Alami Cedera Otak Traumatik? Berikut yang Harus Diketahui

Cedera otak traumatik (COT) adalah cedera mendadak yang menyebabkan kerusakan pada otak. Hal ini dapat terjadi ketika ada pukulan, benturan, atau sentakan di kepala. Jenis cedera seperti ini biasanya tertutup. Sebuah COT juga dapat terjadi ketika sebuah benda menembus tengkorak, biasanya karena benda tajam, kondisi ini disebut dengan cedera tembus atau terbuka.

Gejala COT bisa ringan, sedang, atau berat. Gegar otak adalah jenis COT ringan. Efek gegar otak kadang-kadang bisa serius, tetapi kebanyakan orang dapat pulih sepenuhnya seiring waktu. COT yang lebih parah dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologis yang serius seperti koma dan bahkan kematian.

PENYEBAB

Beberapa penyebab umum cedera kepala tertutup meliputi:

  • Terjatuh, ini penyebab paling umum pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas.
  • Kecelakaan kendaraan bermotor, ini penyebab paling umum pada orang dewasa muda.
  • Cedera olahraga.
  • Dipukul oleh suatu benda.
  • Kekerasan anak, ini penyebab paling umum anak berusia di bawah 4 tahun.

Beberapa penyebab umum cedera tembus meliputi:

  • Terkena peluru atau pecahan peluru.
  • Cedera oleh senjata tajam seperti pisau.
  • Kecelakaan seperti ledakan, bencana alam, atau kejadian ekstrim lainnya.

KELOMPOK BERISIKO

Pria lebih mungkin untuk mendapatkan COT daripada wanita, hal ini berhubungan dengan aktivitas keseharian pria dan juga hobi yang cenderung lebih berisiko, sehingga pria juga lebih mungkin mengalami COT yang serius. Orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih berada pada risiko terbesar untuk dirawat di rumah sakit dan meninggal karena COT.

GEJALA

Gejala COT tergantung pada jenis cedera dan seberapa serius kerusakan otak. Gejala-gejala COT ringan dapat meliputi:

  • Kehilangan kesadaran singkat dalam beberapa kasus, namun banyak orang dengan COT ringan tetap sadar setelah cedera.
  • Sakit kepala.
  • Kebingungan.
  • Pusing.
  • Masalah dengan memori, konsentrasi, perhatian, atau pemikiran.

Gejala-gejala COT sedang hingga berat meliputi:

  • Tidak bisa dibangunkan dari tidur atau tidak sadar.
  • Sakit kepala yang semakin parah atau tidak hilang.
  • Muntah atau mual berulang.
  • Kejang atau kejang.
  • Bicara cadel.
  • Kelemahan atau mati rasa di lengan dan kaki.
  • Kehilangan koordinasi.
  • Meningkatnya kebingungan, kegelisahan, atau agitasi.

DIAGNOSIS

Jika mengalami cedera kepala atau trauma lain yang mungkin menyebabkan COT, Anda perlu mendapatkan perawatan medis sesegera mungkin. Untuk membuat diagnosis, akan dilakukan beberapa pemeriksaan:

  • Dokter akan bertanya tentang kejadian dan gejala secara detail.
  • Pemeriksaan fisik umum dan neurologis, terutama menilai Glasgow Coma Scale (GCS), untuk menilai tingkat keparahan COT, GCS memiliki sebaran nilai 3-15, 3-8 COT berat, 9-13 COT sedang, dan 14-15 COT ringan.
  • Tes pencitraan, seperti CT atau MRI.
  • Beberapa tes tambahan berupa pemeriksaan rontgen atau laboratorium.

PENATALAKSANAAN

Perawatan untuk COT tergantung pada banyak faktor, termasuk ukuran, tingkat keparahan, dan lokasi cedera otak.

  • Untuk COT ringan, pengobatan utama adalah istirahat. Penting untuk melakukan istirahat total dan kembali secara bertahap ke aktivitas normal. Jika sakit kepala, bisa mencoba mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas. Segera memeriksakan diri jika gejala bertambah berat.
  • Untuk COT sedang hingga berat, segera memeriksakan diri ke pusat layanan emergensi. Hal pertama yang akan dilakukan adalah menstabilkan kondisi untuk mencegah cedera lebih lanjut. Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut secara menyeluruh untuk mengetahui tindakan selanjutnya. Beberapa mungkin memerlukan tindakan operasi emergensi seperti:
    • Mengeluarkan hematoma (darah beku).
    • Memperbaiki patah tulang tengkorak.
    • Mengurangi tekanan di otak dengan mengalirkan cairan otak.
  • Obat-obatan untuk mengobati gejala COT dan untuk menurunkan beberapa risiko yang terkait dengannya, seperti: obat anti-kecemasan untuk mengurangi perasaan gugup dan takut, antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah, antikonvulsan untuk mencegah kejang, antidepresan untuk mengobati gejala depresi dan ketidakstabilan suasana hati, relaksan otot untuk mengurangi kejang otot, stimulan untuk meningkatkan kewaspadaan dan perhatian.
  • Terapi rehabilitasi, yang dapat mencakup terapi untuk kesulitan fisik, emosional, dan kognitif, antara lain:
    • Terapi fisik, untuk membangun kekuatan fisik, koordinasi, dan fleksibilitas.
    • Terapi okupasi, untuk membantu mempelajari atau mempelajari kembali cara melakukan tugas sehari-hari, seperti berpakaian, memasak, dan mandi.
    • Terapi wicara, untuk membantu dalam keterampilan berbicara dan komunikasi lainnya serta mengobati gangguan menelan.
    • Konseling psikologis, untuk membantu mempelajari keterampilan mengatasi, memperbaiki hubungan, dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
    • Konseling keahlian, yang berfokus pada kemampuan untuk kembali bekerja dan menghadapi tantangan di tempat kerja
    • Terapi kognitif, untuk meningkatkan ingatan, perhatian, persepsi, pembelajaran, perencanaan, dan penilaian.
  • Beberapa orang dengan COT mungkin akan mengalami cacat permanen ataupun masuk dalam kondisi vegetatif. COT juga dapat menyebabkan risiko masalah kesehatan lain seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma, yang dapat terjadi beberapa bulan setelah kejadian.

PENCEGAHAN

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah COT:

  • Selalu kenakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil.
  • Jangan pernah mengemudi di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol.
  • Kenakan helm yang sesuai standar saat mengendarai sepeda motor.
  • Mencegah jatuh, terutama pada orang tua dengan pendampingan.
  • Membuat rumah lebih aman, misalnya dapat memasang pagar di tangga dan pegangan di bak mandi, menghilangkan bahaya tersandung, dan menggunakan pelindung jendela dan gerbang pengaman tangga untuk anak kecil.
  • Tingkatkan keseimbangan dan kekuatan dengan aktivitas fisik secara teratur.

Artikel ditulis oleh dr. I Gde Anom Ananta, Sp.BS (Dokter Spesialis Bedah Saraf RS EMC Tangerang).