinga pelunak seperti fenol gliserol untuk melunakkan dan membersihkan serumen dari liang telinga. Selain dengan tetes telinga pelunak, metode penyemprotan (irigasi) liang telinga dengan menggunakan air hangat atau larutan sodium bikarbonat untuk mencegah infeksi sekunder juga bisa dilakukan, namun untuk metode ini ada baiknya melakukan konsultasi dulu ke dokter THT.

Untuk mencegah serumen menumpuk di telinga, hindari kebiasaan mengorek-ngorek telinga untuk membersihkan liang telinga. Tindakan ini justru bisa merangsang produksi serumen lebih banyak, infeksi saat membersihkan telinga dengan cotton bud, dan bahkan bisa menyebabkan pecahnya gendang telinga. Jika Anda senang mendengarkan musik menggunakan earphone, ada baiknya hindari untuk menggunakan dalam jangka waktu yang lama. Penggunaan earphone sangat berisiko untuk mendorong serumen masuk ke dalam, kemudian serumen menjadi keras dan sulit untuk dibersihkan.

Selain tindakan pencegahan di atas, orangtua atau guru harus senantiasa aktif untuk memeriksa liang telinga anak-anaknya. Jika melihat ada kotoran, segera kunjungi dokter THT. Hindari mengorek-ngorek telinga jika merasa gatal atau gangguan lainnya. Anda bisa melakukan konsultasi mengenai masalah telinga, hidung, dan tenggorakan (THT) dengan dr. Edo Wira Candra, M.Kes, Sp.THT-KL yang praktik di RS EMC Sentul pada hari Selasa & Sabtu pukul 08:00 – 10:00 WIB, serta di hari Rabu & Jumat pukul 08:00 – 15:00 WIB.

Mari jaga kesehatan telinga Anda dan keluarga, hindari mengorek telinga dengan cotton bud, dan kurangi penggunaan earphone yang terlalu lama. #LiveExcellently