
Dalam kegiatan sehari-hari, kita sering menggunakan siku tangan, entah itu untuk hal-hal sederhana seperti membuka pintu, menyapu, mengetik, atau menggunting, sampai aktivitas yang melibatkan gerakan lengan berulang seperti bermain tenis, bulu tangkis, berenang, atau golf. Kalau gerakan-gerakan ini dilakukan terlalu sering atau berlebihan bisa menyebabkan cedera pada siku, siku tangan sakit jika diluruskan, dan bahkan mengalami Tennis Elbow Syndrome. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Apa Itu Tennis Elbow Syndrome?
Tennis Elbow Syndrome atau dalam istilah medis juga dikenal sebagai epikondilitis lateral merupakan kondisi yang ditandai dengan munculnya nyeri dan peradangan akibat kerusakan pada otot serta tendon di sekitar siku. Sendi siku sendiri terbentuk dari tulang lengan atas (humerus), tulang siku (ulna), dan bagian yang memungkinkan pergerakan memutar.
Ketika otot dan jaringan penghubung antara otot dan tulang (tendon) di area siku mendapatkan tekanan berlebih secara terus-menerus, bagian luar siku bisa mengalami peradangan, bahkan berisiko mengalami robekan. Pada beberapa kasus, siku tangan sakit jika diluruskan terutama saat digunakan untuk mengangkat atau menggenggam benda ringan.
Aktivitas yang Bisa Memicu Tennis Elbow Syndrome
Tennis elbow muncul karena otot lengan bawah, khususnya extensor carpi radialis brevis (ECRB) yang digunakan secara berlebihan dan berulang. Otot ini berperan penting dalam gerakan mengangkat serta memutar pergelangan tangan.
Saat otot ini terus-menerus diberi beban tanpa cukup waktu untuk pulih, tendon yang menempel pada bagian luar siku bisa mengalami robekan kecil. Jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, robekan tersebut dapat memicu peradangan yang menyebabkan siku tangan sakit jika diluruskan dan melemahnya area di sekitar siku.
Beberapa aktivitas yang dapat memicu tennis elbow syndrome meliputi:
- Beberapa olahraga yang menggunakan alat raket seperti, squash, tenis, atau badminton.
- Golf dan renang.
- Bola voli dan bola basket.
- Aktivitas rumah tangga atau pekerjaan seperti, memukul paku dengan palu, memutar kunci, menggunakan obeng secara berulang, dan sejenisnya.
- Kegiatan sehari-hari, keterampilan dan seni seperti mengetik atau bekerja lama di komputer, menggunting, melukis atau memahat.
Aktivitas-aktivitas tersebut jika dilakukan terus-menerus tanpa jeda, dapat menyebabkan stres mikro pada otot ECRB dan memicu cedera tennis elbow.
Gejala yang Dirasakan Penderita Tennis Elbow Syndrome
Seseorang yang mengalami Tennis Elbow Syndrom biasanya ditandai dengan mengalami nyeri pada bagian luar siku yang menjalar ke lengan bawah, bahkan sampai pergelangan tangan. Rasa sakit biasanya muncul saat lengan digunakan, tapi bisa juga tetap terasa meski sedang tidak beraktivitas. Gejala umumnya meliputi:
- Nyeri di sisi luar siku.
- Merasakan nyeri yang merambat ke lengan bawah sampai pergelangan tangan.
- Siku tangan sakit jika diluruskan, ditekuk, atau saat mengangkat tangan.
- Pergelangan tangan menjadi lemah sehingga sulit untuk menggenggam atau mengangkat barang-barang ringan.
- Sensasi kesemutan atau mati rasa di jari
- Siku terasa kaku, terutama saat bangun tidur
Pilihan Penanganan untuk Tennis Elbow Syndrome
Tennis elbow syndrome bisa membaik dengan istirahat dan konsumsi obat pereda nyeri sesuai anjuran dokter. Namun, jika keluhan tidak kunjung reda, penanganan medis lanjutan mungkin diperlukan. Perlu diingat, hindari memijat bagian yang sakit tanpa pengawasan tenaga medis, karena bisa memperburuk kondisi.
Berikut beberapa metode pengobatan yang bisa dipertimbangkan:
- Suntik steroid untuk meredakan nyeri dan peradangan
- Suntikan lain seperti botoks, PRP, atau proloterapi
- Prosedur TENEX, yaitu teknik menghilangkan jaringan tendon yang rusak dengan gelombang ultrasonik
- Fisioterapi untuk memulihkan kekuatan dan fleksibilitas otot
- Terapi ultrasound atau shockwave (gelombang kejut) digunakan untuk mempercepat proses pemulihan dengan bantuan gelombang suara.
- Jika tidak ada perbaikan setelah 6–12 bulan, tindakan operasi dapat dipertimbangkan. Prosedur yang dapat dipertimbangkan yaitu artroskopi maupun pembedahan terbuka.
Tennis Elbow Syndrome merupakan kondisi yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak segera ditangani dengan tepat. Meski sebagian besar kasus dapat membaik dengan istirahat dan perawatan sederhana, penting untuk tetap waspada apabila gejala tak kunjung membaik atau justru semakin parah.
Penanganan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dapat membantu proses pemulihan lebih cepat serta mencegah kerusakan lebih lanjut pada otot dan sendi. Untuk hasil optimal, konsultasikan langkah penanganan dengan dokter agar sesuai dengan kondisi masing-masing.
Artikel ditulis oleh dr. Merie Octavia, Sp.KFR (Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RS EMC Alam Sutera).