Karang Gigi pada Anak: Apakah Berbahaya? Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya

Sebagian orang tua mungkin mengira karang gigi hanya terjadi pada orang dewasa. Padahal, karang gigi juga bisa muncul sejak usia anak-anak, terutama jika kebersihan mulut tidak dijaga dengan baik. Meski tampak sepele, karang gigi yang dibiarkan bisa menyebabkan gangguan serius pada kesehatan gigi dan gusi anak.

Apa Itu Karang Gigi?

Karang gigi dalam istilah medis disebut kalkulus, adalah plak yang mengeras dan menempel pada permukaan gigi. Plak ini terbentuk dari sisa makanan, bakteri, dan air liur. Jika tidak dibersihkan secara rutin, plak akan mengeras dan membentuk karang gigi dalam waktu 24–72 jam.

Mengapa Karang Gigi Bisa Terjadi pada Anak?

Karang gigi pada anak umumnya terjadi karena:

  1. Kebiasaan menyikat gigi yang tidak rutin atau tidak tepat
  2. Konsumsi makanan manis dan lengket berlebihan
  3. Kurangnya pengawasan orang tua saat anak menyikat gigi
  4. Tidak pernah melakukan pemeriksaan gigi rutin

Bahayakah Karang Gigi pada Anak?

Jawabannya adalah Ya, jika dibiarkan, karang gigi yang menumpuk bisa menyebabkan berbagai masalah, antara lain:

  1. Radang gusi (gingivitis)
  2. Bau pada mulut
  3. Gusi berdarah saat menyikat gigi
  4. Kerusakan gigi (gigi berlubang)
  5. Gigi goyang hingga tanggal lebih cepat

Masalah-masalah ini bisa memengaruhi kesehatan mulut dan tumbuh kembang anak, terutama dalam hal makan, berbicara, dan kepercayaan diri.

Bagaimana Cara Mengatasi Karang Gigi pada Anak?

Karang gigi tidak bisa dihilangkan hanya dengan menyikat gigi, melainkan perlu penanganan profesional oleh dokter gigi anak. Scaling gigi adalah prosedur pembersihan karang gigi dengan menggunakan alat getar bernama scaler ultrasonic, alat getar tersebut berfungsi untuk melepaskan karang atau plak yang menempel di gigi.

Tips Mencegah Karang Gigi pada Anak

  1. Biasakan menyikat gigi 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
  2. Gunakan pasta gigi berfluoride 1000 ppm dengan takaran yang sesuai dengan usia anak
  3. Batasi makanan manis dan lengket seperti permen, cokelat, dan kue manis.
  4. Rutin periksa ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, meskipun tidak ada keluhan.
  5. Ajarkan anak teknik menyikat gigi yang benar, bisa dengan bantuan cerita atau lagu.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mulai melihat adanya noda kuning atau kecokelatan di gigi anak yang tidak hilang meski disikat, segera konsultasikan ke dokter gigi anak. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko terjadinya kerusakan gigi permanen.

Menjaga kesehatan gigi anak bukan hanya tentang senyum yang indah, tapi juga bagian penting dari tumbuh kembang mereka. Dengan perhatian sejak dini, masalah seperti karang gigi bisa dicegah dan ditangani dengan mudah. Jangan ragu untuk mulai membiasakan kunjungan rutin ke dokter gigi anak, agar si kecil tumbuh dengan gigi yang sehat dan percaya diri.

Artikel ditulis oleh drg. Farah Syarafina, Sp.KGA (Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak RS EMC Pekayon).