TBC atau tuberkulosis merupakan penyakit infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat ditularkan oleh penderita TB melalui batuk atau bersin yang menyebar ke udara. Tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, penyakit ini juga dapat tertular pada anak-anak. Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.
Apa penyebab TBC pada anak?
Adapun penyebab dari maraknya kasus TBC pada anak dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah anak yang sering digendong dan dicium oleh orang lain. Hal tersebut terjadi dikarenakan penularan TBC oleh penderita terjadi ketika penderita batuk atau bersin. Kemudian jika penderita melakukan kontak langsung seperti mencium dan memeluk anak-anak, terutama yang daya tahan tubuhnya kurang bagus, maka anak tersebut memiliki risiko tinggi untuk terpapar TBC.
Bagaimana gejala TBC pada anak?
Terdapat beberapa gejala yang umumnya terjadi pada anak yang terpapar TBC, diantaranya:
- Batuk dalam jangka waktu lama yang tidak kunjung sembuh bahkan lebih dari 3 minggu.
- Demam selama lebih dari 2 minggu.
- Batuk disertai dengan darah.
- Tubuh lemah dan tidak berenergi.
- Anak kehilangan nafsu makan.
- Berat badan tetap atau bahkan turun dalam jangka waktu dua bulan.
- Berkeringat di malam hari.
- Terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Apa pengobatan yang dapat dilakukan untuk TBC pada anak?
Apabila anak sudah dinyatakan positif TBC oleh dokter, maka anak akan langsung direkomendasikan untuk menjalani pengobatan. Pengobatan pencegahan pada anak yang memiliki kontak erat dengan pasien TB berupa obat antituberkulosis (OAT) isozinaid yang harus dikonsumsi setiap harinya selama 6-9 bulan. Sedangkan untuk anak dengan TBC aktif akan diberikan 3 jenis obat antituberkulosis, yaitu isozinaid, pyrazinamid, serta rifampicin.
Bagaimana cara mencegah penularan TBC pada anak?
Sebagai langkah aktif
- Pasien TBC wajib menutup mulut atau hidung ketika batuk maupun bersin menggunakan tisu, kemudian langsung membuang tisu ke tempat sampah.
- Tidak sembarangan membuang ludah karena dapat menjadi media penularan kuman.
- Tetap menjaga kebersihan rumah dan memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik agar anak dapat menghirup udara segar.
- Tidak membiarkan anak untuk tidur bersama dengan orang lain, serta dicium maupun digendong secara sembarangan oleh orang lain.
Artikel ditulis oleh dr. Anisa Setiorini, Sp. A (Spesialis Anak RS EMC Sentul).