Rambut rontok merupakan masalah umum yang sering dialami oleh banyak orang. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti gaya hidup yang tidak sehat, stres, pola makan yang buruk, atau efek samping dari penggunaan produk kimia pada rambut. Namun, rambut rontok yang tidak terkendali juga bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, salah satunya adalah lupus.
Lupus, atau lebih dikenal sebagai lupus eritematosus sistemik (LES), adalah penyakit autoimun kronis yang dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, dan organ lainnya. Autoimun kronis merupakan kondisi dimana antibodi tubuh tidak dapat berfungsi secara normal dan berbalik menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat. Penyakit autoimun ini terkenal dengan sebutan "penyakit seribu wajah" karena sulit terdeteksi dan menimbulkan gejala yang berbeda antara penderita yang satu dengan yang lainnya. Salah satu gejala yang sering dikaitkan dengan lupus adalah kerontokan rambut yang tidak normal atau disebut juga dengan alopesia.
Alopesia adalah kondisi medis yang ditandai oleh kehilangan rambut pada kulit kepala atau bagian tubuh lainnya. Pada kasus lupus, alopesia bisa menjadi salah satu tanda awal atau gejala yang menyertai penyakit ini. Rambut yang rontok akibat lupus biasanya terjadi dalam jumlah yang banyak dan cenderung terjadi secara merata di seluruh kulit kepala, dan proses kerontokan ini akan terjadi secara bertahap. Bahkan dalam beberapa situasi, kerontokan rambut juga dapat terjadi pada alis dan bulu mata.
Deteksi dini terhadap penyakit lupus tidak cukup hanya melihat dari gejala rambut rontok, namun juga diperlukan pemeriksaan untuk mengamati gejala lainnya yang timbul. Jika Anda mengalami rambut rontok tanpa dibarengi dengan gejala lain dari lupus, maka Anda tak perlu khawatir. Sebaliknya, jika Anda mengalami rambut rontok dibarengi dengan gejala lupus lainnya, Anda perlu waspada. Berikut merupakan gejala lain yang dapat terjadi jika Anda terkena lupus:
- Kelelahan yang berlebihan
- Ruam pada kulit
- Mengalami nyeri sendi
- Sensitivitas terhadap sinar matahari
- Anemia
- Demam berkepanjangan
Penanganan Rambut Rontok Pada Lupus
Jika Anda terdeteksi menderita lupus dan ingin menangani rambut rontok yang berlebihan, maka akan dilakukan pengobatan sesuai pada tingkat keparahan lupus serta gejala yang dialami oleh Anda. Berikut ini ada beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi rambut rontok pada penderita lupus:
- Konsultasikan dengan dokter
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter dalam mengelola lupus guna mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang sesuai. - Perawatan medis
Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengontrol gejala lupus secara keseluruhan. Namun, penggunaan obat tersebut harus dalam pengawasan ketat oleh dokter, mengingat efek samping yang mungkin timbul. - Perawatan kulit kepala
Gunakan sampo yang lembut dan hindari produk yang mengandung bahan kimia keras yang dapat menyebabkan iritasi kulit kepala. Penting juga agar menjaga kebersihan kulit kepala dan menjaga kelembapan rambut dengan menggunakan kondisioner yang sesuai. - Hindari panas berlebih
Gunakan pengering rambut dengan suhu rendah atau biarkan rambut kering secara alami. Hindari penggunaan alat catokan atau pelurus rambut yang dapat menyebabkan kerusakan rambut. Lebih lanjut, hindari pula terpapar sinar matahari berlebihan karena dapat memicu lesi diskoid dan flare lupus. Anda dapat menggunakan pelindung kepala dan tabir surya. - Nutrisi yang seimbang
Konsumsi makanan sehat yang kaya akan nutrisi, termasuk protein, vitamin, dan mineral. Asupan yang tepat dapat membantu memperkuat rambut dan menjaga kesehatan kulit kepala. - Hindari stres
Stres dapat memperburuk gejala lupus, termasuk kerontokan rambut. Kelola stres Anda dengan berolahraga, bermeditasi, ataupun melakukan hobi yang menyenangkan.
Penting untuk diingat bahwa penanganan rambut rontok pada lupus akan bervariasi untuk setiap individu. Selalu berkonsultasi dengan dokter Anda atau tim medis yang merawat Anda untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi Anda.
Artikel ditulis oleh dr. Ryan Ardian Saputra, Sp.PD (Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Alam Sutera).