Self Harm: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Tidak hanya fisik yang harus dijaga kesehatannya, kesehatan mental juga sangat penting dijaga karena keduanya saling berhubungan. Ketika bicara tentang kesehatan mental, para penderitanya bukan lagi para orang lanjut usia. Ya, kesehatan mental bisa menyerang generasi muda. Dan lebih banyak memang saat ini menyerang generasi muda, ujar dr. Gabriella Tantular Sp. KJ. Penyakit kesehatan mental misalnya Self Harm. 

Apa itu self harm?

Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (Psychiatrist), dr. Gabriella Tantular Sp. KJ dari RS EMC menjelaskan, Self harm adalah perilaku di mana seseorang melakukan perbuatan yang menyakiti diri sendiri, biasanya merupakan cara untuk mengatasi pikiran yang berat atau perasaan yang sedih. Biasanya perilaku yang ditemukan adalah cutting, burning atau minum obat-obatan atau bisa juga perilaku yang dapat menyebabkan cedera dan perilaku berisiko tinggi lainnya.

Self harm biasanya dimulai sebagai cara untuk melepaskan tekanan dari pikiran yang berat. Perilaku ini dapat memberikan rasa yang nyaman namun hanya sementara saja karena masalah utama yang menyebabkan perilaku ini masih belum dapat terselesaikan.

Faktor risiko yang menyebabkan self harm

Self harm dapat dilakukan oleh siapa saja. Sekitar 10% dewasa muda pernah melakukan self harm, dan hal ini banyak dilakukan mulai umur 12 tahun. Walaupun self harm dapat dilakukan oleh siapa saja, namun ada faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko melakukan self harm, di antaranya adalah riwayat pernah mengalami gangguan mental sebelumnya, dewasa muda yang tidak dalam pengawasan orang tua, adanya kerabat yang melakukan bunuh diri. Walaupun begitu, perilaku ini dapat ditemukan juga pada orang-orang yang tidak mempunyai risiko seperti di atas, demikian juga sebaliknya, pada orang yang memiliki faktor risiko tersebut belum tentu melakukan self harm.

Lanjut dr. Gabriella Tantular Sp. KJ umumnya semua orang dapat mengalami stres dan kecemasan, namun sebagian dapat mengatasinya dengan membicarakan hal-hal yang memberatkan tersebut dengan keluarga atau teman, sedangkan sebagian yang lain mungkin mengalami kesulitan dalam mengungkapkan hal yang memberatkan ini. Ketika kita tidak dapat mengungkapkan hal yang dapat menyebabkan emosi seperti marah, stres ataupun cemas, tekanan tersebut bisa bertumpuk dan sulit untuk dihadapi. Sebagian orang akan mengubah hal ini menjadi perilaku  menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan yang sulit diungkapkan.

Alasan tiap orang untuk melakukan self harm bisa berbeda-beda, namun alasan yang sering ditemukan antara lain adalah masalah keluarga, masalah dengan teman, bullying, depresi, cemas, rasa rendah diri, perubahan lingkungan seperti pindah sekolah, penggunaan narkoba ataupun alkohol.

Self harm bukanlah perilaku untuk mencari perhatian, seringkali orang yang melakukan self harm tidak pernah mengatakan perilaku ini kepada orang lain dan bahkan sulit bagi mereka untuk memberanikan diri mencari pertolongan.

Tips menghadapi self harm

Apa yang dapat dilakukan dalam menghadapi self harm? Langkah pertama yang sangat penting dilakukan adalah berani untuk membicarakan hal ini. Untuk membicarakan perilaku ini membutuhkan kekuatan dan keberanian, dan hal ini dapat meringankan beban. Jangan ragu untuk meminta bantuan, membicarakan perasaan yang ada bukanlah pertanda kelemahan, namun dapat menunjukkan bahwa kita mampu merawat diri dan melakukan hal yang diperlukan untuk menjaga kesehatan mental. 

You don’t have to be perfect to be amazing

Artikel ditulis oleh dr. Gabriella Tantular Sp.KJ (Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di RS EMC Cikarang).