Penyakit tetanus atau yang biasa dikenal dengan istilah lockjaw merupakan sebuah kondisi dimana toksin dari bakteri clostridium tetani (yang biasanya ditemukan di tanah, debu, atau kotoran hewan) masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka. Kemudian, toksin bakteri tersebut akan menyebar ke seluruh tubuh melalui sistem saraf.
Apa saja gejala tetanus?
Terdapat beberapa gejala tetanus yang dapat muncul, namun gejala yang dialami setiap penderita dapat berbeda satu dengan yang lain. Berikut adalah beberapa gejala yang umum dirasakan penderita tetanus:
- Kejang otot
Kejang otot adalah gejala yang paling umum dari tetanus. Kejang dapat terjadi pada bagian tubuh manapun, tetapi biasanya dimulai di rahang atau leher dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, kejang otot juga dapat menyebabkan nyeri hebat. - Kaku otot
Selain kejang otot, tetanus juga dapat menyebabkan kaku otot di seluruh tubuh. Penderita tetanus mungkin merasa kaku dan tidak bisa menggerakkan tubuh dengan leluasa. - Kesulitan menelan
Karena otot rahang kaku, penderita tetanus dapat mengalami kesulitan ketika mau menelan makanan atau minuman. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi hingga kekurangan gizi. - Sakit pada bagian kepala
Sebagian penderita tetanus dapat mengalami sakit kepala yang berat dan berulang-ulang. - Demam
Gejala lain dari tetanus yang dapat terjadi adalah demam dan kedinginan. - Keringat berlebih
Penderita tetanus dapat mengalami keringat berlebih yang berlebihan, terutama di malam hari. - Detak jantung tidak teratur
Tetanus dapat menyebabkan detak jantung yang tidak teratur dan meningkatkan risiko serangan jantung.
Bagaimana cara menangani tetanus?
Untuk menangani tetanus, diperlukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi infeksi luka bakteri dan meredakan gejalanya. Berikut beberapa upaya penanganan yang dapat dilakukan:
- Membersihkan luka
Membersihkan luka dan menjaga kebersihan merupakan tindakan pertama yang harus dilakukan untuk mencegah infeksi tetanus. - Melakukan vaksin tetanus
Vaksinasi tetanus sangat penting untuk mencegah infeksi tetanus. Vaksinasi tetanus melibatkan pemberian dosis pertama vaksin dan kemudian pemberian dosis tambahan setiap 10 tahun. Jika Anda memiliki riwayat luka yang tidak jelas tentang vaksinasi tetanus terakhir Anda, segera konsultasikan dengan dokter. - Pemberian immunoglobulin tetanus
Jika penderita tidak memiliki riwayat vaksin tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, dokter mungkin akan memberikan immunoglobulin tetanus untuk membantu melawan infeksi. - Pengobatan kejang dan nyeri
Dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti diazepam atau fenitoin untuk membantu mengendalikan kejang dan nyeri. - Perawatan jangka panjang
Jika penderita mengalami tetanus berat, maka ada kemungkinan bahwa ia perlu dirawat di rumah sakit untuk perawatan jangka panjang. Dokter akan meresepkan obat-obatan untuk membantu meredakan gejala tetanus dan memantau kondisi penderita.
Itulah beberapa gejala dan cara penanganan tetanus. Untuk mencegah terjadinya tetanus, Anda bisa mendapatkan vaksinasi tetanus yang tepat serta menjaga kebersihan luka dan cedera jika terluka. Apabila Anda atau kerabat Anda mengalami gejala di atas, segera konsultasikan pada dokter terpercaya untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Artikel ditulis oleh dr. Indra Satiavani, Sp.PD (Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Cikarang).