Seberapa Penting Minum Vitamin atau Suplemen Selama Pandemi COVID-19?

Apa perbedaan vitamin dan suplemen?

Vitamin adalah senyawa organik yang banyak terdapat dalam sayur dan buah yang kita konsumsi. Vitamindan mineral diperlukan oleh tubuh untuk menunjang kinerja organ tubuh kita sehari-hari. Tanpa asupan vitamin dan mineral yang cukup, kita dapat mengalami gejala fisik. Contohnya, saat tubuh kekurangan vitamin C kita dapat mengalami sariawan atau gusi berdarah; kita bisa mengalami beri-beri saat kekurangan vitamin B1; dan kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penurunan imunitas.

Sedangkan, suplemen adalah zat tambahan yang mengandung nutrisi baik untuk tubuh kita. Suplemen diolah di pabrik dan dproduksi dengan berbagai rupa: pil, kapsul, tablet, ataupun cairan. Satu jenis suplemen pada umumnya mengandung beberapa vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. Kita dapat mengonsumsi suplemen tambahan dengan dosis minimal jika kita tidak mendapatkan berbagai zat tersebut secara alami dari makanan kita sehari-hari. Tentu saja, kebutuhan seseorang terhadap vitamin dan mineral spesifik pada kondisi tubuh setiap orang.

Apa benar dengan mengonsumsi suplemen kita bisa mencegah COVID-19?

Untuk mencegah agar tidak terpapar COVID-19, pertama-tama kita harus tetap menjalankan protokol kesehatan: mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak. Peranan vitamin dan mineral adalah untuk mencegah agar imunitas kita tidak menurun, sehingga dapat menangkal terjadinya komplikasi akibat COVID-19.

Vitamin dan mineral tetap diperlukan untuk menunjang kinerja tubuh kita meskipun kita sedang beraktivitas di rumah saja. Utamanya, sebagian besar kebutuhan ini dapat terpenuhi ketika kita memiliki pola makan yang baik. Kebutuhan gizi setiap orang akan berbeda-beda. Zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat dan air tetap harus disesuaikan kembali dengan kebutuhan seseorang berdasarkan usia, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan, aktivitas fisik dan kondisi spesifik yang sedang dialami seseorang.

Pada umumnya, ASI eksklusif sudah cukup untuk melindungi bayi dan balita, sedangkan dosis suplemen minimal juga biasanya sudah dapat mencukupi kebutuhan anak-anak. Bagi usia produktif dan dewasa, kondisi-kondisi tertentu seperti underweight, mengalami penyakit kronis, dan penyakit kritis lainnya akan membutuhkan vitamin dan mineral dengan kadar yang lebih tinggi. Bagi lansia yang mulai mengalami penurunan nafsu makan, vitamin khusus penambah nafsu makan dan beberapa vitamin dan mineral diharapkan akan meningkatkan imunitas, meningkatkan nafsu makan, memperbaiki keluhan dan juga meningkatkan kualitas hidup pasien.

Selain mencukupi nutrisi tubuh, kita juga harus terus melakukan aktivitas fisik agar vitamin dan segala nutrisi yang telah masuk ke dalam tubuh bisa dengan efektif menunjang kinerja tubuh kita. Aktivitas fisik bisa berupa apa saja: olahraga, memasak, bersih-bersih rumah, dan masih banyak lagi. Selain untuk menyehatkan tubuh, aktivitas fisik juga mampu mengeluarkan hormon stres sehingga tingkat imunitas bertambah. Upaya meningkatkan imunitas memang tidak bisa dengan cara sekadar memperbaiki satu faktor saja, melainkan mencari keseimbangan antara semuanya: makanan, minuman, aktivitas fisik, durasi serta kualitas tidur, hingga tingkat stres.

Untuk pasien penderita COVID-19, dokter akan memberikan kebutuhan nutrisi yang lebih spesifik. Biasanya, dokter akan memberikan suplemen tambahan berupa mineral, vitamin D, vitamin C, probiotik, zinc, omega 3, dan curcuma.

Berapa banyak suplemen dan vitamin yang sebaiknya kita konsumsi dalam satu hari?

AKG (Angka Kecukupan Gizi) menunjukkan bahwa kebutuhan suplemen dan vitamin minimal  bisa kita dapatkan dari sayur sebanyak 3-5 porsi sehari dan buah sebanyak 2-3 porsi sehari. Berdasarkan AKG, kita membutuhkan vitamin C sebesar 75-90 mg yang bisa kita dapatkan dengan cara mengonsumsi buah jeruk atau stroberi sebanyak 2-3 porsi. Jika ditambah dengan mengonsumsi berbagai sayur dan buah lainnya, semakin mudah pula bagi kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Tak perlu terburu-buru mencari vitamin atau suplemen. Hal terpenting yang harus kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral bagi kita adalah mengonsumsi makanan yang penuh nutrisi. Namun, jika kondisi kita sehari-hari memang kurang prima karena merupakan seorang perokok aktif atau pasif, sering kurang tidur, juga sering terpapar polusi, maka mengonsumsi vitamin dan suplemen bisa menjadi pilihan.

Bagaimana caranya agar selama beraktivitas di rumah saja kita tidak kelebihan berat badan?

Naiknya berat badan secara drastis selama beraktivitas di rumah saja sangat mungkin terjadi karena asupan kalori harian yang berlebihan. Dua hal yang sangat memengaruhi berat badan kita adalah berapa jumlah kalori yang kita konsumsi dan berapa jumlah kalori yang kita bakar sehari-hari dalam tubuh. Selama pandemi, kegiatan kita menjadi lebih sedikit. Kemudahan memesan makanan dari rumah dan jenis makanan processed food (makanan mudah dicerna dan kalorinya sangat tinggi) yang kita konsumsi juga merupakan faktor utama. Faktanya, satu gelas minuman boba mengandung kurang lebih 400 kalori, sama seperti kalori satu porsi makanan utama!

Agar berat badan tidak naik, alangkah baiknya jika kita berusaha mengonsumsi makanan segar seperti sayur yang memiliki kalori yang rendah. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan segala kebaikan dari makanan bernutrisi padat dengan nilai kalori yang rendah. Kita dianjurkan mengonsumsi setidaknya 80% makanan sehat, segar dan tidak terlalu banyak melalui pemrosesan, dan 20% lainnya boleh diperuntukkan bagi snack atau minuman kemasan/hasil proses. 

Itu dia beberapa hal penting yang perlu kita ketahui mengenai pentingnya konsumsi vitamin dan suplemen selama masa pandemi COVID-19. Sebelum mengonsumsi suplemen tambahan, alangkah baiknya jika Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis gizi di RS EMC agar bisa mendapatkan rekomendasi yang paling tepat demi hidup yang lebih sehat. #LiveExcellently

Artikel ditulis oleh dr. Kristina Joy Herlambang, BMedSci (Hons), MGizi, SpGK-FINEM (Spesialis Gizi Klinik EMC Tangerang).