Imunisasi anak merupakan salah satu cara pencegahan penularan penyakit. Pemerintah sudah menetapkan 5 vaksinasi dasar yang wajib anak dapatkan sebelum mereka berusia 1 tahun. Sayangnya, banyak anak yang terlambat imunisasi karena orangtua sering lupa ataupun tak sempat. Lalu, apa yang akan terjadi bila anak telat imunisasi? Bagaimana caranya supaya orangtua selalu ingat jadwal imunisasi anak? Berikut penjelasan lengkapnya!
Manfaat imunisasi bagi anak-anak
Manfaat imunisasi adalah untuk mencegah serta mengurangi risiko komplikasi akibat penyakit-penyakit yang berbahaya dan menular. Saat anak telah mendapatkan vaksinasi, tubuhnya akan secara otomatis sudah lengkap dengan sistem imun yang bekerja spesifik untuk melawan virus atau bakteri penyebab penyakit tersebut. Sebaliknya, apabila anak tidak mendapatkan vaksinasi tersebut, anak akan lebih berisiko tertular penyakit berbahaya dan mengalami komplikasi yang parah.
Anak yang tak mendapatkan vaksinasi juga berisiko menularkan penyakit yang mereka derita ke orang lain. Sehingga hal itu dapat menyebabkan wabah penyakit dan tingkat kematian akan semakin tinggi.
Bagaimana jika anak terlambat imunisasi?
Karena berbagai faktor, misalnya anak sedang sakit atau karena kesibukan orang tua, seringkali anak tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal, tidak lengkap, bahkan mungkin tidak mendapatkan imunisasi sama sekali. Bagaimana jika hal ini terjadi?
Jika telat beberapa hari dari jadwal, segera konsultasi ke dokter. Umumnya, dokter akan menganjurkan anak untuk melakukan vaksinasi susulan. Hal ini juga berlaku apabila telat atau melewatkan vaksinasi yang harus anak dapatkan dalam satu rangkaian, misalnya polio. Vaksinasi polio terdiri dari empat rangkaian, saat bayi baru lahir, usia dua bulan, tiga bulan dan empat bulan. Jika anak terlambat mendapatkannya, Ia tetap masih bisa melanjutkannya tanpa harus mengulanginya dari awal.
Kita juga dapat menanyakan info vaksinasi di pusat kesehatan karena umumnya mereka memberikan vaksinasi gratis, seperti rumah sakit daerah (RSUD), Puskesmas, maupun Posyandu. Jangan ragu bertanya atau meminta penjelasan ke dokter maupun bidan terkait program dan jadwal imunisasi yang akan dilakukan anak nantinya.
Minta penjelasan tentang jenis vaksin yang digunakan, merek vaksinnya, hingga efek samping imunisasi dan hal-hal lain yang harus diwaspadai setelah imunisasi. Jika merasa belum mengerti silakan tanyakan dengan dokter sampai benar-benar paham.
Selain itu, orang tua harus memahami hal-hal yang dokter catat dalam buku catatan vaksinasi. Meski dokter yang menulis buku catatan vaksinasi, tetapi buku itu adalah milik orang tua. Maka, penting bagi orangtua untuk memahaminya juga. Dengan begitu, anak tidak akan lagi terlambat imunisasi.
Cara agar orang tua tidak melupakan jadwal imunisasi anak
Penting bagi orangtua untuk membawa bayi dan anak-anaknya mendapatkan imunisasi dengan jadwal yang tepat. Berikut ini beberapa tips agar tidak lupa jadwal imunisasi:
- Catat tanggal vaksinasi berikutnya di buku imunisasi
Imunisasi yang diberikan bukan hanya satu jenis saja, melainkan ada banyak sekali jenis dan jadwal yang berbeda-beda. Akan rawan lupa jika tidak dicatat. Untuk itu, tiap orangtua yang membawa anaknya imunisasi pertama kali akan dibekali buku catatan. Dalam buku tersebut, orangtua dapat mengetahui jenis imunisasi apa saja yang sudah dan belum dilakukan, kapan jadwal imunisasi berikutnya, dan catatan-catatan terkait lainnya. Jangan sampai buku ini hilang, karena berguna hingga anak dewasa.
- Pasang alarm pengingat
Selain mengandalkan catatan di buku imunisasi, pasang alarm pengingat di tanggal-tanggal imunisasi yang sudah dijadwalkan. Atur alarm satu hari sebelum dan di hari H supaya bisa bersiap-siap dan tidak perlu lagi khawatir jadwal imunisasi terlewat.
Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan saat anak terlambat mendapatkan imunisasi. Tak ketinggalan, hal yang perlu diingat adalah tidak ada kata terlambat untuk menyusulkan imunisasi yang sudah terlanjur terlewat. Perlu selalu diingat bahwa melakukan imunisasi tak hanya melindungi anak terkena berbagai penyakit berbahaya, tapi juga mencegah penularan penyakit ke orang lain.
Artikel ditulis oleh dr. Amy Diana Ruth Oppusunggu, Sp.A (Spesialis Anak RS EMC Sentul).