Ternyata Obesitas Mampu Memicu Pengapuran pada Tulang Anda

Banyak yang telah mengetahui bahwa kegemukan atau obesitas adalah salah satu kondisi yang cenderung lebih rentan terkena berbagai penyakit, mulai dari diabetes, kolesterol tinggi, juga tekanan darah tinggi. Namun, selain penyakit-penyakit tersebut ternyata ada masalah kesehatan lain yang tak kalah membahayakan penderitanya, seperti masalah pengapuran sendi tulang.

Penyakit pengapuran sendi tulang secara medis disebut osteoarthritis. Area yang biasa terkena penyakit ini antara lain tangan, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa sendi-sendi yang lain bisa terserang penyakit tersebut. Risiko penyakit osteoarthritis ini lebih besar dimiliki oleh orang-orang yang memiliki berat badan berlebih karena orang dengan berat badan berlebih cenderung memiliki beban tambahan pada area pinggul dan lututnya. Menurut John Hopkins Arthritis Center, setiap kelebihan berat badan sebesar 10 pon dapat meningkatkan beban pada sendi lutut hingga 30-60 pon pada setiap langkah. Jika hal ini terus terjadi selama bertahun-tahun, beban tersebut terus menghimpit kartilago yang menjadi bantalan sendi sehingga bantalan sendi tersebut menjadi terkikis dan lebih cepat rusak. Kondisi tersebutlah yang mempercepat proses terbentuknya penyakit osteoarthritis dengan kondisi sendi yang terasa nyeri dan bengkak. Selain merasakan nyeri dan kekakuan pada area sendi, ada juga beberapa gejala lain yang dapat dirasakan, seperti kelenturan sendi yang menurun, juga sensasi tidak nyaman serta suara gesekan pada sendi ketika digerakkan.

Para peneliti juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara kegemukan dengan penyebab pengapuran tulang. Penelitian memperlihatkan bahwa kelebihan jaringan lemak dalam tubuh menghasilkan bahan-bahan kimia, berupa sitokin, yang menjadi penyebab peradangan serta dapat merusak persendian.

Jika Anda mengalami pengapuran tulang akibat obesitas, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya, seperti langkah-langkah berikut ini.

Lakukan Upaya Penurunan Berat Badan

Bagi penderita obesitas, penurunan berat badan dibutuhkan agar beban tekanan pada sendi menjadi berkurang dan tidak memperburuk kondisi osteoarthritis. Penurunan berat badan bagi penderita obesitas sebaiknya dilakukan dengan bimbingan dari dokter gizi agar program penurunan badan bisa dilakukan secara efektif dan aman. Pada program penurunan berat badan ini, biasanya penderita obesitas akan disarankan untuk mengurangi asupan kalori dan menjalankan kebiasaan makan yang lebih sehat.

Asupan kalori harian yang dianjurkan untuk wanita adalah sekitar 1400 kalori, sedangkan untuk pria adalah sekitar 1900 kalori. Cara terbaik menjalankan pola makan sehat untuk menurunkan berat badan adalah dengan mengganti makanan atau minuman tinggi kalori dengan pilihan makanan yang mengandung banyak serat, seperti sayur dan buah, serta menghindari makanan dengan kadar garam dan gula yang tinggi.

Olahraga Secara Teratur

Selain menurunkan berat badan dengan mengganti pola makan, Anda juga disarankan untuk rutin melakukan olahraga agar dapat mencegah penambahan berat badan dan mempertahankan penurunan berat badan yang aman.

Olahraga secara teratur sangat penting dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas dan menguatkan otot-otot di sekitar sendi yang mengalami pengapuran. Aktivitas ini akan membuat sendi menjadi lebih stabil sehingga dapat mengurangi tingkat keparahan osteoarthritis. Namun, pastikan olahraga yang dilakukan tidak berlebihan karena olahraga yang berat justru cenderung dapat memperburuk masalah yang diderita. Anda bisa memilih jenis olahraga yang ringan, seperti berolahraga menggunakan sepeda statis, berenang, atau berjalan kaki.

Selain menerapkan pola makan sehat dan aktif berolahraga, penderita osteoarthritis juga disarankan untuk melakukan terapi Pulsed Radiofrequency (PRF) agar kondisi pengapuran dapat diatasi secara tuntas. Pulsed Radiofrequency (PRF) sendiri merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan memanipulasi bagian saraf yang berfungsi dalam mengirim sinyal nyeri dengan bantuan medan listrik dari elektroda RF.

Pulsed Radiofrequency ini sering digunakan untuk kasus-kasus nyeri kronis atau nyeri yang terjadi selama lebih dari tiga bulan, seperti kasus nyeri pada area tulang belakang (leher, punggung dan pinggang) dan sendi facet maupun nyeri pada piringan sendi yang memengaruhi bantalan tulang belakang.

Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami pengapuran tulang, segera dapatkan penanganan melalui prosedur Pulsed Radiofrequency di EMC Pain Management Center agar sendi tulang Anda bisa pulih dengan lebih cepat. Terapi PRF ini berlangsung kurang lebih sekitar 30 menit hingga satu jam dengan pemberian obat anestesi lokal sebelum injeksi untuk memberikan kenyamanan saat jarum radiofrequency diinjeksikan.

Dokter akan menggunakan alat bantu fluoroscopy (x-ray) untuk memposisikan elektroda RF sedekat mungkin dengan saraf yang dituju. Setelah elektroda berada pada posisi yang tepat, prosedur PRF akan dilakukan. Secara umum, terapi Pulsed Radio Frequency ini tidak memiliki efek samping yang serius, hanya nyeri yang bersifat sementara atau perubahan warna kulit pada lokasi injeksi yang akan hilang seiring dengan pulihnya tubuh. Jangan biarkan kondisi pengapuran sendi tulang semakin parah, tangani segera dengan gaya hidup sehat dan terapi PRF yang akan membuat Anda kembali menikmati hidup yang berkualitas. #LiveExcellently