Terapi Hemodialisis (HD) dan Hemodiafiltrasi (HDF), Apa Perbedaannya?

Ginjal merupakan salah satu organ dari sistem ekskresi yang berfungsi untuk menyaring limbah dan racun yang ada di dalam darah lalu membuangnya dalam bentuk urin. Seseorang yang mengalami gangguan atau penyakit pada ginjal maka limbah dan racun pada darah tidak dapat tersaring dengan baik. Limbah dan racun yang mengendap dalam darah akan berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan tepat. Maka dari itu, ada terapi yang dapat dilakukan oleh pasien dengan penyakit ginjal yaitu hemodialisis dan hemodiafiltrasi.

Apa saja perbedaan antara hemodialisis dan hemodiafiltrasi, mari kita bahas selengkapnya di sini!

Hemodialiasis (HD)

Hemodialisis atau yang kerap disebut cuci darah adalah terapi yang dibutuhkan oleh pasien dengan penyakit ginjal sehingga ginjalnya tidak berfungsi dengan optimal. Hemodialisis dapat disebut juga sebagai cuci darah diluar tubuh yang seharusnya dilakukan oleh organ ginjal di dalam tubuh. Hemodialisis dapat membantu mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan mineral di dalam darah seperti natrium, kalium dan kalsium. Hemodialisis bukan untuk menyembuhkan melainkan terapi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Hemodialisis direkomendasikan kepada pasien yang fungsi ginjalnya menurun hingga 15 persen atau pasien yang memiliki gejala berat yang disebabkan oleh penyakit ginjal seperti sesak napas, kelelahan, kram otot, mual dan muntah.

Hemodialisis dilakukan menggunakaan mesin khusus yang akan bertugas sebagai ginjal artifisial atau ginjal buatan. Mesin ini akan mencuci darah untuk menyingkirkan limbah dan racun serta air berlebih yang ada di dalam darah pasien. Pasien akan dimasukkan jarum di pembuluh darah untuk menyambungkan aliran darah ke mesin hemodialisis. Darah akan dicuci di dalam mesin, setelah proses penyaringan selesai maka darah bersih akan dialirkan ke dalam tubuh pasien. Proses hemodialisis membutuhkan waktu setidaknya empat jam, dan pasien perlu menjalani terapi sebanyak dua atau tiga sesi dalam seminggu.

Baca juga: Deteksi Dini Penyakit Gagal Ginjal Kronis dan Cara Penyembuhannya!

Hemodiafiltrasi (HDF)

Terapi hemodiafiltrasi tidak jauh berbeda dengan hemodialisis yakni menggantikan peran ginjal untuk menyaring darah dari limbah dan racun. Hemodiafiltrasi merupakan kombinasi dari 2 teknik yakni hemodialisis (difusi) dan hemofiltrasi (konveksi) untuk meningkatkan penyaringan dan pembersihan zat terlarut pada spektrum dengan berat molekul yang lebih luas. Mesin hemodiafiltrasi dapat dikatakan lebih baik dari mesin hemodialisis biasa.

Beberapa keunggulan hemodiafiltrasi yaitu:

  • Mengeluarkan racun-racun dalam ukuran yang kecil, sedang maupun besar di dalam tubuh
  • Menurunkan resiko kematian lebih tinggi
  • Menurunkan potensi pasien menjalani rawat inap
  • Meminimalisir penyebab turunnya nafsu makan
  • Mengurangi efek samping cuci darah seperti gatal-gatal, tekanan darah rendah, pusing dan mual.

Hemodiafiltrasi ideal diberikan kepada pasien yang mempunyai kondisi jantung dan tekanan darah tidak stabil. Tidak semua pasien yang mengalami gangguan ginjal dapat melakukan hemodiafiltrasi. Pasien dengan jumlah Quick of Blood (Qb) diatas 300 maka dapat melakukan terapi hemodiafiltrasi.

Hemodialisis dan hemodiafiltrasi hanya dapat dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas tersebut. Rumah Sakit EMC Alam Sutera memiliki pelayanan hemodialisis dan hemodiafiltrasi dengan mesin teknologi yang canggih. Sobat EMC yang membutuhkan hemodialisis dan hemodiafiltrasi dapat menghubungi RS EMC Alam Sutera untuk konsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Artikel ditulis oleh dr. Mirna Nurasri Praptini, Sp.PD, M.Epid, KGH, FINASIM (Spesialis Penyakit Dalam – Konsultan Ginjal Hipertensi RS EMC Alam Sutera & Tangerang).